Tampaknya kehidupan setiap orang bergerak ke arah yang baik.
Sedangkan Samuel, dia merasa sendirian di dunia yang fana ini.
Ketika dia menerima dua undangan dari keluarga Vander, dia duduk di kursi kantornya dan terdiam untuk waktu yang sangat lama.
Bersamaan dengan undangan ini, kedua siluet pasangan bahagia itu seolah-olah sedang mengejek dirinya.
Mata kosong Samuel tertuju pada kartu di tangannya. Tenggorokannya tercekat, dan telapak tangannya secara tidak sengaja menekan jantungnya.
Sedikit sakit, dan lebih bingung!
Dia menyaksikan kebahagiaan semua orang, tetapi pada akhirnya dia menjadi semakin menyedihkan!
Wajah kurus Samuel penuh dengan kelelahan dan kelesuan. Bekerja siang dan malam, semua itu masih tidak bisa memisahkannya dari perasaannya terhadap kepergian Erika.
Dia menurunkan kelopak matanya, menyingkirkan undangan itu, meletakkan tangannya di rambutnya, tak berdaya dan dekaden!
Pada saat ini, pintu kantornya diketuk.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com