Terlihat seorang perempuan yang sedang berlari ditengah hutan. Dari belakang terlihat monster-monster yang sedang mengejarnya.
Suara teriakan terdengar dari arah kanan. "Kak, kearah sini!" Seorang anak kecil berteriak memanggil perempuan itu.
Perempuan itu berlari menuju kearah anak kecil itu. Kemudian perempuan itu memegang tangan anak kecil itu, berlari menjauhi para monster.
Tiba-tiba anak kecil itu menghilang, perempuan itu mencari anak kecil itu. memandangi sekitar, para monster sudah mengepung perempuan itu. Karena ketakutan, perempuan itu menutup matanya. seketika saat perempuan itu membuka matanya, monster yang mengepungnya sudah menghilang.
Perempuan itu bejalan perlahan sambil melihat sekeliling. saat melangkah, kakinya menginjak sesuatu. Saat dia melihat ke arah bawah, terlihat tumpukan mayat monster di bawah perempuan itu.
Perempuan itu kaget, diapun terjatuh. Kemudian dia merangkak mundur. mayat monster yang terlihat, tiba-tiba saja menghilang. perempuan itu kembali berdiri.
Saat perempuan itu berdiri, tiba-tiba perutnya tertusuk sesuatu. tubuhnya tidak bisa digerakkan, perlahan tubuhnya mulai mati rasa. Perempuan itu terjatuh, perlahan kesadarannya mulai memudar.
*********
Seorang gadis kecil terbangun dari mimpi buruknya, detak jantungnya tidak beraturan membuatnya kesulitan bernafas. Berusaha menenangkan diri, Gadis itu turun dari tempat tidurnya, kemudian membuka tirai jendela. "Sungguh hari yang cerah." gadis itu tersenyum, seperti tidak terjadi apa-apa.
"Gadis kecil, cepat bangun sayang, jangan lupa ganti pakai mu. Setelah itu turun kebawah, kita sarapan bersama." Seseorang memanggilnya dari luar kamar. Dia ibunya Hanna, Mei.
Gadis kecil mulai Merapikan kamarnya, dengan semangat dia berganti pakaian dan bergegas turun kebawah. Gadis kecil itu berjalan menuju dapur, dan duduk bersama keluarganya. Mereka sarapan bersama.
"Hanna.
Minggu depan kamu akan mulai bersekolah, jadi hari ini kamu bersiap. Kemasan barang-barang mu, nanti kalo sudah selesai turun ke bawah." sambil membereskan meja makan. kemudian dia --Mei-- pergi kebelakang, membawa piring-piring kotor.
Gadis itu mulai naik ke atas menuju kamarnya, kemudian memasukkan barang-barang yang diperlukan. Setelah mengemasi barang-barangnya, gadis itu pergi menutup jendela.
Saat gadis itu mau menutup jendela, gadis itu melihat sebuah kristal berwarna bening didekat jendelanya.
"Sejak kapan benda ini ada dikamar ku? Sepertinya hadiah dari ibu." gadis itu memandangi kristal itu, kemudian memasangkannya tali dan menjadikannya sebuah kalung.
Turun kebawah membawa tasnya, gadis itu duduk di depan teras rumahnya. Menunggu ibunya yang sedang mencuci piring-piring kotor.
"Hanna, jaga diri baik-baik.
Oh ya, ibu ada sesuatu buat kamu." Ibunya memberikan dia jepit rambut.
"Terima kasih ma."
Kereta kuda yang ditunggu telah tiba. Gadis itu berpamitan dengan ibunya, kemudian dia menaiki kereta kuda itu. Sambil melambaikan tangan, perlahan kereta itu mulai melaju.
Pak kusir mengatakan perjalanan yang mereka tempuh sangat lama.
Kereta yang gadis itu tumpangi sudah tiba di Akademi yang menjadi sekolah dia sekarang. Akademi yang begitu besar, salah satu akademi terbesar yang ada di seluruh penjuru dunia.
Gadis itu menuruni kereta, melihat pemandangan Akademi yang begitu megah. Gadis itu mulai memasuki gerbang Akademi.
Saat berada didalam Akademi, gadis itu bertanya kepada seseorang yang berada di pintu masuk.
"Maaf pak. Asrama perempuan ada dimana?"
"Asrama perempuan, Siswi baru ya? Hmmm. itu, kamu tinggal jalan lurus saja." ujarnya sambil menunjuk gedung asrama.
Gadis itu berjalan menuju ke arah yang di tunjukkan oleh orang itu.
Saat sampai gadis itu disambut oleh ibu asrama, ibu asrama itu langsung memberikannya kunci kamar. Dengan nomor yang tertera di gantungan kunci itu, gadis itu mulai menelusuri lorong yang ada di gedung asrama.
Akhirnya gadis itu menemukan kamar yang ditunjukkan, "kamar nomor 15.". Cukup jauh, kamar itu berada dilantai 3 dari gedung asrama itu.
gadis itu mulai mengemasi barang-barangnya, memasukkan pakaiannya kedalam lemari. Setelah mengemasi barang-barangnya, gadis itu mulai membersihkan kamar asrama.
"hmmm, terdapat beberapa kasur di sini. kemungkinan aku akan mendapatkan teman sekamar." Dengan senang gadis itu kembali membersihkan kamar asrama.
Hari mulai sore.
Setelah membersihkan kamar asrama, gadis itu duduk di atas kasurnya.
Bam...!
Suara pintu terbuka, dan menghantam tembok. Membuat gadis itu kaget.
Terlihat seorang gadis di depan pintu.
"Permisi." Tiba-tiba gadis itu bersikap sopan.
"Oh, halo. perkenalkan aku Hanna." Membalas dengan senyuman
"Aku? Namaku, Anya. salam kenal."
Lonceng malam terdengar, menandakan bahwa para siswa harus sudah berada di kamarnya masing-masing.
Mereka --Hanna dan Anya-- mulai mengemaskan diri, kemudian merekapun tidur.