Meski Louli kesal, dia kembali bersikap semua dan menghibur banyak orang. Louli tersenyum ceria seolah tak terjadi apapun.
"Louli!"
Suara teriakkan para hidung belang mulai terdengar memanggil nama Louli. Louli menari dengan gumulai, tubuhnya seksi membuatnya bisa bergerak dengan lincah.
Malam ini, Louli menghabiskan waktunya menari, bernyanyi dan bermain musik menghibur para tamu.
Sementara itu, Erin yang tadi dibawa pergi oleh bodyguard, sekarang berada di ruangan. Dia terus berteriak hingga pagi, sambil menggedor-gedor pintu meminta untuk dibuka.
"Mamih! Tolong buka pintunya! Erin mengaku salah. Erin tidak akan melakukannya lagi. Mamih, tolong buka pintunya!" rengek Erin.
Dari depan pintu, terdengar langkah kaki perlahan mendekati ruang tempat Erin dikurung. Lalu pintu terbuka dengan sangat keras.
Brak!
Erin yang sejak tadi menangis terduduk di lantai, seketika berhenti. Erin menghampiri Mamih Lauren lalu memeluk kakinya sambil terus menangis.
"Mamih, maafkan Erin. Erin ngaku salah. Erin gak akan berkata seperti itu lagi. Lepaskan aku." rengek Erin.
Namun Mamih Lauren hanya terdiam, menatap tajam Erin yang terus memohon di kakinya. Mamih sudah terlanjur kesal pada Erin yang sudah berani berkata kasar tentang Louli.
Bruk!
Erin tersungkur ke lantai, karena Mamih Lauren menendangnya dengan kasar, sehingga tangan Erin pun terlepas dari kaki Mamih Lauren.
"Kau, wanita jalang! Mulutmu ini memang harus di beli pelajaran, agar tidak lagi bicara sembarangan lagi tentang Louli-ku!" Mami Laure meremas dengan keras kedua pipi Erin, sehingga bibir Erin pun maju, seperti sedang manyun.
Erin ketakutan melihat sorot mata Mamih Luaren.
"Sekali lagi, aku mendengar kau membicarakan Louli, aku akan merobek mulut busukmu ini! Ingat itu baik-baik!" Mamih Lauren memberi peringatan pada Erin.
Erin menganggukkan kepalanya. Mamih Lauren pun melepaskan Erin.
"Cepat bersihkan dirimu! Pergilah minta maaf pada Louli!" perintah tegas Mamih Lauren.
Erin hanya bisa menurut saja. Karena jika membantah Mamih Lauren nyawa bisa saja melayang.
Sementara di rumah Louli. Dia masih terlelap dalam mimpi indahnya sampai suara ketukkan keras pintu, membangunkannya.
Brak! Brak! Brak!
"Louli! Louli! Keluar!" teriak seseorang didepan pintu.
"Uh! Siapa si yang pagi-pagi bikin heboh di rumah orang? Uh! Masih pagi juga!" Louli beranjak bangun dengan wajah lesu.
"Louli, keluar! Ayo, cepat! Louli!" lagi-lagi terdengar teriakkan.
Louli dengan berjalan gontai ke depan pintu. Penampilannya yang berantakan karena dia baru saja terbangun dari alam mimpi nya.
"Iya sebentar!" suara Louli terdengar lemah
Klik.
Pintu terbuka, dan tampak seorang wanita berbadan gendut berdiri didepan pintu. Ekspresinya terlihat kesal.
"Hei! Louli, kapan kamu mau bayar kontrakan? Kamu itu sudah nunggak tiga bulan!" wanita itu berkata pada Louli dengan nada kesal.
"Aduh, Bu Sis. Jangan hal aku galak dong. Nanti cantiknya ilang loh, kalau cantiknya ilang, nanti suami itu pindah kelain hati." ujar Louli dengan nada menggoda.
Wanita yang mendatangi Louli itu, adalah Bu Sis, pemilik kontrakan tempat Louli tinggal. Dia datang untuk meminta uang sewa selama tiga bulan.
Namun Louli malah membuat geram Bu Sis dengan ucapannya dan gayanya yang manja lemah lembut.
"Kau! Jaga mulutmu dasar wanita l4jang! Cepat bayar uang kontrak! Kalau tidak, keluar kamu dari sini!" wanita gendut itu semakin emosi.
"Ish, Bu Sis. Udah dibilangin jangan marah-marah. Soal uang sewa, besok Louli lunasin semuanya." ujar Louli.
"Awas! Kalau sampai besok, kamu tidak melunasi nya, akan aku usir kamu dari sini!" bu Sis memberi peringatan pada Louli dengan mengacuhkan jarinya tepat di depan wajah Louli.
