Written by : Siska Friestiani
Hello, My Little Girl! : 2021
Publish Web Novel : 04 Juli 2021
Instagram : Siskahaling
*siskahaling*
October 27th, 2021, ANDERSON GROUP, Portland, Oregon, Amerika Serikat.
Viona menghembuskan napasnya sembari menatap gedung megah yang berdiri kokoh dengan segala kekuasaan. Anderson Group tertulis dengan begitu mewah dengan warna gold yang semakin membuat siapa saja merasa terintimadasi. Menegaskan bahwa Anderson lah yang paling berkuasa, begitu dominan dan terlihat mencolok dari gedung-gedung yang ada di sekitarnya.
Lagi, Viona menghembuskan napas mencoba menenangkan diri. Mendekap berkas lamaran magangnya seolah itu adalah pegangan yang bisa menguatkannya saat ini.
Ya, Viona akhirnya memutuskan untuk melamar di perusahaan Anderson. Setidaknya benar kata Laura dan Ibu Margareth, ia harus mencobanya. Masalah di terima atau tidak itu menjadi urusan nanti.
Viona menuju meja resepsionis yang berada di samping kiri lobi kantor. Dua perempuan cantik yang terlihat begitu ramah seketika tersenyum menyambutnya.
"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu, Miss?" tanya resepsionis dengan rambut di sanggul rapi kebelakang. Viona tersenyum kikuk, menatap name tag resepsionis yang tertulis Barbara Paulin disana.
"Saya ingin melamar untuk magang di Anderson Group" jawab Viona.
"Sudah membawa segala persyaratan yang di butuhkan?" tanya resepsionis itu lagi, Viona mengangguk lalu menyerahkan map yang ia bawa.
"Anda bisa menyerahkannya langsung di pihak HRD di lantai 5 Miss" ucap resepsionis masih dengan senyuman ramah.
"Maaf sebelumnya boleh tau ini dengan Miss...?"
"Viona Angeline" jawab Viona. Barbara tersentak beberapa saat, lalu raut wajahnya kembali ramah.
"Ahh, sebentar Miss. Saya akan mengonfirmasi kedatangan anda" ucap Barbara, Viona mengangguk.
Sembari menunggu, Viona menatap lobi kantor yang ternyata begitu luas. Dengan desain klasik-modern yang di dominasi warna gold dan putih sungguh sangat memanjakan mata.
'Bahkan lobi nya saja begitu mewah' batin Viona.
"Miss Viona"
"Ya" jawab Viona sedikit terkejut.
Sial! Karena begitu menikmati kemewahan lobi ia bahkan menjadi tidak fokus.
"Anda bisa langsung menuju ruangan Tuan Anderson, Miss. Lantai paling atas ruangan CEO" ucap Barbara. Viona tersentak kaget.
"Ru-ruangan CEO?" ulang Viona.
"Benar Miss, Tuan Anderson sudah menunggu anda"
"Tunggu, bukankah ke ruangan HRD?" tanya Viona memastikan.
"Maaf, Miss saya tidak tau jika anda Viona Angeline yang di rekomendasikan langsung oleh Prof. Edward" jawab Barbara ramah.
"Tunggu, tunggu. Bukankah ini berlebihan jika langsung ke ruangan CEO?" Viona masih tidak begitu percaya dengan apa yang ia dengar.
"Maaf Miss, tapi ini perintah langsung dari Tuan Anderson" ucap Barbara kembali meyakinkan.
Dan Viona tiba-tiba saja merasakan hal buruk akan terjadi sebentar lagi.
*siskahaling*
Alex menunggu dengan gelisah. Setelah beberapa menit yang lalu mendapat kabar dari Cecil jika Viona Angeline datang untuk melamar magang di bagian Managemen Akuntansi, Alex senang luar biasa. Alex memang sudah mewanti-wanti, memberi tahu semua bagian resepsionis, jika seseorang bernama Viona Angeline datang untuk segera memberi taunya.
Dan kini hari itu tiba, Alex bahkan sedikit gugup untuk berhadapan langsung dengan Angel nya.
Shit! Viona harus membayar ini semua. Gadis kecil itu harus membayar karena membuatnya seperti ini.
Alex kembali melihat jam Rolex nya. Sudah 15 menit berlalu sejak Cecil memberi tahu Viona datang, tapi bahkan sampai sekarang gadis kecil itu belum juga datang. Apa ia tersesat? Apa Barbara tidak mengantarnya kemari sehingga Viona kebingungan untuk keruangannya?
Suara ketukan pintu terdengar. Alex tersadar lalu berdeham sebelum akhirnya membuka suara.
"Masuk"
Pintu ruang kerjanya seketika terbuka. Cecil datang dengan senyum profesional. Lalu menunduk hormat.
