Hantu? Bukan, itu bukan hantu yang menyelinap di bagian belakang punggungku. Akan tetapi, suara itu berasal dari ilusi yang pernah aku bayangkan tadi pagi. Aku telah berada di dalam ruang perkantoran yang sudah dipenuhi oleh banyaknya orang-orang.
"Emira, gawat!" seru Rendi ke arahku.
Langkahku terhenti akibat seruan dari salah satu rekanku itu.
"Ya," sahutku menoleh.
Aku melihat Rendi, Luna, Arga dan lainnya mulai menghampiriku.
"Anindira semalam ditemukan tewas di tempat, apa kau sudah mengetahuinya?" tanya Rendi ke arahku.
"Aku semalam datang ke sana untuk menyiarkan berita langsung," ucap Luna, menjelaskan dengan anggukan yang serius.
Hari ini aku melihat raut kesedihan dan rasa duka yang mulai riuh diperbincangan kalangan media. Di balik dinding ruangan, sudah terlihat jelas dari beberapa layar lebar. Luna terlihat berdiri di ujung dinding rumah Anindira semalam.
Kami menyimak berita yang diberitakan langsung oleh Luna dengan tayangan ulang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com