Rumah Sena bergaya Eropa klasik berwarna putih, berlantai dua dengan pilar-pilar besar menjulang tinggi dan balkon-balkon berpagar ukir besi di depan jendela-jendela kaca. Hiasan rumahnya memiliki detail yang rumit di setiap elemennya. Ketika melewati pintu utama, Ariel disuguhkan pemandangan mewah khas istana raja. Di tengah-tengah ruangan ada tangga kembar yang melengkung dilapisi karpet merah. Di atasnya, plafon berbentuk lingkaran dihiasi mural lukisan langit dan lampu kristal raksasa. Furnitur mahal menghiasi sudut-sudut ruangan.
"Mau naik lift atau tangga?" tanya Sena.
"Sena, kamu berubah!" Desis Ariel menahan pekikannya.
"Berubah apanya?"
"Kamu jadi sombong," bisiknya.
Sena tertawa.
"Kamu menyukai pria kaya."
"Tapi bukan pria sombong dan angkuh!"
Sena juga berubah menjadi suka memaksakan kehendaknya sendiri. Biar Andres saja yang menjadi pria sombong dan angkuh dalam hidupnya, jangan sampai Sena ikut-ikutan kakak sepupunya yang menyebalkan itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com