webnovel

DISTRIK 25 : Sebuah Mimpi Buruk

VOL.I DISTRIK 25: SEBUAH MIMPI BURUK Ami sangat membenci para elit negara karena perubahan sistem pemerintahan sejak pergantian presiden beserta jajaran yang membuat warga tidak tenang, terlebih dengan adanya rumor mengenai hilangnya anak-anak di bawah umur yang di gunakan sebagai tumbal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh para elit negara. Mereka bahkan selalu siap untuk menyakiti ataupun menangkap siapapun yang menentang kebijakan Pemerintah. *** VOL.II DISTRIK 25: DUNIA TANPA KEGELAPAN “Kalian mungkin mengira semua ini disebabkan oleh kegelapan. Tapi apa kalian tahu kalau manusia bahkan dapat menjadi lebih kejam dari kegelapan,” kata seorang pria tua yang berjalan dengan tongkatnya. *** VOL.III DISTRIK 25: SEBUAH MASA LALU Sebuah perjanjian dengan kegelapan di masa lalu membawa dampak sangat besar untuk masa depan. Perjanjian berdarah, perjanjian penuh ritual dan penumbalan. Kekuatan dan kekuasaan, semuanya diberikan oleh kegelapan dengan imbalan darah yang melimpah dan kesengsaraan. *** *** Dengan memberikan dukungan untukku berupa vote dan hadiahnya, teman2 telah menjadi PEMBACA ISTIMEWA juga menjadi SAKSI DARI KISAH DISTRIK 25 ^,^ Love *,*

snaisy_ · Fantasy
Not enough ratings
369 Chs

Patroli Presiden

=Author POV=

Pak Presiden masih belum ada memakan apapun, beliau hanya duduk dan bercengkerama sedikit dengan dokter Thya. Beliau bilang, beliau sedang menunggu Raffan karena beliau akan meminta untuk dibawa berkeliling wilayah Timur, ingi melihat keadaan terkini mengenai warganya.

"Anda harus memakan rotinya, Tuan. Anda tidak boleh tidak memakan apapun sebelum melakukan kegiatan," kata doker Thya lagi.

"Aku akan menunggu kelinci bakar, apa tadi kurang jelas?"

Dokter Thya terdiam, dia segera menganggukkan kepalanya tanda maaf.

Seorang pelayan berhidung mancung memasuki kamar Presiden dengan membawa buah berry dan buah anggur pada sebua nampan. Dia mempersilahkan Tuannya itu untuk makan

Presiden meraih beberapa buah dan dimakannya satu per satu. "Apa Cloud sudah berangkat patroli?" tanya pak Hadiyaksa pada pelayan.

"Sepertinya belum, Tuan. Sejak tadi, yang pergi untuk sarapan hanyalah Tuan Laso dan Tuan Aidid," jawab pelayn menjelaskan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com