"Hei! Maaf lama," ucap Abian saat kakinya baru saja sampai di rooftop sekolah. Maniknya menatap dengan penuh rasa bersalah pada Revan dan Rizky yang sedikit lama menunggunya.
Tangan Abian pun langsung bergerak menggaruk tengkuk yang tak gatal sembari berjalan kearah dua temannya.
"Santai aja," ucap Rizky seraya menyedot kembali rokok di tangannya. Maniknya pun menatap langit biru jauh diatas sana. Pandangannya pun seolah penuh dengan beban pikiran.
Melihat tatapan Rizky, Abian langsung pun langsung merasa tak enak hati disana. Tubuh lelaki itu duduk sedikit jauh dari kedua temannya karena masih merasakan canggung dengan mereka.
"Rokok, Yan!" ucap Revan menawari sebungkus rokok yang setiap hari dibawanya. Dilarang memang, namun Revan mampu menyembunyikannya dengan baik hingga tak ada seorang pun yang mencurigainya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com