webnovel

G.X New Impact

Cerita bermula saat seorang profesor terkenal menemukan sebuah serum yang menjadi solusi bagi evolusi makhluk hidup. Namun, secara diam-diam dia menyuntikkan serum tersebut kepada anak-anak bukannya hewan ternak. Penyuntikan serum tersebut menimbulkan anomali aneh pada tubuh anak-anak, fenomena ini disebut Gen-X (Generation of serum X). Berfokus pada seorang anak bernama Snow dan adiknya yang berhasil kabur dari penilitian serum tersebut, dulu mereka hidup sebagai gelandangan dan menghadapi kerasnya hidup, kini mereka dapat menjadi bagian dari departemen pertahahan bernama "INFINITE". Departemen tersebut bertugas menangani para pengguna Gen-X yang melakukan aksi kriminal. Akankah mereka dapat mengatasi segala misi yang diberikan atau malah sebaliknya?

Mavro_Lefko · ไซไฟ
Not enough ratings
252 Chs

HORN

***

Aku mulai mencari cara untuk bisa kembali ke rumah dengan melakukan perjalanan, ditemani oleh seseorang yang baru ketemui kemarin. Orang ini bernama Chio, sekilas dia terlihat seperti manusia biasa tapi ada sesuatu yang membedakannya dengan manusia pada umumnya, yaitu telinganya. Dia memiliki telinga yang sangat panjang, aku tidak tau ini semacam gen atau anomali, tapi dia menjelaskan padaku kalau ras yang disebut dengan elf ini memang memiliki bentuk telinga seperti itu. dan yang membuatku semakin penasaran adalah umurnya yang sangat panjang, secara logis ini sangat tidak mungkin, seandainya orang-orang sepertinya hidup di duniaku sudah pasti akan dijadikan bahan percobaan oleh ilmuan-ilmuan yang penuh dengan hasrat duniawi.

"Anu... Snow?"

"Ya, ada apa?"

Dia terlihat sangat tidak nyaman, apa ada yang mengganggunya?

"Bisakah kau melepaskan telingaku? Rasanya sangat geli saat kau sentuh."

"Maaf, tapi ini adalah suatu hal yang sangat langka."

"Memang ini bisa dibilang hal yang langka, karena para elf jarang ada yang pergian jauh sepertiku. Tapi... aku benar-benar tidak tahan dengan rasa gelinya."

"Sabar, sebentar lagi selesai."

Telinga ini memiliki struktur tulang rawan yang berbeda dengan manusia biasa, benar-benar telinga yang unik.

"Cukup! Aku tidak tahan lagi!"

Chio mendorongku menjauh, dia lalu mengambil sehelai kain dan menutupi seluruh kepalanya.

"Chio, maaf ya. Hanya saja ini pertama kalinya aku melihat telinga seunik telingamu, dan tiba-tiba saja aku jadi ingin menelitinya."

"Meneliti?"

"Ya, semacam pemeriksaan atas dasar rasa penasaran."

Dia masih murung, apa yang harus kulakukan?

"Boleh saja..."

"Oh! Apa benar boleh?!"

"Tapi! Hanya sehari sekali saja, dan hanya sebentar!"

"Siap!"

Dengan ini aku bisa membuat sebuah laporan untuk diberikan kepada Tree nanti, dia pasti senang membacanya.

"Hei Chio, apa di dunia ini ada kertas atau alat untuk menulis?"

"Oh, mungkin maksudmu itu lembaran kayu?"

"Lembaran kayu?"

"Ya, itu terbuat dari pohon yang dihancurkan lalu dibentuk lembaran, lalu lembaran itu dikeringkan. Biasanya digunakan untuk menulis pesan ke orang yang sangat jauh."

Prinsip pembuatannya sama seperti kertas. Tapi tidak masalah, yang penting bisa digunakan.

"Kau punya kertas... maksudku lembaran kayu itu kan?"

"Aku ada beberapa, mau kau apakan lembaran ini?"

"Aku ingin menulis cerita tentang dunia ini, sehingga saat pulang nanti aku bisa menceritakannya pada teman-temanku."

"Oh, kalau memang begitu ini aku juga ada batang arang untuk menulis pesan diatasnya."

"Terimakasih."

