"El!" teriak Habib.
"El, bangun!"
Aku membuka mata dengan keringat yang rasanya sudah membuatku mandi pagi. Kulihat Habib duduk di ranjang sebelah kiriku—tempat biasa dia tidur. Sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela yang hanya di tutupi gorden putih.
Kusadari saat ini aku masih berada di tempat tidur bersama Habib. Dia membantuku duduk dan ... hei, kenapa dia menatapku seperti itu? Tapi, bagaimana bisa aku ada di tempat tidur sementara perutku baru saja di tusuk belati oleh Farida?
Aku meraba perut dengan perasaan khawatir, takutnya aku baru saja kembali dari rumah sakit setelah koma berhari-hari. Tapi ... perutku tidak ada bekas luka sama sekali, masih mulus tanpa sayatan.
"Kenapa?" tanya Habib membuat pandanganku teralihkan.
"Aku baru saja di tusuk oleh Farida, Mas. Apa aku sudah keluar dari rumah sakit?" tanyaku bingung.
Habib malah garuk-garuk kepala dengan ekspresi yang tak kalah jauh dariku. Bingung campur tidak mengerti juga sepertinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com