"Sir, Miss Viona sudah datang"
Alex berdeham, mencoba terlihat setenang mungkin.
"Suruh langsung masuk" perintah Alex.
"Yes, Sir" ucap Cecil, lalu melangkah mundur mempersilahkan Viona untuk masuk.
Alex terpana beberapa saat. Menatap Viona yang kini berdiri dengan wajah menunduk. Rambut hitam panjang dengan ujung bergelombang itu masih terlihat sama seperti 8 tahun yang lalu. Gadis kecil yang dulu terlihat kurus kini sudah tumbuh dengan tubuh indah yang begitu menarik perhatian. Alex mendengus kesal, ia tidak bisa menatap manik biru cerah favoritnya itu karena Viona menunduk.
"Miss Angeline"
"Ah, i-iya Sir" jawab Viona lalu menegakkan tubuhnya, menatap Alex yang kini sedang tersenyum menatapnya.
Viona mematung, matanya tak berkedip menatap Alex dengan tatapan terpana.
'Sial, bahkan lebih tampan dari pada yang di foto" batin Viona. Ia ingin kabur saja rasanya.
"Jangan terlalu gugup. Silahkan duduk Miss Angelin" ucap Alex masih dengan senyum memikat andalannya. Ini Viona, ia harus memberikan senyum terbaik yang ia punya.
'Hey bung! Kau menyuruh gadis mu untuk tidak gugup padahal kau paling gugup disini' batin Alex mengejek.
"Kita santai saja, jangan terlalu formal" ucap Alex memulai obrolan. Viona mengangguk walaupun rasanya begitu aneh saat CEO Anderson Group bisa seramah ini dengan pelamar magang seperti dirinya.
"Kau ingin melamar magang disini?" tanya Alex dengan bahasa lebih santai.
"Iya, Sir" jawab Viona
"Kau membawa berkas lamaran mu?" tanya Alex sekedar basi-basi. Ia ingin terlihat senatural mungkin di depan Viona.
"Tentu" jawab Viona lalu menyerahkan map coklat kepada Alex.
"Tapi, Sir..." ucap Viona dengan nada ragu-ragu.
"Ada apa?" tanya Alex mengalihkan sejenak tatapannya dari berkas Viona yang sedang ia baca. Hanya untuk formalitas tentu saja. Ia bahkan tau lebih banyak tentang Angel nya dari pada berkas di tangannya ini.
"Eumm, bukan kah ini terlalu berlebihan?" Alex mengangkat alisnya mendengar ucapan Viona.
"Mak-maksud saya, ini terlalu berlebihan. Saya hanya ingin melamar magang, bukan kah saya cukup menemui pihak HRD saja?" ucap Viona memperjelas.
Alex terkejut beberapa saat, apa Viona mulai curiga?
Alex terkekeh untuk menutupi ke gugupannya "Kau berbeda Viona, aku mendapat rekomendasi langsung dari Prof. Edward. Tentu saja aku harus menerima mu secara langsung bukan?" jawab Alex.
"Anda mengenal Prof. Edward, Sir?" tanya Viona agak terkejut.
"Tentu, aku cukup dekat dengan beliau. Jadi mendapat mahasiswa rekomendasi dari beliau untuk magang di perusahaan ku tentu saja aku tidak meragukan pilihannya" jelas Alex, Viona mengangguk mengerti.
"Ahh, jadi seperti itu" ucap Viona. Alex menghela napas lega luar biasa. Viona sepertinya sudah tidak curiga.
"Jadi, apa saya di terima untuk magang di Anderson Group, Sir?" tanya Viona, wajahnya menatap Alex penuh harap.
"Apa kau masih perlu menanyakannya? Tentu saja Angel, kau di terima di Anderson Group" jawab Alex sambil tersenyum menatap Viona.
Viona seketika bangun dari duduknya, menunduk sambil mengucapkan terima kasih dengan senyuman sehingga membuat manik biru cerah itu terlihat semakin bersinar yang lagi-lagi membuat Alex terpana, Angel nya ini memang perempuan luar biasa, bahkan bisa sebahagia ini hanya karena hal sederhana.
"Selamat Angel" ucap Alex mengulurkan tangan memberi selamat. Viona menerima uluran tangan Alex lalu menyalaminya. Alex bahkan tertegun begitu tangan mereka saling tertaut, meremas lembut tangan kecil itu, Alex berjanji untuk membuat Angel nya terus merasakan kebahagiaan, dan itu karena dirinya.
*siskahaling*
Hallooo...
Ketemu lagi kan sama aku-nya. Hahaha...
Semoga suka sama cerita baru ku kali ini ya. Terima kasih sudah membaca.
Jangan lupa baca cerita ku yang lain juga ya. Terima kasih banyak udah mampir untuk baca guys.