"Hah?" Bara tampak terkejut mendengar perkataan Pradita. "Masa sih, Dit, si Arini kayak gitu? Emangnya gak sakit ngejatohin diri sendiri? Ah, paling jatohnya pura-pura."
"Gak kok. Dia ngejatohin dirinya beneran sampe lututnya lecet, berdarah gitu. Semua orang nuduh aku yang udah nyelakain si Arini sampe semuanya pada adu mulut gitu."
"Wah! Jadi semuanya pada berantem gitu?" tanya Bara yang tampak begitu serius mendengar cerita Pradita.
"Iya, pada debat sampe aku jadi gak enak sama Pak Johan. Ada Ibu Yohana sama Ibu Yuniar juga. Mereka semua gak ada yang percaya sama kata-kata aku. Mereka tetep nuduh kalau aku yang emang sengaja celakain si Arini."
Pradita menguap lagi sambil memiringkan badannya ke arah Bara. Matanya sudah setengah terpejam. Bara mendesah sambil mengusap lengan Pradita.
"Kamu yang sabar ya, Dit. Aku yakin kalau si Arini itu pasti sengaja kayak gitu ke kamu supaya kamu yang disalahin. Aku gak nyangka kalau si Arini ternyata masih naruh harapan sama si Danu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com