webnovel

Hanya Untuk Cinta 24

Carvandalle saat ini sedikit kacau, apalagi jika bukan karena hilangnya sang putri yang selalu dipuji karena kecantikannya dan sifatnya yang ramah nan menyenangkan. Sudah berhari-hari berlalu, Raja Carlin dibuat semakin panik dengan tidak adanya kabar dari sang putri. Dia hanya mendapatkan beberapa orang yang kembali dengan keadaan tidak baik bahkan kehilangan nyawanya karena bertarung dengan para bandit.

Dia kini hanya melangkahkan kakinya tak menentu di dalam kamarnya. Hatinya sangat gundah karena terus mencemaskan keselamatan sang putri. Orang-orang yang mencarinya saja ada yang meninggal, lalu bagaimana dia yang seorang diri saat ini.

"Gressylia!"

Tiba-tiba satu nama pemuda itu muncul diingatannya. Raja Carlin terpikirkan untuk menemui lagi pemuda itu setelah beberapa hari lalu dia menggeledah rumahnya guna mencari putrinya.

"Ikut aku ke rumah Gressylia!" titah Raja Carlin kepada pasukannya untuk mengantarkannya ke kediaman Gressylia.

Raja Carlin beserta para pengawalnya keluar dari istana, mereka berjalan beriringan mengiringi Raja Carlin yang ada di dalan kereta kuda yang mewah dari luarnya begitu juga dari dalam. Dia duduk tenang di sana hingga pengawalnya memberitahunya jika mereka telah tiba.

"Baginda Raja sudah sampai," ucap seorang pengawalnya memberitahukannya jika mereka sudah berada di depan gubuk Gressylia.

Di sanan dua gadis mungil tengah bermain di air danau sambil menangkap ikan. Mereka saling terdiam dan bertukar pandang, tentu saja karena mereka tahu siapa yang datang ke gubuknya.

"Aku sangat malas berurusan dengan raja menyebalkan itu," gumam Rina yang memang jelas-jelas dia menunjukkan ketidaksukaannya kepada sang raja.

"Aku pun begitu. Tapi diamlah! Lihat dia pasti akan menanyakan Tuan Putri!" balas Rana kepada saudarinya.

"Hey kalian anak kecil kembar!" teriak seorang pengawal memanggil keduanya yang berhasil membuat Rana maupun Rina menggerutu.

Mereka sangat tidak suka dipanggil dengan cara demikian. Sama sekali tidak memiliki sopan santun. Setidaknya hampiri mereka di danau dan ajak untuk meninggalkan danau. Tapi, Rana dan Rina hanya diam. Mereka menaruh ikan tangkapannya itu di bawah pohon lalu pergi menemui raja dan pengawalnya. Dengan sopan keduanya memberi salam serta hormat kepada sang raja.

"Di mana kakak kalian?" tanya Raja Carlin dengan tegas.

Rana dan Rina menghembuskan napas mereka bersamaan mendengar pertanyaan tersebut. Sehatusnya dia tahu jika Gresaylia pergi untuk mencari sang putri. Lihat saja cara berbicaranya dan nadanya itu sedikit menyebalkan bagi mereka.

"Dia tidak ada Baginda Raja, Kak Gress sudah lima hari ini meninggalkan kami untuk mencari Tuan Putri. Bukankah Anda juga tahu jika Kak Gress berjanji untuk mencari Tuan Putri dan membawanya kembali kepada Anda. Jadi, dia tidak ada di sini," balas Rana dengan nada suaranya yang terdengar menggemaskan namun juga terdengar tegas.

"Katakan jika Gressylia mengetahui keberadaan putriku, karena dia yang membawanya pergi!" ucap Raja Carlin yang rupanya tidak mau mengalah dan masih menuduh Gressylia macam-macam.

Rana dan Rina kembali mendengaus kesal, sulit sekali berbicarra dengan seorang raja yang sudah tidak menemukan kebenaran. Keduanya terdiam sesaat membuat Raja Carlin geram kepada dua anak kecil yang terlihat kumuh itu. Apalagi pakaiannya saat ini basah karena baru saja keluar dari air danau dan juga bau amis ikan yang mereka pegang barusan.

"Sudah kami katakan bukan, Baginda Raja! Kak Gress tidak melakukan itu! Saat ini pula Kak Gress sedang mencari Tuan Putri! Bagaimana bisa Anda mengiranya seperti itu? Dia bukanlah pria yang seperti itu. Kita lebih mengenalnya dari pada kau!" ucap Rina dengan tegas bercampur marah yang terlihat dari raut wajahnya dan nada suaranya.

