webnovel

Chapter 2. Perkenalan pada Senshado.

Setelah setengah hari mendapatkan materi yang begitu berat tiba waktunya untuk istirahat makan siang.

"hnngggaaaaaahhh pegal banget !" ucap Ajeng saat merenggangkan tubuhnya yang kaku.

"Jeng, kita ke kantin yuk, sekalian lihat lihat sekeliling sekolah" ajak Rani

"hayuk !" jawab Ajeng dengan semangat.

Mereka berdua langsung membawa tas mereka dan berjalan melewati halaman samping sekolah, halaman yang panjang itu di padati oleh para siswa siswi yang akan mengisi kembali perut mereka setelah seharian berada di dalam kelas, di sepanjang jalan setiap kali mereka bertemu dengan kakak kelas mereka memberi salam dan menyapa mereka, semuanya membalasnya dengan ramah dan senyum.

"setelah ini akan ada orientasi tentang kegiatan ekstrakulikuler dari sekolah, kau sudah punya rencana mau masuk klub apa ?" Tanya Rani memulai obrolan mereka sembari berjalan menuju kantin.

"eeehhh entahlah, aku belum membaca daftar klub yang ada" Jawab Ajeng dengan bingung.

"aku dengar sekolah ini punya klub senshado yang keren, aku jadi penasaran apakah aku bisa menjadi komandan tank seperti Kartika Ayu yang terkenal itu" ucap Ajeng

"Senshado, klub tank itu kah ?" tanya Ajeng yang belum tau sama sekali tentang Senshado.

"benar, aku dengar banyak anggota Senshado yang bisa masuk universitas bagus, itu bisa jadi jalan pintas buatku untuk melanjutkan ke perguruan tinggi nanti" Jelas Rani yang semakin bersemangat membicarakan hal itu.

"bukankah itu terlalu buru buru, kita saja belum mulai sekolah loh" ucap Ajeng.

"eh apa salahnya, lebih baik buat mengambil langkah lebih awal kan" ucap Rani membela penyataan nya sendiri.

Mereka berdua kemudian terhenti oleh kumpulan orang orang yang sedang berkumpul di depan sebuah layar monitor besar, layar itu sedang menampilkan latihan senshado yang sedang di lakukan oleh murid kelas dua dan kelas tiga.

"heee lihat Ajeng, mereka sedang bertanding !" ucap Rani yang sangat girang bisa melihat langsung pertandingan itu.

Ajeng tidak begitu tertarik namun ia tidak bisa melepaskan padangannya dari layar monitor itu, ia begitu penasaran dengan apa yang membuat orang orang begitu bersemangat.

Pertandingan berlangsung antara dua tim yang terdiri dari tiga buah tank, satu M5A1 menjadi tank pemimpin sementara dua M3A1 Stuart menjadi tank pengkawal, ketiga tank dari tim A sedang menyusuri jalan setapak dengan kecepatan sedang dalam formasi sebaris, mendekati sebuah persimpangan ketiganya di sergap oleh 2 tank dari tim B, mereka mulai menembak dengan gencar dan dua tank pengkawal dari Tim A mulai memperketat penjagaan mereka untuk melindungi tank pemimpinnya, setelah cukup lama baku tembak ketiga tank itu langsung bergerak dengan kecepatan penuh, kedua tank dari Tim lawan juga langsung mengejar dan terus melepaskan tembakan, 3 tank tim A bergerak ke kiri dan ke kanan untuk mengindari tembakan lawan sembari melepaskan tembakan. Satu tank dari tim B terpisah dan tidak ikut dalam pengejaran itu, ia memposisikan tanknya di sebuah bukit yang di tumbuhi pohon rindang yang membuat tanknya dapat berkamuflase dengan hijaunya pepohonan disana, ia membidik M5A1 tim A namun terhalang oleh satu tank yang melindungi nya dari samping. Tidak memiliki pilihan lain iapun melepaskan tembakan ke salah satu tank pengkawal yang ada di depan.

