webnovel

Chapter 1. Kehidupan baru dimulai dari sekolah baru.

Hari itu adalah hari dimulainya tahun ajaran baru untuk Nusantara Girl Highschool, ratusan murid berdatangan dari pelosok Indonesia untuk menempuh 3 tahun pendidikan di sekolah kapal yang terkenal akan budaya dan makanan tradisionalnya yang khas, tidak heran banyak yang berlomba lomba mengirimkan resume dan catatan nilai terbaiknya untuk memasuki sekolah ini.

"uwaaaahhh besar sekali !!!!" ucap Ajeng yang baru pertama kali melihat kapal sekolah secara langsung.

Ajeng adalah murid baru di Nusantara Girl Highschool, berkat nilainya yang bagus serta dukungan dari bea siswa yang ia dapat ia berhasil mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di sekolah itu.

"permisi" ucap seorang yang mencoba lewat di belakangnya sambil membawa koper besar.

"oh iya maaf" ucap Ajeng yang merasa tidak enak, ternyata ia menghalangi jalur pejalan kaki yang ada di pinggir jalan, jalur itu tidak begitu besar dan hanya bisa di gunakan untuk 2 orang berpapasan secara bersamaan.

Ajeng mengecek waktu dengan jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 7.53, ia pun langsung terkejut.

"gawat, aku bisa terlambat untuk orientasi murid baru, aku harus cepat !!!" ucap Ajeng setelah mengetahui ia sudah mepet dengan waktu orientasi sekolah di mulai, iapun langsung bergegas berlari menuju gedung sekolah yang ada di bagian tengah kapal sambil membawa tas jinjing yang berisi keperluannya selama orientasi.

"Permisi, numpang lewat !!!" teriak ajeng sembari menyalip orang orang yang berjalan lebih pelan di depannya, sontak orang orang di depannya langsung menepi dan membiarkannya berlalu begitu saja.

Setelah berlari cukup lama dan cukup jauh akhirnya ia tiba di depan gerbang sekolah SMA perempuan Nusantara, di depan gerbang itu dua orang komite pelajar sedang mendata setiap murid atau orang orang yang memasuki sekolah itu, ia melihat seorang perempuan yang berjalan pelan ke arahnya dengan napas terengah-engah dan baju yang lusuh.

"haaahh haaaah, akhirnya sampai juga" ucap Ajeng yang kelelahan seusai berlari.

"kau baik baik saja? Kau seperti habis di kejar polisi" ucap anggota komite murid itu dengan heran.

"ah tidak apa apa, aku hanya mencoba datang lebih cepat" ucap Ajeng tidak menanggapinya dengan serius.

"hmmm, ngomong ngomong apa kau murid baru ?" tanya anggota komite itu penasaran.

"ah iya, aku ingin mendatangi orientasi sekolah, ini surat undangannya"ucap Ajeng menjelaskan tujuannya datang kesitu, ia menunjukkan surat undangan yang di berikan melalui surat elektronik di telepon selular nya.

"heeee Ajeng Putri kah, hebat juga kau bisa menempati urutan 11 dari 1500 siwa" ucap anggota komite itu terkagum melihat informasi yang tertera pada surat undangan itu.

"ahhh akupun juga tidak menyangka bisa dapet peringkat segitu" ucap Ajeng sambil menggaruk belakang kepalanya.

"baiklah, kamu bisa langsung pergi menuju ke aula, dari pintu depan langsung saja ikuti tangga besar ke lantai bawah" ucap anggota komite itu menjelaskan jalan menuju ruang aula tempat orientasi di laksanakan.

"ah terimakasih !" ucap Ajeng dengan sangat senang, ia sudah membungkuk tanpa ia sadari.

Iapun langsung berlari menuju pintu utama gedung sekolah, ia menuruni tangga utama yang mengarah langsung menuju pintu aula yang berada satu lantai lebih rendah dari loby. Di depan pintu aula ia di hentikan kembali oleh anggota osis yang menjadi bagian keamanan untuk acara itu, Ajeng menunjukkan kembali surat undangan di telepon genggamnya dan iapun langsung di perbolehkan masuk.

Ajeng langsung memasuki ruangan aula yang sudah di penuhi oleh murid murid baru yang berhasil lolos seleksi, hanya 1500 murid yang dapat lolos tiap tahunnya dan terbagi atas 10 jurusan yang tersedia di sekolah itu, kursi kursi di sediakan dibagi sesuai dengan jurusan yang di pilih oleh para murid, kursi juga di susun sesuai dengan peringkat akhir yang mereka dapat.

Ajeng berhasil mendapatkan posisi pertama dari 150 siswa yang ada di Jurusan multilingual & literatur, jurusan yang mempelajari beberapa Bahasa serta menganalisis literatur dan karya sastra. Iapun duduk di kursi yang sudah di siapkan untuknya, di kursi itu di tempelkan kertas bernomor 1, ia merasa sangat bangga bisa duduk di kursi nomor 1.

Ajeng menyiapkan alat tulisnya sembari menunggu orientasi dimulai, ia merogoh kedalam tas nya untuk menemukan pulpen tapi tidak kunjung ketemu.

