Wajah Evan telah dimajukan. Bibirnya mengecup dahi Luci dengan lembut dan dalam. Kemudian dalam sekejab Evan sudah merasakan hatinya jatuh terlalu jauh di dalam pesona milik Luci.
"Kau memintaku untuk bahagia. Tapi nyatanya aku sudah jatuh (cinta). Lalu aku harus apa sekarang?" bisik Evan kepada Luci. Sekali lagi CEO itu mengecup lembut dahi gadis yang berada di depannya.
Kebekuan sempat tercipta di antara mereka berdua. Yaitu ketika Luci merasakan kebingungan mengenai sikap menyebalkan Evan yang berubah secara drastis. Kini sikap itu telah berubah mejadi sangat manis, mengalahkan madu murni dengan kualitas paling baik sekali pun.
Sementara itu Evan membeku dikarenakan CEO tersebut terlalu menikmati kedalaman perasaannya yang saat ini menyelam jauh ke dasar. Kegelapan di dalam hatinya sudah diterangi oleh secercah cahaya yang berasal dari kenyamanan yang ia dapatkan dari seorang gadis.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com