***

Hari pertama terjebak di dimensi lain.

Setelah bertarung melawan Rocka dan Light aku berhasil membawa ke-2 temanku pulang, walaupun bayarannya adalah tubuhku sendiri, tapi aku merasa sangat senang mereka bisa kembali pulang.

Awalnya aku berada di sebuah ruang hampa berwarna hitam dan disana tubuhku terasa angat ringan dan damai, untuk sesaat kupikir diriku sudah mati. Tapi ternyata aku masih hidup, dan semua luka ditubuhku bisa tertutup sempurna. Semua ini berkat orang aneh yang menyembuhkanku, dia bernama Chio.

Entah apa jadinya kalau dia tidak ada disana, mungkin aku sudah mati saat itu. Sekarang ini aku menemaninya pergi ke selatan, sekaligus mencari cara untuk bisa kembali pulang.

***

"Kau sudah selesai?"

"Ya aku sudah selesai, ada apa?"

"Mungkin ini agak mendadak, tapi... bisakah kau melihat kearahku sekarang?"

Sebenarnya apa yang... terjadi?!

"Chio!"

"Bisakah kau menolongku Snow?"

Dia tertangkap oleh sesuatu!

"Besar sekali! Makhluk apa itu?!"

"Aku tidak mau memaksamu tapi, bisakah kau cepat? Tangan raksasa ini sangat panas."

Sial, padahal baru beberapa jam kami berjalan tapi sudah mendapat gangguan.

"Datanglah Y-MIRai!"

Eh? Kenapa tidak mau datang?

Sial! Aku lupa kalau senjataku sudah hancur, sekarang apa yang harus kulakukan?! Oh iya, masih ada saru cara!

"Ice meteorit!"

Aku menjatuhkan es sebesar gunung diatasnya, saat es itu menyentuh kepalanya aku langsung melesat menangkap Chio dan berlari menjauh.

"Wow! Sudah kuduga kekuatan elemenmu lebih hebat dari milikku."

Kenapa orang ini masih bisa bersikap tenang?! Padahal sekarang keadaannya sedang sangat genting!

"Turunkan aku Snow."

"Hah?! Kau ini bicara apa?!"

"Sudahlah turunkan aku."

Chio terlihat sangat serius menatap makhluk besar itu.

"Hem... itu saja tidak cukup, sepertinya aku harus mengurus sisanya."

Apa yang ingin dia lakukan?

"Aku berdoa kepadamu sang dewa es, berikan kekuatanmu padaku dan biarkan aku memurnikan makhluk ini."

Dia berdoa? Tapi untuk... eh? Tubuhku terasa aneh, rasanya seperti energiku berkurang, meskipun tidak banyak yang berkurang tapi rasanya sangat aneh. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Ice chain!"

Seketika itu muncul lingkaran yang sangat besar disekeliling makhluk itu dan dari lingkaran itu muncul rantai es yang sangat banyak, rantai itu mulai menusuk dan mengikat tubuh makhluk itu. Tidak butuh waktu lama, tubuhnya membeku dan mengeras. Padahal tadi tubuhnya tertutup lahar panas, kekuatan yang luar biasa.

"Baiklah, sudah beres. Sekarang tinggal ambil tanduknya."

"Hah?"

Mengambil tanduknya? Tapi untuk apa?

"Wow! Tanduk ini cukup besar dan keras, mungkin ini bisa!"

Dia terlihat sangat senang hanya dengan sepasang tanduk.

"Tapi aku tidak bisa membawanya, tasku tidak sebesar tanduk ini."

Dia terlihat kesusahan, yah... mungkin aku bisa sedikit membantunya.

"Chio, mundurlah sebentar."

Aku mulai membuka portal esku, sebenarnya dengan portal ini aku bisa menyimpan berbagai senjata, tapi sayangnya aku baru bisa membuka portal ini setelah membuat kontrak dengan Y-MIR, jadi di dalamnya masih kosong.

"Wow! Apa itu?!"

"Ini adalah portal, portal ini bisa terbentuk karena perpaduan antara molekul dan energi yang ada di..."

"Portal? Molekul? Energi?"

Aku lupa kalau dia bukan berasal dari duniaku.

"Anggap saja ini adalah kantong atau tempat penyimpanan tanpa batas yang bisa menyimpan apa saja dengan berbagai ukuran."