"eehhh kemana ya, perasaan aku sudah taruh" ucap Ajeng bingung, pasalnya ia sudah menyiapkan semua peralatan yang di butuhkan malam kemarin, ia semakin panik karena sama sekali tidak menemukan pulpen di dalam tasnya.

Tiba tiba seseorang di sebelahnya menepuk pundaknya "kamu lupa bawa ballpoint ? ini aku pinjamkan"

Siswa urutan kedua yang ada di sebelah kanannya itu menawarkan pulpen miliknya untuk di pinjamkan kepada Ajeng.

"uwaaaah terimakasih, aku sangat tertolong !!!" ucap Ajeng dengan girang, ia merasa sangat lega berkat bantuan murid itu.

"sama sama, oiya namaku Rani, senang bisa bertemu dengan murid nomor satu di jurusan ini" ucap murid baru itu memperkenalkan dirinya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"a…namaku Ajeng Putri, senang bisa berkenalan !" balas Ajeng dengan penuh semangat, kedua tangannya menyalami tangan Rani dengan cepat.

"mudah mudahan aku bisa sekelas denganmu nanti, agar aku bisa belajar dari nomer satu" ucap Rani terus memuji Ajeng dengan Sebutan Nomer Satu.

"aahhhh semoga saja" jawab Ajeng tersipu.

Tidak lama kemudian acara orientasi di mulai, semua siswa duduk di kursinya masing masing dengan rapi, semua terlihat antusias mengikuti orientasi sekolah baru mereka. Pembawa acara mulai menjalankan susunan acara seperti yang sudah di rencanakan, sambutan di berikan oleh kepala sekolah, kepala setiap program studi, dan kemudian acara resmi di mulai oleh ketua OSIS yang menjadi ketua pelaksana acara itu.

"kepada ketua OSIS juga sekaligus ketua pelaksana acara orientasi peserta didik baru Nusantara Girl Highschool, Susan Ayu, waktu dan tempat di persilahkan" pembawa acara turun dari panggung dan membiarkan pembukaan acara di mulai.

Ketua OSIS di sekolah itu adalah anak kedua dari pendiri Nusantara Girl Highschool, meneruskan kekuasaan kakanya, Susan Ayu saat ini adalah murid paling berukasa di sekolah itu, bertubuh tinggi dan proporsional, dengan tatapan tajam dan gaya rambut sanggul yang sudah di wariskan secara turun temurun di keluarganya, Susan Ayu memiliki aura yang kuat sebagai seorang pemimpin.

Semua murid tertegun melihat Ketua OSIS itu, cantik dan anggun, setiap langkah dan gerakannya seperti sebuah irama yang harus di lakukan tanpa cela, terlihat elegan namun tetap tegas dan mencerminkan apa yang terlintas di pikiran ketika mendengar namanya.

"selamat siang semua, selamat datang di Nusantara Girl Highschool, kalian semua adalah siswi-siswi terbaik dari yang terbaik yang bisa masuk dan belajar di sekolah ini" ucap Susan menyambut adik adik kelasnya.

"adalah sebuah kehormatan untuk saya dapat menyambut adik adik semua dalam kegiatan orientasi ini, akan ada banyak hal yang di sampaikan oleh rektor dan pengisi acara nanti, saya harap adik adik semua menyimak dengan seksama dan mencatat hal hal yang penting"

"sekolah ini memiliki sejarah yang panjang, dan perjuangan yang berat, berkat jatuh bangun itu sekolah ini memiliki mutu pendidikan yang tinggi dan cakupan ilmu pengetahuan yang luas, namun yang terpenting, sekolah ini mengedepankan nilai nilai luhur dan norma norma yang ketat daripada sekedar kecerdasan dan pengetahuan, karena nilai utama seorang wanita adalah dari caranya bersikap dan berperilaku, saya harap adik adik semua dapat memahami itu dan dapat menjadikannya pedoman"

"sekian sambutan dari saya, dengan ini saya nyatakan acara orientasi peserta didik baru dimulai" Susan menutup sambutannya dan memulai kegiatan orientasi itu.

Pembukaan itu di sambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh peserta yang hadir, Susan turun dari panggung tetap dengan langkah perlahannya yang anggun, Ajeng tidak bisa melepaskan pandangannya dari Ketua OSIS itu, disaat yang lainnya bertepuk tangan ia hanya mengangkat tangannya tanpa menggerakkannya sama sekali, tiba tiba di saat ia terfokus melihat kakak kelasnya itu Susan menoleh ke arahnya, sambil menuruni tangga ia menatap Ajeng dengan tajam, hampir tanpa ekspresi, tatapan itu sedikit membuat Ajeng merasa terintimidasi dan dengan gugup mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Susan Ayu sepertinya Perempuan yang sangat keras ya" bisik Rani sambil terus menepuk tangannya.

"he'eh" jawab Ajeng singkat.

Orientasi pun berjalan dengan lancar, materi materi mengenai tata tertib sekolah, sistem administrasi, sanksi sanksi yang berlaku, sistem pembelajaran, dan masih banyak lagi yang di sampaikan dalam orientasi itu, buku mereka juga dengan cepat penuh dengan catatan yang mereka tulis.