Zizi duduk di atas kursi di depan meja island menonton Andres yang memakai baju kebesaran koki profesional bersiap-siap memahat jamón ibérico berharga puluhan juta rupiah. Senyumnya tak kunjung padam mengagumi rupa elok sang malaikat yang turun dari langit ketujuh dini hari tadi. Suara pisau beradu dengan pengasah terdengar bagai alunan melodi. Andres tersenyum dan Zizi merasakan semilir lembut berdesir di dadanya. Mata hijau terangnya sedang menatapnya lekat, menghujamkan panah cinta tepat di dasar dada.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com