Namanya Bian, sudah pada tau, iya kan? Cowok yang satu-satunya sangat dimusuhi oleh El karena masa lalu mereka yang cukup membingkai kesalahpahaman sampai-sampai merusak persahabatan yang seharusnya berjalan dengan damai, namun tiba-tiba hancur begitu saja.
Ia duduk di kursi kelas miliknya, berada di pojok kelas tanpa siapapun yang menjadi peneman. Ini jam olahraga, giliran kelasnya yang bermain andil di lapangan. Namun, ia beralasan tidak ikut karena bilang kalau perutnya mendadak sakit dan perih. Karena jarang sekali berbohong, maka dirinya dipercaya oleh sang guru.
Menatap foto berukuran kecil yang dicetak olehnya, disana terlihat potret wajah Alvira yang sangat cantik mempesona. Dirinya memang terlalu mabuk asmara dengan cewek tersebut, namun terlalu gengsi untuk mengatakan kalau semua kesalahan yang hadir adalah akibatnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com