Pada akhirnya aku dan Zero memutuskan untuk tidak jadi membawa Sadin ke klinik karena kondisinya sudah membaik. Walaupun aku sempat kesal pada cara Sadin menatap Zero tadi, tapi aku tak ingin berpikir negatif. Lagi pula, bukankah dia sangat mencintai mendiang suaminya? Rasa-rasanya mustahil dia tertarik pada Zero, bukan? Ya, aku mencoba berpikir positif.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com