"Dah lo masuk duluan, gue mau telfon El dulu nih di teras rumah lo. Kalau telfon di kamar El, tau sendiri ada Mario yang berisik banget."
Reza mengatakan hal itu pada Alvira dengan nada bicara yang lembut, tidak lupa juga menjulurkan tangan untuk mengelus puncak kepala cewek tersebut dengan perlahan-lahan. Layaknya cowok yang memang tengah di mabuk asmara, ia memperlakukan Alvira dengan sangat teramat baik bahkan melebihi queen, padahal belum pacaran.
Menganggukkan kepala dengan mengerti, setelah itu Alvira memberikan senyuman manis. "Oke Kak, aku masuk duluan ya." ucapnya, ia hendak melepaskan jaket milik Reza dari tubuh, lalu tangannya malah di tahan oleh cowok tersebut.
"Ngapain di lepas? Lo pake aja sih, nanti balikin kalau udah di cuci terus kasih wangi parfum lo, gue suka." ucap Reza yang mengembalikan posisi tangan di masing-masing sisi tubuhnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com