"Kau tau bahwa aku suka dengan perutmu." Evan mengatupkan kedua tangannya tepat di depan mulutnya yang tersenyum. Melihat Luci yang sangat cantik siang ini, saat bertemu dengannya, adalah sangat sesuatu bagi Evan. CEO itu merasa terhormat sekaligus merasa dimanjakan dengan cara yang tidak biasa.
Luci memandang aneh kepada Evan. Lalu tangannya yang ramping itu memegangi perutnya dan memeriksa beberapa kali, jika saja ada sesuatu yang lucu di sana. Akan tetapi Luci tidak bisa menemukan apa pun. "Kenapa kau menyukai perutku?"
Untuk berbagai alasan yang tersembunyi Evan menyeringai di tempatnya. "Dia sangat cantik. Satu tempat yang cantik dan nyaman untuk semacam makhluk hidup." Evan menaikkan sebelah alisnya. CEO itu nampaknya masih ingin bermain-main dengan Luci, menggoda gadis itu sampai membuatnya menjerit karena kesal.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com