webnovel

HunterLand

anfi adalah seorang player dari hunterland. pada suatu hari terjadi sebua insiden mysterius yang mengakibatkan beberapa player dari hunterland terkirim ke sebuah dunia baru. di dunia baru anfi akan menemukan 5 rekan sejatinya , ia akan berpetualang mencari sebuah cara untuk kembali kedunia asalnya. dalam perjalanan itu Anfi dan teamnya akan mendapatkan banyak sekali tantangan seperti, perpisahan, pertemuan, pengkhianatan, kematian, dll.

BadakLiar · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
2 Chs

Chapter 0 " Insiden Mysterius "

Terlihat seorang pria berwajah lesu duduk sambil menikmati udara dari kipas kecil yang ia pegang. Sambil menunggu pengunjung di tempatnya, ia menyalakan komputer yang ada di samping lemari kaca tempat ia duduk.

Tanpa peduli akan rintikan air hujan yang semakin cepat, pria itu mengambil handphone-nya yang tergeletak di atas CPU. Sambil menunggu komputer menyala, pria itu bermain handphone-nya.

Terlihat banyak icon yang ada di desktop miliknya seperti, aplikasi pekerjaan, browser, musik, chatting, dan tentunya Game yang merupakan penyegar kepala di saat pikiran lelah akan pekerjaan.

Ada salah satu Game yang menjadi favorinya, itu adalah Game dengan icon tanaman dan zombie yang ada di desktop. Game favoritnya merupakan salah satu Game Offline yang terpopuler pada zamanya, tepatnya 15 tahun yang lalu sebelum adanya Game Online dengan fasilitas Full-Dive.

Pria itu membuka Game dengan ekspresi agak bosan, mungkin disebabkan pria itu sudah lama menamatkan Game itu berkali-kali, meski begitu ia tetap memainkannya.

Dengan diiringi rintikan air hujan membuatnya semakin santai dan menikmati memainkan Game di depan komputernya.

Sambil menunggu Game terbuka, dia meninggalkan kursi nyamannya itu untuk pergi ke ruangan belakang.

Terdengar suara "krang tang tang tang", itu adalah suara benda yang terbuat dari aluminium berjatuhan.

Sambil memasang wajah malas, pria itu tetap mengambil dan merapikan benda yang berjatuhan tadi. Setelah itu, dia mengambil beberapa alat untuk membuat secangkir kopi.

Dia mencari 1 bungkus saset kopi rasa mocha yang ada di lemari kaca belakang. Pria itu mengambil kopinya dan kemudian ia mendekat ke arah teko listrik dengan air di dalamnya yang hampir matang.

Sambil menunggu air matang, dia mengambil gelas kecil bergambar badak yang ada di sebelahnya, Terdengar suara dering di kantong nya "Centung, Centung".

"Siapa sih?"

Pria itu agak kesal akan suara yang berdering beberapa kali. Dia mengambil hp-nya sambil membalasi beberapa pesan yang ia terima.

Setelah matang, pria tadi segera memasukkan bubuk kopinya. Dengan adukan santai dan menghayati ia menikmati aroma dari kopi mocha yang terasa sedap.

Setelah semua selesai, ia segera kembali ke tempat duduknya lagi. Di ruangan yang ia lewati, terlihat sebuah ruangan berwarna putih dan agak besar. Ada tv, beberapa peralatan Gym, kasur lantai untuk satu orang, kipas angin kecil, dan beberapa pintu.

Pria itu melewati ruangan dengan bersiul santai sampai ia tiba di ruangan depan tempatnya bekerja. Lalu dia duduk dengan di sanding secangkir kopi hangat sehingga membuat pria tadi lebih menikmati hujan yang semakin deras.

Sambil melihat memainkan Game-nya, dia terlihat sedang berbicara sendirian dengan komputernya .

"Ndrooo… Ambilin gua es jeruk di kulkas!"

Terdengar teriakan dari pintu pertama di sebelah kiri dari tempat dia duduk.

"Iyaaa boooss!"

Dengan nada malas, pria itu menjawab.

Dia bernama Indroo, salah satu pekerja tetap di tempatnya bekerja. Sambil memasang wajah cemberut dan jengkel, Indroo menggumamkan beberapa kata.

"Dih bos malas tiduran doang sambil main game terus. Nyuruhnya gak dari tadi juga, bikin orang bolak-balik aja ke dapur."

Indroo berjalan kembali ke belakang lagi untuk mengambil es jeruk di kulkas. Setelah Indroo mengambil segelas es jeruk segar di kulkas dapur, ia berjalan ke arah pintu kamar bosnya. Indroo membuka pintu perlahan dan memanggil bosnya.

"Boss! Ini esnya!"

Terlihat sebuah kamar yang rapi dengan banyak rak yang berisikan bermacam-macam buku, figure, alat kamera, dan lainnya. Indroo juga terkagum karena melihat lampu LED berwarna biru muda yang serasi dengan dekorasi kamar bosnya.

Indroo kemudian masuk dan melihat seseorang menggunakan kaos berwarna putih dengan gambar badak lucu. Orang itu sedang duduk di sebuah tempat duduk khusus. Itu adalah sebuah alat Full-Dive bernama Laribo. Laribo adalah tempat duduk yang dikhususkan untuk Game dengan sistem Full-Dive.

Alat itu memiliki kabel khusus yang ditancapkan ke komputer guna untuk mengsinkronisasikan alat tersebut dengan beberapa fitur pada komputer yang mendukung system Full-Dive.