"Jadi tanduk ini bisa di simpan disana?!"

Wah, lagi-lagi dia sangat bersemangat.

"Ya, secara teori bisa."

Dia langsung melompat dengan ekspresi senang, sebenarnya apa spesialnya tanduk besar ini?

"Terimakasih Snow!"

"Sama-sama, memangnya mau kau apakan tanduk ini?"

"Hehehe, aku ingin membuat sebuah senjata!"

"Senjata?"

"Ya, aku ingin membuat sebuah spear yang sangat hebat seperti miliknya dewa odin."

Dewa? Odin?

"Spear emasnya itu sangat hebat, aku benar-benar mengaguminya."

Ya terserahlah, aku juga tidak terlalu peduli dengan siapa itu odin.

"Kenapa kau ingin membuat sebuah spear?"

"Sebenarnya aku sangat payah kalau dalam pertarungan jarak dekat, aku hanya bisa mengandalkan kekuatan elemenku saja. Jadi aku ingin membuat sebuah senjata, setidaknya aku bisa berburu dan melawan musuh dengan jarak dekat tanpa harus kehabisan energi elemen."

Jika dia ingin menjadikan tanduk ini sebagai senjata...

"Hei, bolehkah aku memeriksa tanduk ini?"

"Eh? Boleh saja, memangnya kenapa?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin memastikan saja."

Tanduk ini cukup kuat. Struktur dan kekerasannya juga bagus, hanya saja banyak sekali retakan disini. Meskipun bisa dibuat sebagai senjata, tapi aku tidak yakin ini bisa bertahan lama. Terlebih lagi...

"Bagaimana?"

"Tanduk ini bagus, hanya saja strukturnya hancur karena perubahan suhu yang mendadak tadi."

Chio hanya memandangiku dengan pandangan kosong, sudah jelas kalau dia tidak paham dengan apa yang kuucapkan.

"Jadi begini, tadi tanduk ini awalnya sangatlah panas tapi karena seranganmu tadi membuat tanduk ini menjadi dingin dalam sekejab. Sebenarnya perubahan dari panas ke dingin secara mendadak seperti ini sangat bagus untuk menguatkan senjata seperti pedang yang tebuat dari besi, hanya saja karena benda ini adalah sebuah tanduk maka perubahan mendadak seperti itu hanya akan merusak strukturnya dan membuat banyak sekali retakan. Jadi saat tanduk ini diubah menjadi senjata, hanya akan membuat senjata itu hancur dalam sekali pakai."

"Apa?!"

Dia mulai lemas dan sedikit mengeluarkan air mata, kemudian dia merengek sambil memegangi kakiku.

"Padahal aku sudah susah payah menjadi umpan untuk mendapatkannya, tapi malah rusak."

"Tunggu dulu! Jadi tadi kau sengaja tertangkap?!"

"Ah!"

Dia mulai melepaskan kakiku dan perlahan menjauh dariku, orang ini!

"Dasar telinga panjang! Kau membuatku khawatir saja!"

Dia langsung lari ketakutan, aku langsung mengejar dan menangkap wajahnya. Karena sedikit jengkel, aku mencubit dan menarik pipinya selebar mungkin.

"Huaa!! Maafkan aku Snow!"

"Asal kau tau saja, aku tadi sangat khawatir! Dan bisa-bisanya kau mempermainkanku dan memanfaatkan kekuatanku untuk menangkap makhluk besar itu!"

"Tapi... tapi... aku membunuhnya dengan kekuatanku sendiri."

"Meskipun kau membunuhnya dengan kekuatanmu sendiri, tapi kau memanfaatkan esku untuk membuatnya tidak bisa bergerak! Dan sekarang aku harus menghemat energi lagi karena sebagian besar energiku sudah digunakan untuk membuat bongkahan es tadi!"

"Maafkan aku!!!"

***

Sungguh, aku benar-benar tidak tau jalan pikirannya. Bisa-bisanya dia memanfaatkan kekhawatiranku seperti itu. Tapi... aku jadi sedikit kasihan dengannya, dia dari tadi tidak mau berhenti memeluk tanduk itu.

"Tandukku..."

"Sudahlah Chio, cari yang lain saja."