Tembakan itu mengenai sisi samping dan langsung melumpuhkan tank itu, setelah menyadari jika mereka sedang di bidik kedua tank tim A langsung berpisah dan pergi ke arah yang berlainan, kedua tank yang mengejar juga ikut menyebar dan mengikuti salah satu dari keduanya.

Satu tank tim A bergerak menuju sebuah pergudangan dimana terdapat banyak peti kemas yang tersusun membentuk jalur yang membingungkan dan mudah menjebak siapapun yang memasukinya, dua tank itu terus kejar kejaran di ruang yang sempit, setiap kali tank tim A berbelok tank dari tim B yang mengejarnya akan mengikuti, untuk menyiasati itu tank tim A kemudian bergerak menuju sebuah tumpukan peti kemas yang memisahkan sebuah jalan menjadi dua jalur, ia membuat gerakan tipu ke kanan dan kemudian berbelok tajam ke kiri, tank yang mengejarnya tidak dapat ber reaksi tepat waktu dan masuk ke jalan di sebelah kanan, saat ia mundur dan masuk ke jalan di sebelah kiri tank yang di kejarnya sudah menghilang.

Ia menyusuri jalan itu dan menemukan banyak sekali persimpangan dan gang yang terpisah oleh tumpukan peti kemas, ia tidak dapat memacu tank nya dengan kecepatan tinggi karena itu akan membuat lawannya mengetahui posisinya.

Mendekati sebuah pertigaan ia memperhatikan sesuatu yang muncul dari balik peti kemas di sebelah kanannya, benda itu tampak seperti antena radio yang ada di belakang tank, tiba tiba saja benda seperti antena itu bergerak, ia langsung bergerak dengan kecepatan penuh dan memutari barisan peti kemas itu lewat pertigaan yang ada di depannya, namun setelah tiba di tempat antena itu ternyata itu hanyalah antena traktor yang bergerak tertiup angin.

Tiba tiba Ia mendengar samar samar suara mesin dari arah belakangnya, karena merasa janggal iapun berputar 180' dan benar saja tank dari tim A sedang melaju ke arahnya dengan kecepatan penuh, ia menembak dengan panik dan berhasil di hindari oleh tank tim A, saat akan bergerak untuk kabur tank tim A menembak rantai tank tim B dan membuatnya tidak dapat bergerak dan dengan sekejap langsung melumpuhkan tank itu dengan tembakan di bagian samping belakang langsung mengenai mesin.

Sementara tank kedua dari Tim A berusaha kabur dari kejaran tank lawan, dengan bergerak zig zag ia mampu menghindari setiap tembakan yang di lepaskan lawannya namun itu menghambat kecepatannya, kemudian ia melihat ilalang yang tumbuh tinggi di samping sebuah jalan setapak, ia langsung bergerak menuju ilalang itu dan tank yang mengejarnya juga ikut masuk ke dalamnya.

Ilalang yang tinggi itu langsung rata setelah terlindas oleh tank dan karena tingginya yang hampir sama dengan tinggi tank membuat komandan dari kedua tank kesulitan untuk melihat sekitar, namun itu bukan masalah untuk tank tim B yang sedang mengejar karena ia hanya harus mengikuti jalur yang sudah di buat di depannya, keduanya saling kejar kejaran dalam waktu yang lama, berputar kesana kemari membentuk jalur yang saling berpotongan dan bercabang, tank tim A secara tiba tiba menaikkan kecepatan dan melakukan putaran panjang, tank tim B berusaha mengejar namun perlahan mulai tertinggal dan tank tim A pun menghilang dari balik tikungan yang di buatnya, tank tim B terus menyusuri tikungan itu hingga kemudian bertemu dengan jalur lurus yang sebelumnya di lewatinya, ia memasuki jalan itu dan melihat ada jalan di sebelah kiri dan kanan nya, ia berbelok ke jalur di sebelah kiri dan menemukan persimpangan ke kiri dan kanan, ia berbelok ke jalur di sebelah kanan terus hingga kemudian masuk kembali ke jalur lurus tadi, ia kemudian masuk ke jalur sebelah kiri yang ada di sebrang jalur yang di masukinya tadi, tidak terdapat persimpangan atau percabangan di jalur ini, hanya ada sebuah jalan ke arah kiri di ujung jalan itu, ia pun memasuki jalan itu dengan kecepatan tinggi, berharap menemukan tank tim A disitu, namun ia hanya menemui jalan buntu yang tidak begitu jauh.