"Jadi, sudah jelas bukan jika putrimu tidak ada di sini. Jadi, silahkan tinggalkan kami dan tunggulah kabar baik atau jelek tentang putrimu!" tegas Rana yang sudah tidak lagi memakai sopan santunnya kepada orang dewasa sekaligus seorang rajanya.

"Dasar anak kecil tidak tahu diir! Berani kalian berkata demikian padaku! Sandera mereka!" ucap Raja Carlin yang tengah menahan amarahnya kepada Rana dan Rina.

Pengawalnya langsung menangkap kedua anak kembar itu. Keduanya hanya diam, tidak ada raut wajah takut yang terlihat, tetapi yang terlihat adalah kemarah dari ekpresi wajahnya.

Mereka membawa Rana dan Rina masuk ke dalam gubuk dan mengikatnya di dalam sana. Raja Carlin menyeringai melihat kedua anak kecil yang hanya diam layaknya anak-anak yang tidak berdaya tanpa dia ketahui Rana dan Rina bukanlah anak sembarangan.

"Jaga mereka di sini! Jangan sampai mereka melarikan diri!" titah Raja Carlin pada beberapa orang untuk menjaga Rana dan Rina.

"Kalian akan menjadi tebusannya jika kakak kalian tidak kembali selama satu minggu ini. Oh tidak, itu terlalu lama. Dalam dua hari ini, Hahahaha!!!"

Raja Carlin kini tertawa renyah nan mengerikan di telinga semua orang. Dia tertawa bagai iblis yang tengah merayakan kemenangangannya atau selain dari itu.

Rana dan Rina hanya diam di tempat. Mereka malas berkutik atau melakukan sesuatu kepada pengawal tersebut. Sedangkan Raja Carlin dan sebagain pengawalnya kembali ke kerajaan mereka berdua. Rina mendecih saat sang raja pergi. Dia merasa sangat kesal dengan raja jahat itu yang dengan mudahnya merendahkan harga diri seseorang.

"Ran, kita harus melarikan diri dari sini," ucap Rina berbisik pada saudarinya itu.

"Nanti malam, ayo kita lakukan sesuatu. Pergi dari sini dan mencari keberadaan Kak Gress," balas Rana menyetujui ide Rina, lagi pula mereka hanya berpura-pura tidak berdaya selayaknya anak kecil pada umumnya.

Setelah membicarakan cara untuk melatikan diri, keduanya kembali terdiam. Tidak ada suara apa pun yang keluar dari lisan mereka ataupun pengawal yang menjaga keduanya. Hanya ada sesekali hewan kecil yang berlalu lalang karena memang gubuk mereka dekat dengan hutan lebar yang menjadi tempat Gressylia memungut kayu bakar, sekaligus hutan yang menyeramkan saat menjelang malam hingga mejelang pagi, karena di dalam hutan sana para bandit berkeliaan.

Rana dan Rina tidak takut dengan semua itu karena sudah terbiasa. Terlebih lagi, Gressylia yang tinggal di dekat hutan tepat di ujung daerah Carvandalle ini sudah seperti seorang penjaga Carvandalle dari para bandit. Mereka tidak berani keluar dari hutab karena selalu saja berhasil Gressylia kalahkan hingga dia dapat hidup tenang di gubuknya yang sediit reyot itu.

"Bukankah hutan di sana tempat tinggal bandit?" ucap salah satu pengawal kepada temannya yang rupanya merasa sedikit takut.

"Benar! Sebentar lagi malam, biasanya mereka berkeliaran saat matahari tenggelam. Tapi, aku tidak mengerti, bagaimana bisa pemuda bernama Gressylia itu mendirikan gubuk di sini, di dekat hutan yang berbahaya, apa mungkin dia bos dari para bandit!" ucap salah satu dari mereka yang mulai mengira-ngira hal aneh. Karena orang manapun tidak akan berani hidup dekat dengan hutan.

Apalagi ini sudah mulai gelap, matahari sudah tenggelam. Rana dan Rina yakin sekali jika bandit akan segera muncul. Hari ini mereka tidak mengenakan mantra pelindung, karena jika mereka mengenakan itu yakni semua prajurit akan terheran-heran dengan kemampuan keduanya yang tidak biasa itu.

"Dengar, aku yakin sekali para bandit akan segera datang karena mencium darah manusia di dekat hutan mereka. Kita akan kabur saat para bandit datang, semua orang pasti mengira kita telah meninggal di sini," bisik Rana kepada Rina untuk bersiap-siap.

"Hey Paman! Hutan di sana di tempati oleh para bandit yang haus akan manusia. Pasti mereka sudah mencium bau darah segar kalian! Bersiap-siap untuk berlindung ya!" seru Rana yang pura-pura ketakutan sambil memperingati mereka semua, yang tentu saja membuat mereka sangat panik mendengarnya.