"Oh selamat datang bang!" senyum berseri-seri Tika saat melihatku masuk rumah.
Bukan hanya senyum gembiranya yang menyapaku. Melainkan harumnya sop ayam juga mempersilahkanku masuk. Aku mengintip pada hasil kreasi chef satu ini. Hmm enak sekali. Lalu berganti baju dan mandi.
Setelah diriku sudah santai lalu makan meja makan di bagian dapur. Ternyata benar, ini enak sekali. Tidak dipungkiri lagi kalau aku sudah lama tidak merasakan makanan rumah. Ini seperti di rumah sendiri.
Rumah ... Apa yang diceritakan Bilqis beberapa saat sebelum kami pulang masih terngiang-ngiang di kepalaku. Ia dahulu merupakan keturunan berada, bahkan dapat dikatakan keturunan pengusaha terkenal. Sampai-sampai bapaknya tidak sengaja mengkritik pemerintahan yang sudah 'mati' dan dikendalikan oleh sebuah robot.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com