webnovel

Benar-Benar Tidak Terduga, Tuan Ternyata Bisa Menggoda Wanita Muda

บรรณาธิการ: Wave Literature

"Aku... Aku tidak marah," kata Qiao Mianmian dengan wajah memerah. Ketika Mo Yesi mendekatinya, ia merasa seperti agak sulit bernapas.

"Benarkah?" Mo Yesi mendekati Qiao Mianmian dua sentimeter lagi hingga napas hangat yang dihembuskannya menerpa bibir perempuan itu. Jari-jarinya menekan rahang Qiao Mianmian dan mengelusnya dengan lembut. "Kalau begitu, cium aku dan aku akan percaya kata-katamu."

"Ap-apa?!"

Qiao Mianmian melotot karena terkejut, sementara Mo Yesi menatap bibir merah mudanya yang sedikit terbuka. Mata Mo Yesi menyipit dan sedikit menggelap. Ia mencium bibir Qiao Mianmian berkali-kali malam itu dan rasanya sangat nikmat dan sangat manis. Matanya pun semakin menggelap saat memikirkan kejadian malam itu.

Tatapan Qiao Mianmian seperti terbakar dan ia merasa gelisah. Ia mengulurkan tangan untuk mendorong Mo Yesi menjauh, lalu berpindah ke samping untuk berpisah dari Mo Yesi dan menjaga sedikit jarak di antara mereka. Dengan wajah yang masih memerah, ia berkata padanya sambil tersipu, "Mo Yesi, bisakah kau sedikit lebih serius?"

Mo Yesi yang seperti ini membuat hati Qiao Mianmian gelisah hingga rasanya ia ingin melarikan diri saja. Kini, ia tampak seperti seekor kelinci yang ketakutan dan telinganya terangkat ke atas. Tak hanya wajahnya yang memerah, bahkan telinganya yang putih dan halus mulai berubah warna menjadi merah muda.

Mo Yesi harus menahan keinginannya untuk meraih dan mencubit Qiao Mianmian. Karena melihat Qiao Miamian sangat malu, ia memutuskan untuk membiarkan perempuan itu pergi untuk saat ini. Bagaimanapun, mereka baru saja menikah kurang dari sehari. Ia tidak ingin menakuti Qiao Mianmian sekarang.

"Hm." Mo Yesi duduk tegak, menarik kembali tangannya, mengatur kancing bajunya, dan berkata. "Kita pergi makan dulu. Kita dapat melakukan hal-hal yang tidak serius itu ketika kita sudah kenyang. "

Duar...

Wajah Qiao Mianmian langsung kemerahan dan seluruh wajahnya tampak terbakar. Jelas-jelas Mo Yesi berwibawa. Bagaimana bisa dia melakukan hal yang tidak bermoral? Apakah dia seperti ini di depan orang lain? pikirnya.

Di sisi lain, Paman Li yang duduk di kursi pengemudi turut mendengar percakapan mereka sampai wajahnya ikut memerah. Ya Tuhan. Benar-benar tidak terduga, Tuan ternyata bisa menggoda wanita muda, pikirnya. Paman Li mengira bahwa Mo Yesi tidak akan bisa mengerti bagaimana caranya bersikap di depan Qiao Mianmian, tapi sepertinya Mo Yesi sekarang lebih peduli.

———

Revolving Restaurant merupakan tempat makan berkelas yang ada di lantai 68 dan tempat ini selalu menyediakan meja terbaik untuk Mo Yesi. Bahkan, manajer restoran sendiri yang keluar untuk menyambut orang-orang dan bertemu Mo Yesi. Ia lalu menyapa dengan hormat, "Tuan Mo."

"Hm." Mo Yesi mengangguk sedikit.

Manajer memandang Qiao Mianmian yang keluar dari lift bersama Mo Yesi dan melihat pakaiannya yang seperti seorang pelajar. Ia tertegun dan bertanya-tanya, "Tuan Mo, Nona ini..."

"Aku…"

Qiao Mianmian baru saja mengucapkan sepatah kata, tapi lengan Mo Yesi tiba-tiba melingkar di pinggangnya dan memeluknya dengan posesif. "Ini istriku," kata Mo Yesi.

"Mo-Nyonya Mo?!" Manajer restoran langsung tertegun karena sangat terkejut. Ia menatap Qiao Mianmian dengan tatapan mata yang menunjukkan seakan hal ini sulit dipercaya. Ia tampak lebih terkejut daripada mendengar kabar bahwa dunia akan runtuh. Setelah beberapa saat, ia akhirnya pulih dan membungkuk kepada Qiao Mianmian. "Selamat malam, Nyonya Mo."

"Oh, selamat malam."

Untuk pertama kalinya, Qiao Mianmian disambut oleh seseorang yang sangat tunduk dan ia menikmati perlakuan ini. Namun, saat Mo Yesi meliriknya, ia tampak sedikit tidak nyaman dan bibirnya komat-kamit tanpa kata. Mo Yesi pun berjalan dengan tangan melingkar di pinggangnya yang tipis dan lembut. Setelah beberapa langkah, ia tiba-tiba merasakan napas hangat yang menerpa telinganya. Aroma lembut dari tubuh Mo Yesi juga tercium hingga hidungnya.