Tak ada gunanya menentang Evan, apalagi di saat dia sedang berada pada kondisi yang harus diperhatikan penuh seperti sekarang. Sudahlah akhirnya Luci menerima takdirnya untuk saat ini. "Aku menurut saja," pelan gadis itu dengan tidak ikhlas.
Evan nampak sangat bahagia. Untuk sekali lagi lelaki itu memeluk erat tubuh gadis mungil itu dan lalu mengecup puncak kepalanya, menghirup aroma Luci yang memabukkan.
Para pelayan menjerit riang dari lantai bawah. Menikmati adegan romantisme di pagi hari adalah obat paling mujarab di tengah keletihan dan juga omelan Manny.
Evan dan Luci segera menuju ke meja makan. Dalam perasaan yang campur aduk dan penuh romansa (bagi Evan) keduanya menikmati sarapan di pagi hari itu. Yang pertama Luci harus menyisihkan waktu untuk menyuapi Evan. Akan tetapi setelah tiga suapan Evan berkata bahwa Luci bisa memakan makannya sendiri, dan Evan akan makan dengan kedua tangannya yang kuat.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com