Motor Abian mulai memasuki kawasan Rumah Sakit Sejahtera. Maniknya pun menatap penuh harap akan kesadaran Keana. Ia sangat merasa bersalah karena tak mampu untuk menjaganya. Langkah Abian terus berjalan masuk menuju kedalam. Di tangannya pun kini sudah terpegang sebuket bunga Krisan. Sebuah bunga yang melambangkan harapan, cinta, dan ketenangan.
Dalam perjalanan, banyak sekali orang yang menegur Abian. Lelaki itu hanya bisa menjawab sapaan demi sapaan dengan sebuah senyuman.
Kaki Abian terus melangkah hingga ia berada di lorong tempat kamar inap Keana berada. Namun dari kejauhan, pandangan Abian telah menemukan seorang wanita tengah terduduk di kursi tunggu dengan kepala tertunduk dalam. Bahunya pun tampak gemetar seolah menangis dalam diam.
"Mama?" tanya Abian pada dirinya. Kakinya pun kembali melangkah dengan cepat mendekati sang mama yang masih setia dengan posisinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com