Dinda lalu mengerjap-ngerjapkan matanya, menemukan kesadarannya kembali.
"A-apa?" katanya gugup.
Sial kenapa hari ini dia hobi banget bergugup ria. Lebih menyebalkan karena molekul utama yang membuatnya gugup adalah manusia labil di hadapannya.
"Kau memiliki bakat mesum yang alami, tapi menyebalkannya karena kau berpura-pura sok polos" sindir Dias.
Dinda langsung mendorong jauh dada Dias begitu ia sudah menyesuaikan posisinya dan mendapatkan keseimbangannya lagi.
"Cepat kenakan pakaianmu dan keluar dari ruanganku" Dinda sudah tidak minat berdebat panjang dengan bosnya itu.
"Ok, kita segera turun bersama."
"Turun saja sendiri" kata Dinda cepat.
"Hemm bukankah kakak iparmu berkata jika kakak kesayanganmu ingin bertemu denganku? Begitu juga dengan mamamu? Ah, alasan apa yang harus aku berikan jika mamamu bertanya kemana saja aku pergi?" Dias sengaja melirik menggoda ke arah Dinda.
"Jangan bicara sembarangan ke mama."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com