Suasana rumah sangat sepi ketika aku baru pulang dari mini market sehabis belanja kebutuhan dapur. Padahal ini sudah jam tujuh malam, dan seharusnya Habib serta istri keduanya ada di rumah. Tapi kenapa rumah sepi begini?
Lampu di teras depan mati, kulihat di belakang juga mati, tapi anehnya pintu utama sama sekali tidak terkunci. Aku tidak tahu apakah Habib ada di rumah atau tidak, karena garasi yang tertutup membuatku tak bisa melihat mobil putih yang biasa dia gunakan.
Begitu aku membuka pintu, yang terlihat hanyalah kegelapan. Tidak ada setitik cahaya pun yang bisa membantuku melihat keadaan sekitar. Kunyalakan senter handphone, mencari sakelar dan menyalakan lampu.
"Apa sedang ada pemadaman listrik?" pikirku ketika lampu tak kunjung menyala.
Kupanggil Habib dan Aisyah beberapa kali, tapi mereka sama sekali tidak menyaut. Rumah ini benar-benar seperti rumah tak berpenghuni, sepi. Dengan pencahayaan yang ada, aku berjalan ke dapur untuk menaruh belanjaan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com