Album foto saat masa-masa SD baru saja dibuka oleh Mika, jemari panjangnya membelai kertas yang sudah menguning itu satu persatu hingga ia berhenti di suatu halaman yang menampakkan foto seorang gadis kuncir dua yang terlihat imut dan jutek dalam waktu yang bersamaan.
Mika masih ingat saat Mama-nya membawa seorang gadis cilik itu main ke rumah, Mama-nya mengatakan kalau gadis itu baru saja pindah di samping rumah mereka dan dia harus berteman baik dengannya. Awalnya Mika tidak merasa keberatan untuk berteman dengan tetangga barunya tersebut. Namun saat mengetahui gadis itu masuk ke sekolah yang sama dan juga di kelas yang sama dengannya, membuat perasaan senang di hati Mika berubah menjadi sebal.
Guru-guru yang selalu memujinya beralih memuji gadis itu, teman-teman di kelas juga mulai mengagumi gadis itu karena mereka pikir gadis itu keren dengan segala keahliannya. Bukan hanya dibidang akademik, namun ia juga pandai dibidang olahraga. Bahkan teman-teman perempuannya juga mengagumi gadis itu, mereka bilang gadis itu seperti pahlawan wanita yang melindungi mereka dari kejahilan anak laki-laki.
Mulai saat itu Mika mendeklarasikan bahwa gadis kuncir dua bernama Inggrid adalah saingan terbesarnya. Mika bertekad untuk membuat nilainya lebih tinggi dari gadis itu dan merebut perhatian guru-guru dan juga teman kelasnya lagi. Namun sekeras apapun ia berusaha, Inggrid tetap menjadi yang pertama. Sampai SMA pun dia tetap menjadi yang pertama di mata semua orang. Walapun dia tidak belajar, nilainya selalu bagus, walaupun dia membuat onar, namun guru-guru masih selalu memujinya. Hal itu yang membuat Mika marah, ia merasa dikalahkan oleh seorang gadis yang jelas-jelas tidak memiliki ambisi dalam hidupnya.
Dan Mika baru sadar bahwa ia menghabiskan sepanjang perjalanan hidupnya untuk memikirkan Inggrid, untuk membuat wanita itu melihatnya, untuk membuatnya mengakui kalau dia jauh lebih pintar dan berbakat darinya. Selain itu, Mika juga telah melewatkan banyak hal, masa remaja yang seharusnya ia gunakan untuk keren-kerenan di depan banyak gadis justru ia habiskan di perpustakaan. Malam minggu atau hari libur yang seharusnya ia gunakan untuk kencan, justru ia gunakan untuk les pelajaran tambahan.
Dengan kata lain, INGGRIDLAH YANG TELAH MENGUBAHNYA MENJADI ORANG ANTI SOSIAL!!!
Saat membalik halaman berikutnya, Mika menemukan sebuah amplop biru usang yang terjatuh dari sana. Mika berdecak sebal saat melihat amplop yang berhiaskan cap sepatunya itu. Ingatannya kembali pada malam di mana ia mendengar Inggrid dan dua sahabat psikopatnya membuat taruhan atas dirinya.
"Kalau surat ini diterima oleh Mika, apa yang akan aku dapatkan dari kalian berdua?" saat itu mereka tengah mengobrol di gazebo belakang, dekat dengan kolam renang yang dibuat oleh Papa-nya dulu.
Laki-laki yang Mika tahu bernama Deval langsung menyahuti pertanyaan Inggrid. "Aku akan menggantikan piketmu selama 2 bulan." ungkapnya seraya mengangkat dua jari ke udara.
Inggrid kemudian beralih menatap laki-laki yang Mika ketahui bernama Ando, laki-laki yang hampir tiap hari menghabiskan waktunya di rumah Inggrid. "Dan kau? Apa yang akan kau berikan padaku kalau surat ini diterima oleh murid kebanggan sekolah besok?"
Ando berpikir sejenak, kemudian sebuah kekehan keluar dari mulutnya. "Agak mustahil kalau tetangga sucimu akan menerima suratmu, Inggrid. Tapi ... ya, apa salahnya mencoba kan?" ujarnya dengan sebuah seringai misterius. "Kalau surat itu diterima, aku akan mentraktirmu sampai kau bosan."
Sinar mata Inggrid langsung menyala terang, sebuah senyum bahagia terpatri di sana. "Baiklah. Tunggu kekalahan kalian, sayang."
Mika memejamkan matanya sejenak, meresapi rasa kesal merambahi hatinya. Ia tidak akan pernah membiarkan Inggrid menang. Tidak akan! 10 tahun, itu bukan waktu yang pendek. Selama itu ia telah menanggung kekalahan dari gadis itu. Dan besok, ia akan membuktikan pada Inggrid bahwa dia akan menang.
Seperti yang sudah Mika dengar sebelumnya, bahwa acara penyerahan surat akan Inggrid lakukan saat jam istirahat, ketika semua orang sibuk berebut makanan di kantin, ketika kelas sedang sepi. Tapi sayang sekali, Mika sudah merencanakannya, ia menyuruh teman-temannya tetap tinggal di kelas dengan iming-iming sontekan untuk ulangan fisika setelah jam istirahat.
Mika masih ingat bagaimana syoknya wajah Inggrid saat memasuki kelas yang ramai. Dan Mika masih ingat bagaimana surat yang Inggrid sodorkan padanya sengaja ia tabrak hingga terjatuh dan ia injak tanpa perasaan. Tck, kalau saja surat itu Inggrid serahkan tanpa ada motif taruhan, mungkin Mika bisa mempertimbangkan untuk menerimanya.
Mika membuka amplop usang itu, menarik secarik kertas dari dalam sana dan kemudian membukanya dengan perlahan. Sebuah kertas kosong, sama sekali tak ada satu coretan tinta pun di sana. Hal itu pula yang membuat Mika kesal setengah mati dari dulu dan masih sampai saat ini.
Mika mengambil sebuah pulpen di atas meja dan mulai menggerakkannya pada kertas kosong yang sudah menguning itu. MIKA WISH LIST:
1. Makan malam
2. Nonton
3. Kencan
4. Lamaran
5. Nikah
Benar, list 1 sampai 3 itu adalah untuk menebus masa-masa remaja yang telah terlewat begitu saja dan Inggrid harus membayarnya. Sedangkan pada point 4 dan 5 itu adalah wish masa depannya, itu adalah hukuman untuk wanita itu.