Leonard yang tahu bahwa wanitanya ini sedang di kuasai amarah, ia memilih diam karena tak ingin semakin menyeret hubungan ini ke dalam jurang pemisah. Sementara Calista tak tahan terus menerus di tatap dengan sorot mata terluka, segera di dorongnya dada bidang.
Cukup lama menatap ke kedalaman manik hitam sebelum memutuskan pergi dari sana akan tetapi sebuah suara menghentikan langkah kakinya.
"Aku mencintaimu Calista."
Tubuh Calista membeku dan yang di rasakannya kini pelukan tangan kekar melingkupi perutnya. Rasa hangat yang tercipta mampu menghangatkan kembali hatinya namun, kenyataan yang baru saja di dapatinya telah melukai egonya, mengurungnya di antara benteng kokoh.
Tangan Leonard berpindah ke pundak kemudian memutarnya perlahan sehingga kini tatapan keduanya saling bertemu. Di hapusnya sisa – sisa air mata yang jatuh membasahi pipi mulus.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com