"Kenapa? Bukankah rumah kita besar, Pa? Bulan rasa tidak akan sesak kalau cuma tambah satu orang."
"Dia ini lain, Sayang. Kakak Perimu ini selalu menghabiskan oksigen di ruang kantor, hal tersebut cukup membuat papa kepayahan untuk bernafas" lapor Dias.
"Ih, apaan sih? Bohong, kakak peri tidak begitu" keluh Dinda. "Jangan percaya. Emangnya aku ini apa? Menyebalkan" reflek Dinda menendang kaki Dias, karena berada di bawah meja jadi Dinda pikir Bulan tidak akan mengetahuinya. Tidak disangka Dias malah mengaduh.
"Aww aduh" Dias spontan mengusap-usap kakinya.
"Ada apa, Pa?" tanya Bulan khawatir.
Dias tersenyum licik lalu kembali mengaduh. "Ini kakak Perimu menendang kaki Papa" Dias mulai berakting.
"Hah?! Kok bisa gitu?" Bulan memandang Papanya dan kakak Peri secara bergantiaan.
"Kau harus tanggung jawab" kata Dias sebelum Dinda sempat membuka mulutnya untuk protes.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com