"Dimana si Genta?" tanya Abian saat kakinya mulai mengayun untuk memasuki sebuah ruang kelas miliknya. Lelaki itu pun tengah celingak- celinguk mencari teman sebangkunya yang tak kunjung tiba.
"Belum sampe kayaknya," jawab Rizky menanggapi sahabatnya. Lelaki yang tengah berjalan diantara Abian dan Revan itu hanya memasang muka datarnya. Tak tampak sama sekali kecemasan muncul dalam rautnya.
Ketiga lelaki tampan itu mengayunkan kaki menuju tempat duduk mereka yang berada di pojok sendiri. Tampang gerusak- gerusuk mereka kian membuat ketiganya tampak liar di mata teman- teman sekelasnya. Bahkan tak jarang banyak siswa lelaki yang lebih memilih untuk pura- pura tak melihat kearah mereka. Karena jika terjadi sedikit masalah saja, mereka bisa celaka. Namun itu semua sungguh berbeda dengan para siswi SMA Harapan Bangsa. Mereka semua seolah tengah berlomba untuk mendapatkan perhatian seorang bintang sekolah mereka.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com