webnovel

Mendapat teman baru

Matahari mulai keluar dari persembunyiannya memancarkan cahaya yang indah di pagi hari, seorang gadis terbangun dari tidurnya, sambil mengucek mata dia memperhatikan pria yang tidur di sampingnya masih terlelap.

Jessica bangun, saat akan turun dari tempat tidur tangan Carlos menahannya. Jessica membalikan badan menghadap pria itu dengan menyipitkan mata karena terkena sinar matahari.

"Mau kemana,?" tanya Carlos dengan meregangkan badannya. Dia tidak melihat jam kalau sudah menunjukan pukul 06:00, dan itu tandanya Jessica sudah harus bersiap-siap ke sekolah.

"Aku mau mandi," jawab Jessica tapi Carlos menahannya.

"Nanti saja, aku masih ingin memelukmu," Jessica menggelengkan kepala dan melepaskan tangan Carlos.

"Aku sudah terlambat," ujar Jessica seraya mengecup pipi Carlos kemudian turun dari tempat tidur dan pergi mandi.

Carlos tersenyum saat merasakan kecupan gadis itu, dia memegang pipinya lalu bersandar di sandaran tempat tidur. Sepertinya Carlos mulai jatuh cinta kepada Jessica, dia menarik napas lalu pergi ke dapur.

Carlos mengambil gelas dan membuat kopi lalu menarik kursi dan duduk, dia tersenyum sendiri saat mengingat kecupan Jessica. Padahal Setiap hari sebelum Jessica ke sekolah selalu mengecup pipi Carlos. Tapi pria itu merasakan kalau kecupan ini lain.

Tanpa Carlos sadari Jessica sudah berdiri di depannya dengan memakai seragam dan memperhatikannya, Jessica mengerutkan dahi melihat Carlos senyum-senyum sendiri.

"Sepertinya pagi ini kamu bahagia sekali," ledek Jessica sehingga membuat Carlos tersadar dan menatap gadis itu.

Shit! Bibir itu membuat dia ingin menciumnya, apalagi dengan rambut basah Jessica membuat hatinya bergejolak. Carlos ingin sekali menggigit bibir mungil itu, dia menarik tangan Jessica untuk duduk di pahanya.

"Apakah kamu tertidur pulas semalam?" tanya Carlos seraya melingkarkan tangannya di pinggang Jessica dan menghirup aroma parfum yang wangi dari tubuh gadis itu.

"Iya, walau aku terbangun karena dengkuranmu tapi aku masih bisa tidur kembali," canda Jessica seraya berdiri dari pangkuan Carlos.

"Baiklah, aku harus berangkat sekarang," ujar Jessica. Dia mengambil sepatu dan memakainya.

"Aku akan mengantarmu," tukas Carlos seraya berdiri dan meraih kunci mobil yang ada di gantungan.

Jessica hanya terdiam melihat semangatnya Carlos untuk mengantar dia ke sekolah, mengambil tas kemudian ikut bersama Carlos masuk ke lift. 'Tumben dia mau mengantarku ke sekolah, biasanya jam begini dia masih tidur.' Gumam Jessica seraya berjalan di belakang Carlos.

Mereka tiba di basement, Carlos dan Jessica masuk ke mobil. Pria itu langsung mengantar Jessica ke sekolah, di dalam mobil Carlos menggenggam tangan gadis itu. Jessica merasa heran, hari ini Carlos terlihat sangat aneh.

"Carlos, kalau sudah tiba di sekolah aku tidak ingin kamu turun dari mobil." Carlos menganggukan kepala lalu dia tersenyum.

Carlos mengerti kenapa Jessica tidak ingin dia turun dari mobil, Jessica tidak ingin teman-temannya melihat kalau yang mengantarnya adalah seorang bule. Jessica takut teman-temannya berpikiran negatif terhadapnya.

"Iya, tidak usah khawatir," ujar Carlos seraya mengecup punggung tangan Jessica.

Mereka tiba, saat Jessica akan turun Carlos menahan tangan gadis itu. Dia memegang pipi Jessica dan membelainya, lalu Carlos mengecup kedua pipi dan dahi Jessica.

"Baiklah, aku masuk. Bel sudah berbunyi," pamit Jessica lalu dia mengecup pipi Carlos dan turun dari mobil.

Carlos tersenyum melihat Jessica berlari masuk ke dalam sekolah, tapi senyumnya langsung berubah saat melihat Jessica begitu akrab dengan Andrew. 'Apakah mereka berdua berpacaran? Carlos mulai cemburu melihat Jessica dekat dengan pria.