Tanpa ia sadari ternyata tank tim A sudah ada di belakangnya, mereka menutupi bagian depan tank mereka dengan ilalang yang sudah patah dan membuatnya menyatu dengan lingkungan di sekitarnya. Tank tim A melepaskan tembakan ke belakang tank tim B, tank tim B di lumpuhkan.

Kedua tank tim A bergabung dan pergi menuju bukit yang diduga menjadi tempat tank sinper lawan bersembunyi, namun saat sedang menaiki bukit sebuah tembakan meleset dan jatuh tidak jauh di sebelah kanan mereka, kini mereka tau dimana tank lawan dan memutuskan untuk mengikuti arah asal peluru itu, keduanya melaju dalam satu barisan menuju hutan jati yang memisahkan wilayah berbukit dengan ladang padi, tembakan kedua di lepaskan dari dalam hutan jati itu, peluru itu memantul saat mengenai tank yang ada di depan, kedua tank balas menembak namun tidak mengenai apapun, tank tim B menembak kembali dan nyaris mengenai rantai tank tim A yang ada di depan, kedua tank tim A hanya berjarak 1 km dari hutan jati itu dan dapat segera mencapai jarak tembak efisien Meriam mereka, namun tembakan ke empat di lepaskan dan menghantam langsung transmisi tank yang ada di depan, tank itu di lumpuhkan, kini kedua tim hanya memiliki satu tank yang tersisa.

Tank tim B kembali menembak dan mengincar satu tank tim A yang tersisa, tembakan menjadi semakin gencar, jarak antar setiap tembakan menjadi semakin singkat, namun tank tim A itu berhasil menghindari setiap tembakan berkat gerakan yang gesit dan refleks yang cepat, kini ia sudah ada di depan hutan jati itu yang berada sedikit lebih tinggi dari jalanan setapak yang di lewatinya, tank itu menaiki jalanan menanjak dengan kecepatan penuh, melompat ke udara dan mendarat kembali, tank tim B yang melihat itu langsung bergerak dan berusaha untuk kabur namun dengan cepat di kejar oleh tank tim A, tank tim A menembak rantai sebelah kanan lawannya yang membuat tank itu berputar ke kanan secara tiba tiba, tank itu berusaha menembak namun meleset dan tank tim A langsung menembakkan meriamnya ke samping tank Tim B sembari menabraknya dengan keras, tank tim B di lumpuhkan, pertandinganpun di menangkan oleh tim A.

Semua orang yang menonton pertandingan itu bersorak merayakan kemenangan tim A, tidak terkecuali Rani yang ikut larut dalam ketegangan dan euphoria itu, ia tidak bisa berhenti berbicara tentang betapa kerennya taktik yang di gunakan tim A dalam pertandingan itu.

Ajeng sendiri merasakan sesuatu yang belum pernah di rasakannya sebelumnya, ia seperti menemukan hal baru yang sangat menarik perhatian dan pikirannya, dalam dirinya bergejolak keinginan untuk merasakan Senshado dan mengetahui lebih banyak hal tentang senshado.

"Senshado terlihat sangat keren, aku jadi ingin mencobanya !" ucap Ajeng.

"kalo begitu ayo kita sama sama masuk klub senshado dan berusaha untuk menjadi yang terhebat !" ucap Rani yang menyambut keputusan Ajeng dengan penuh semangat.

Ajeng mengangguk di sertai dengan senyum yang lebar.

Keduanya tidak sempat makan siang karena menyaksikan pertandingan itu namun keduanya tidak merasa menyesal karena pertandingan itu begitu menegangkan dan akan sangat saying untuk di lewatkan, mereka berduapun kembali ke ruang aula dengan perut kosong, namun dengan semangat yang menggebu gebu karena kini adalah waktunya untuk presentasi semua klub yang ada di sekolah, termasuk Senshado.