"Tapi... tapi sangat susah mencari raksasa api disini..."

Dia masih merengek, hah... apa boleh buat.

"Aku akan membantumu membuat senjata nanti."

"Eh! Benarkah?!"

Dan seperti yang sudah kuduga, dia langsung berhenti merengek dan mulai bersemangat lagi.

"Iya, aku sedikit paham teori untuk membuat sebuah Spear, tapi aku membutuhkan bahan terbaik untuk membuatnya. Apakah ada semacam bahan yang sangat keras disini?"

"Hem... sebenarnya ada rumor yang mengatakan kalau seekor naga misterius terbang diatas langit Midgard."

"Midgard?"

"Ya, Midgard adalah sebuah tempat dangen samudra luas yang mengelilinginya. Sebenarnya aku juga belum pernah kesana, tapi aku dengar kalau tempat itu ada tepat disebelah Alfheim. Dan sebelum kesana kita harus melewati Nilfheim, Svartalfheim, Jotunheimr, Vanaheimr, baru kita bisa ke Midgrad. Dan rumor mengatakan kalau naga itu memiliki tubuh yang sangat keras, bahkan sisiknya tidak bisa dihancurkan."

Rumor yang menarik, aku jadi penasaran dengan naga itu. Tapi tempatnya sangat jauh, kalau harus menunggu sampai disana Chio bisa diserang saat melewati tempat-tempat aneh tadi.

"Baiklah, aku akan membuatkanmu sebuah spear sekarang."

"Tunggu sebentar! Kenapa sekarang?"

"Kalau aku menunggu sampai... apa nama tempatnya tadi? Midgard? Kita bisa diserang kapan saja saat melewati tempat lain. Aku bisa melakukan serangan jarak jauh maupun dekat, jadi serangan seperti apapun aku pasti bisa mengatasinya. Tapi kau kan hanya bisa serangan jarak jauh, dan jika kau diserang dengan serangan jarak dekat maka kau bisa mati dalam sekejap."

"Kau benar juga."

"Itulah mengapa aku akan membuatkanmu sebuah spear sekarang juga."

Aku mengeluarkan portal es dan membuat sebuah Ice Spear, senjata ini berbeda dengan jutaan spear yang kugunakan untuk melawan Rocka kemarin. Kepadatan kristalnya kunaikkan sehingga lebih kuat dan bisa bertahan dari segala benturan, dan tentu saja ini hanya bersifat sementara jadi bisa hancur kapan saja. Tapi setidaknya ini bisa melindunginya dari serangan jarak dekat.

"Ini tangkap."

"Wow! Spear ini terbuat dari es, indah sekali!"

"Lebih tepatnya terbuat Ice Crystal. Spear itu hanya bersifat sementara, jadi jagalah baik-baik dan gunakan dengan bijak."

"Terimakasih Snow."

"Kalau begitu, mari kita lanjutkan perjalanan."

"Ya!"

***

Kami berjalan sampai malam hari, meskipun malam tapi tempat bernama Muspell ini sangat terang karena banyak sekali lahar pijar disekeliling kami.

"Hei."

"Ada apa Snow?"

"Aku sedikit penasaran dengan kekuatanmu, sebelum menyerang makhluk besar tadi kau berdoa kan?"

"Ya, aku berdoa."

"Apa tujuan dari doa itu?"

"Snow, apa kau tidak pernah berdoa kepada dewa sebelum mengeluarkan kekuatanmu?"

"Tidak, kekuatanku ini murni berasal dari diriku sendiri."

"Heh... kau tipe yang sangat langka ya, umumnya ketika pengguna kekuatan elemen ingin mengeluarkan kekuatannya mereka selalu berdoa kepada dewanya masing-masing."

Oh, cara kerjanya sama seperti saat pengguna Gen.X ingin mengeluarkan portal ya.

"Jadi kepada siapa kau berdoa?"

"Karena elemenku adalah es, maka aku berdoa pada pada dewa es. Sebenarnya aku tidak terlalu paham juga dengan ini, tapi orangtua dwarfku memintaku untuk berdoa padanya."

"Menarik, jadi siapa nama dewa itu?"

"Namanya... Y-MIR."

"Huh?"

***

"Kau pasti bercanda kan?"