Seorang anak balita tengah sibuk dengan mainan barunya yang terbilang cukup banyak. Afka tidak nanggung-nanggung. Dia hampir menghabiskan tiga puluh lima ribu dollar hanya untuk membelikan Arion yang berujung tragis. Mainan-mainan itu tidak Arion mainkan secara normal. Seperti kereta api yang tadinya tersambung lima gerbong, kini sudah terpisah satu sama lain.
Arion kini menjadi pusat perhatian Siska, Fran, Afka, dan Alvaro. Dia bahkan tidak peduli dengan tatapan mereka. Arion terlalu sibuk dengan mainannya.
"Jadi, dia anakmu?" Tanya Siska. Matanya terfokus pada Arion yang bahkan tidak melihatnya.
Afka mengangguk bangga. Dia kemudian mensejajarkan wajahnya dengan Arion, seakan menyuruh Siska dan Fran untuk menilai kemiripan keduanya.
"Memang mirip sih. Mirip... sangat mirip... dia seperti Afka saat kecil." Ucap Fran sambil memperhatikan setiap lekukan dari wajah Arion.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com