"Iya, Bu Sis," jawab Louli.
Bu Sis lalu pergi meninggalkan rumah Louli.
"Dasar! Wanita l4jang! Awas saja jika sampai dia berani menggoda suamiku! Akan aku robek-robek mulut dan wajahnya yang so kecantikan itu!" gumam bu Sis dengan penuh amarah sembari menjauh dari kontrak kan Louli.
Dia segera menutup pintu rumahnya. Ekspresinya terlihat sangat kesal.
"Cih, sialan! Pagi-pagi datang cuma mau nagih uang. Dasar, enak-enak gendut. Baru nunggak tiga bulan saja sudah ngomel-ngomel gak jelas. Apa lagi kalau setahun, mati kutu tuh orang!" keluh kesal Louli.
"Hoaam! Gara-gara emak gendut itu, tidurku jadi terganggu. Ah, sudahlah sebaiknya aku mandi." sambung Louli.
Dia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Namun siapa yang sangka, saat Louli sedang asyik mandi, ada yang diam-diam mengintipnya.
Seorang pria sedang asyik memperhatikan tubuh seksi Louli. Pria itu terus menelan ludahnya, melihat dua gunung kembar Louli yang besar dan putih mulus.
Gerakkan tangan Louli yang sedang mengusap sabun pada salah satu dadanya, semakin membuat kejantanan pria itu menegang.
Tangan Louli terus berputar dikedua dadanya, dengan suara yang sedikit mendesah.
"Uh! Ah!"
Pria itu semakin tak kuat menahan gejolak pada kejantanannya. Pria itu pun melepaskan celananya, dan akhirnya kejantanannya bebas.
Pria itu menyentuh kejantanannya yang menentang itu sembari menatap tubuh seksi Louli.
Tangan kiri Louli bergerak turun menyusuri tubuhnya hingga sampai di depan pintu surga. Louli mulai mengosok-gosok kemaluannya itu dengan sabun.
Tangan kanannya terus bergerak disalah satu dadanya. Dia sedikit menarik putingnya, lalu mendesah sendiri.
"Uh! Ah!..."
Saat ini Louli sedang horny, dia membayangkan sedang bercumbu dengan pria yang menjadi incarannya. Dia adalah Kairav.
Louli membiarkan air membasahi dirinya. Dinginnya air tak mampu mereda panas dalam dirinya. Tangan Louli terus bergerak lincah didalam lubang nya sendiri.
Pria yang sedang mengintip, tak kuasa menahannya. Dia menggerakkan tangannya, naik turun pada kejantanannya.
"Ah... uh... Ah... uh..." suara desahan Louli semakin membuat tegang.
Louli membayangkan, dia sedang bercumbu dengan Kairav. Dengan shower sebagai gantinya.
'Ais, Louli. Ternyata tubuhmu seksi sekali.' gumam pria itu dalam hati.
'Sial, aku tidak bisa berhenti menatapnya. Ah... uh... Suara pun terdengar merdu,' sambungnya dalam hati.
"Ah... Tuan, Louli sudah tidak kuat. Aahhhh!" Louli sudah mencapai batasnya.
"Hah... hah... hah..."
Pria itu pun ikut mencapai batasnya. Dia melepaskan berjuta benihnya ke udara. Setelah melepaskan benihnya, pria itu langsung menutup kembali celananya.
Louli segera menyelesaikan mandinya dan langsung memakai handuk. Lalu keluar dari kamar mandi.
Louli tak menyadari, jika saat dia mandi, ada yang mengintipnya. Louli keluar dari rumahnya dengan penampilan seksi seperti biasa.
Malam ini, Louli bertekad mendapatkan uang sebanyak mungkin. Demi memenuhi kebutuhannya. Dia pun berjalan dengan santai nya sampai didepan.
Saat Louli sedang menunggu taxi, sebuah mobil berwarna merah menghampirinya dan berhenti tepat disampingnya. Louli terlihat bingung dengan mobil merah yang tiba-tiba berhenti disampingnya itu.
Lalu jendela kaca mobil terbuka. Seorang pria seumuran dengannya memiliki wajah yang tampan terlihat dari dalam mobil.
"Hallo, Nona. Apa butuh tumpangan?" tawar pria itu.
"Tentu saja, Tuan." balas Louli dengan senyum menggoda.
Pria yang menawari Louli tumpangan itu ada Fion. Salah satu pelanggan di rumah bordil. Namun Fion belum pernah kencan dengan Louli. Karena Louli selalu menjadi incaran para lelaki tajir.