Alat itu juga memiliki helm yang berbentuk seperti helm full face, dengan beberapa input USB dan kabel power yang terhubung dengan komputer dan stopkontak.

"Si anjing!! Baru juga tadi manggil udah nge-Dive lagi, anjing!!"

Indroo memasang wajah jengkel. Sambil marah, Indroo terpaksa menekan sebuah tombol kecil di tempat duduk khusus itu dan berteriak.

"Boosss!! AFK dulu woi!! Ini es jerukmu!!"

Tombol itu adalah alat komunikasi yang menghubungkan Real World dengan Game. Tetapi Indroo tidak mendapatkan respon dan jawaban sama sekali.

"Bos! Lu ngapain cuk?! Cepetan AFK dulu, bangsaatt!!"

"….."

Biasanya setelah Indroo menekan tombol itu, tidak lama bosnya akan AFK dari Game. Di dalam Game ada juga fitur untuk Player saat AFK. Setelah Player menggunakan fitur itu, kesadarannya akan kembali ke dunia nyata, tapi karakternya hanya terdiam di dalam Game.

Tidak seperti saat log out, yang karakternya akan hilang atau meninggalkan Game juga. Jadi saat akan AFK, biasanya Player akan mencari tempat aman atau menitipkan karakternya pada teman yang masih berada di dalam Game.

"Bos?"

Indroo mendapatkan ide untuk mematikan power di konektor PC. Biasanya hal tersebut berguna dan masih aman untuk memaksa Player keluar dari Game. Tetapi bosnya akan marah karena diganggu saat berada di dalam Game, apa lagi saat sedang melawan Monster.

"Hahahahahhahahahhahahahahahhah!"

Indroo semakin menikmati apa yang akan ia lakukan. Dia langsung mematikan power di konektor PC.

"Ini akibat dari sering jahilin gua. Hahahahaha!"

Indroo sangat menikmati momen tersebut dengan senyuman jahat.

Setelah mematikan konektornya, Indroo langsung menunggu respon dari bosnya saat Game sudah dimatikan secara paksa.

"..."

Terlihat bossnya masih terdiam setelah konektor dimatikan secara paksa. Indroo agak panik karena hal tersebut dan berpikiran kalau bosnya hanya melakukan prank terhadapnya.

"Bos, udah lah jangan ngeprank. Ntar kuwalat loh gak dapet-dapet jodoh."

"...…."

Masih tidak ada jawaban. Indroo baru sadar akan bosnya yang dari tadi diam kaku dan tidak bernafas.

Seketika indroo langsung melepaskan helmnya. Indroo sangat terkejut melihat bosnya yang berwajah pucat dengan mata yang masih terbuka tanpa nafas sedikit pun. Ia terjatuh dan shock melihat keadaan bosnya yang sudah meninggal.

Indroo masih teringat bosnya yang dulu pernah memungutnya saat dia menjadi pengangguran. Dia pernah diusir dari rumah karena dikeluarkan oleh sekolahnya. Indroo masih mengingat wajah bosnya yang bodoh saat ia ditawari pekerjaan.

"Hei, gembel! Ngapain lu di sini?"

Bosnya yang penasaran saat pertama kali bertemu dengan Indroo di depan rumahnya.

"Serah gua lah bangsat!"

"Ini rumah gua bangsat! Jangan jadikan markas pergembelanmu anjing!"

"Eh?"

Si Indroo kaget dengan wajah bodoh.

"Cih! bocah bodoh. Dari pada lu ngemis, mending ikutan gua."

"Emang apa keuntungannya ikutan orang kayak lu? Dari wajahnya aja keliatan pemalas kayak pecandu pil."

"Ahahahahahhahaha! Meski begini, gak sedikit loh cewek yang mau sama wajah si pemalas ini."

"Hahahahahah! Liat muka bangsat! Hahahahahah! Abis mimpi dicium sapi lu? Hahahahahahahhah! Anjing lah, ada aja orang yang tolol kayak gini di sini."

Setelah ikut bosnya, dia menjadi pegawai tetap di tempat kerja bosnya. Indroo semakin sedih karena teringat masa lalu serta kehilangan penolongnya yang sudah dianggap kakaknya sendiri.

Setelah semua yang dilalui bersama saat susah maupun senang, orang yang ia hormati meninggal dengan sangat mengenaskan. Indroo langsung mengusap air matanya dan langsung berpikir agar melaporkannya pada ketua RT untuk menginfokan kematian bosnya yang tidak wajar.

Setelah setengah jalan, Indroo mendapatkan panggilan di handphone-nya.

"krinkkkk… krinkkk… kriinkkk…"

Indroo mengambil hp-nya untuk menjawab panggilan itu.

"tzzss… tzssssss"

Namun sinyal hp sepertinya agak error.

"Halo?! Indroo?! Halo?!"

"Ya mas, ada apa?"

"Eh eh eh ndroo. Lu coba cek berita di internet terbaru tentang hunterland!"

Pria di handphone itu mengatakannya sambil terburu buru.

Indroo langsung mematikan panggilan dan melihat informasi terbaru tentang hunterland di internet. Dia menjatuhkan hp-nya tanpa sadar dan tercengang sambil tertawa gila.

"Hhha… Hhaha… Hahahah… Haaaaaahahhahahahhahahahahahhahahaha!!"

Next : Chapter 1

" New World (1)"