Saat Jessica sudah tidak terlihat Carlos kembali ke apartemen, pagi tadi wajahnya terlihat sangat ceria tapi sekarang nampak murung. Begitu tiba Carlos langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang, dia terlihat tidak bersemangat lagi.

****

Hari ini Jessica pulang terlambat karena mengikuti eskul ( ekstrakurikuler) di kelas eskul Jessica memilih olah raga voli. Sedari SMP dia suka dengan olahraga ini bahkan dia sering ikut pertandingan. Kegiatan eskul ini di gabung dengan kelas-kelas yang lain dari kelas 1 sampai kelas 3 sesuai dengan minat para murid. Kali ini Jessica mendapat teman baru lagi, namanya Tini.

Tini duduk di kelas dua, dia lebih tua satu tahun dari Jessica. Gadis itu sama dengan Jessica masa SMP sering mengikuti pertandingan voli. Mereka bercakap cakap semasa mereka di SMP, Jessica dan Tini merasa punya kecocokan dan bisa saling mengisi, mereka berdua juga terlihat tinggi.

Jessica dan Tini berjalan ke lapangan voli sambil membawa bola, Jessica berdiri di seberang net begitu juga Tini berdiri di seberang net Jessica. Mereka berdua saling berhadapan, ingin mencoba kemampuan mereka masing masing.

"Sudah siap, Tin?" tanya Jessica sambil memutar-mutar bola di tangannya.

"Siap, Jess. Lemparkan bolah ke arahku yang tinggi ya," tantang Tini dengan bercanda. Jessica tersenyum dan menganggukan kepala.

"Ok, sip." Jessica melempar bola ke arah Tini, lalu Tini melompat melakukan smash. Dia memukul bola ke arah Jessica tapi Jessica masih menerima bola dengan baik lalu bola itu kembali kepada Tini.

Tini melakukan passing bawah mengembalikan bola kepada Jessica lalu Jessica memberikan umpan pada Tini dengan cepat Tini langsung menyambar bola dengan smash yang kencang. Jessica tidak dapat mengembalikan bola tersebut, kemudian dia tertawa.

"Wow, Quick Smash kamu mantap," uuji Jesssica. "Aku tidak bisa mengembalikan bolanya." Tini langsung tertawa mendengar pujian Jessica.

" Ayo sekarang giliran kamu, Jess. Aku ingin lihat kamu melakukan smash," pinta Tini. Dia ingin melihat apakah Jessica lebih hebat darinya.

"Hebatan kamu, Tin." Jessica merendah dan memuji Tini.

"Ah masa sich, jangan merendah begitu, ayo sini bolanya." Jessica memberikan bola kepada Tini. Kemudian dia bersiap-siap.

"Ok sekarang giliran kamu ya, Jess. Siap ya!" Jessica memberikan isyarat tanda siap, Tini melempar bola dengan tinggi ke arah Jessica.

Jessica melompat dan memukul bola dengan kencang tapi Tini masih bisa menerima tapi tapi bola keluar lapangan. Tini menggeleng-gelengkan kepala.

"Gila smash kamu kencang, Jess," puji Tini sambil mengusap pergelangan tangannya. "Tanganku sampai sakit." Jessica terkejut dan mengangkat kedua alisnya.

"Tangan kamu sakit? Aduh sorry, Tin." Jessica memperhatikan pergelangan tangan Tini menjadi merah akibat menerima bola yang kencang darinya.

"Ah gak apa apa, cuma sakit sedikit," canda Tini lalu mereka berdua tertawa. Jessica dan Tini tidak tahu kalau sedari tadi ada yang memperhatikan aksi mereka.

"Kalian berdua hebat." Jessica dan Tini saling tatap lalu menoleh ke arah suara itu. Mereka terkejut melihat guru olahraga sudah berdiri di belakang dia dan Tini.

"Pak?" Serempak Jessica dan Tini menyapa guru olahraganya.

"Sepertinya kalian berdua sudah berpengalaman," puji pak guru. "Bapak sudah dari tadi memperhatikan, smash dan jump kalian bagus. Nanti kalau ada pertandingan Bapak ingin kalian berdua ikut." Jessica dan Tini kembali saling tatap dan tersenyum.

"Iya Pak," jawab mereka berdua bersamaan. Guru meninggalkan Jessica dan Tini, mereka berdua saling pandang dan tertawa sambil melakukan fist bump.

Dari kejauhan Andrew melihat Jessica dan Tini, dia berlari menghampiri mereka lalu Jessica mengenalkan Tini kepada Andrew.