PLAK! Tamparan tangan Luci sukses mengenai wajah Evan kembali sesaat setelah CEO itu berusaha untuk mencium gadis itu dengan tanpa sabaran sedikit pun.
Evan mengerang kembali. "Argh, kenapa ditampar lagi sih? Aku kan sudah bilang tidak akan menggigit bibirmu!" Mata Evan melotot dengan sangat bulat. Emosinya sudah banyak tersulut sedari tadi. 'Susah sekali sih mendapatkan bibir gadis ini,' pikir Evan. 'Padahal aku sudah tidak tahan untuk tidak menciumnya,' lanjut CEO itu dengan geregetan.
"Itu karena kau mau menciumku tanpa izin terlebih dahulu!" tuding Luci dengan jengkel. Gadis itu beranjak kembali namun setelah mendapat hantaman dari kaki Evan yang melintang di tubuhnya, dia tidak bisa bergerak dengan banyak. "Lihat kan? Latihan macam apa yang tidak memberiku ruang begini? Jika orang lain tau mereka akan mengira kau berusaha memaksaku dan mau menodaiku."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com