webnovel

DISTRIK 25 : Sebuah Mimpi Buruk

VOL.I DISTRIK 25: SEBUAH MIMPI BURUK Ami sangat membenci para elit negara karena perubahan sistem pemerintahan sejak pergantian presiden beserta jajaran yang membuat warga tidak tenang, terlebih dengan adanya rumor mengenai hilangnya anak-anak di bawah umur yang di gunakan sebagai tumbal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh para elit negara. Mereka bahkan selalu siap untuk menyakiti ataupun menangkap siapapun yang menentang kebijakan Pemerintah. *** VOL.II DISTRIK 25: DUNIA TANPA KEGELAPAN “Kalian mungkin mengira semua ini disebabkan oleh kegelapan. Tapi apa kalian tahu kalau manusia bahkan dapat menjadi lebih kejam dari kegelapan,” kata seorang pria tua yang berjalan dengan tongkatnya. *** VOL.III DISTRIK 25: SEBUAH MASA LALU Sebuah perjanjian dengan kegelapan di masa lalu membawa dampak sangat besar untuk masa depan. Perjanjian berdarah, perjanjian penuh ritual dan penumbalan. Kekuatan dan kekuasaan, semuanya diberikan oleh kegelapan dengan imbalan darah yang melimpah dan kesengsaraan. *** *** Dengan memberikan dukungan untukku berupa vote dan hadiahnya, teman2 telah menjadi PEMBACA ISTIMEWA juga menjadi SAKSI DARI KISAH DISTRIK 25 ^,^ Love *,*

snaisy_ · แฟนตาซี
Not enough ratings
369 Chs

Pak Presiden

=Author POV=

Dentang jam berbunyi nyaring dengan jarum jam yang menunjukkan pukul delapan pagi, jam rutin untuk pak Presiden sarapan juga meminum obat. Para pelayan mengetuk pelan pintu kamar Tuannya dengan ditemani seorang ajudan Presiden yang perempuan. Mereka segera meletakkan nampan makanan di meja dekat tempat tidur Presiden.

Seperti biasa, pria yang semakin hari nampak semakin tua itu telah rapi dan duduk di kursi roda memandangi taman yang mulai menyajikan keindahan di pagi hari. Cahaya matahari yang masih hangat menyinari seluruh taman diiringi dengan suara serangga kecil membuat suasana pagi sangat nyaman. Itu adalah suasana kesukaan pak Presiden.

Sebelumnya, pagi – pagi sekali seorang pelayan sudah masuk dan membersihkan ruangan Presiden juga telah membukakan gorden serta jendela agar angin alam dapat masuk ke ruangan.

"Permisi, Tuan. Sarapan telah siap," seorang pelayan berseragam warna peach menghampiri Presiden yang tengah menatap kosong taman.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com