Kaki Abian mulai melangkah menyusuri koridor di sekolahnya. Jam yang masih termasuk waktu belajar membuat tak seorang pun ditemui Abian di jalaninya.
Ya, memang mengesalkan. Karena Abian masih tak bisa menghilangkan kejenuhan. Niatnya untuk mencari hiburan kandas saat tak menjumpai apapun yang menarik perhatiannya.
Dalam perjalanan, tiba- tiba saja Abian teringat pada Keana. Apa yang dilakukan gadis itu sekarang? Apakah ia kebosanan? Siapa yang menemaninya? Dan bagaimana jika sang ayah kembali datang?
Masih banyak pertanyaan tak terjawab yang ada di otak Abian terkait Keana. Rasanya, ingin sekali Abian melarikan diri dan pergi menjumpai adiknya. Bercanda tawa bersama. Dan menghabiskan waktu bersama.
Tapi itu adalah suatu hal yang sulit untuk Abian lakukan. Bukan karena lelaki itu tak lihai dalam aksi pelarian, namun sudah Abian duga pasti Keana akan sangat marah jika ia melakukannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com