webnovel

Destiny From The Sky

Cerita ini adalah tentang kehidupan Seorang wanita yang mencari cinta sejatinya. Ia adalah seorang pekerja Kantoran biasa yang mendambakan sebuah cinta di usianya yang sudah hampir 35 tahun. Eun Sung adalah nama wanita itu, ia memang tak pernah mengenal dunia yang indah untuk seorang wanita, yang ia tahu adalah bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang terasa serba kurang, belum lagi ia harus membayar hutang pada rentenir karena waktu itu ibunya sakit dan Sung tidak bisa membayar biaya rumah sakit, dan terpaksa ia meminjam uang rentenir untuk membayar semua biayanya. Pada suatu ketika ia bertemu seseorang yang membawanya pada sebuah perubahan dirinya yang dimana ia yang dahulu adalah Seorang wanita dewasa yang sangat Realistis dan Idealis menjadi seorang wanita yang lebih terbuka dan berfikiran lebih fleksible. bahkan Semua hal tentangnya adalah realitas dan lurus . Takdir seperti apakah yang akan membawa dirinya pada masa depan? Apakah doa yang selama ini ia panjatkan dapat terkabul?kebahagiaankah ?

dian_Indra · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
8 Chs

Perayaan.

Sung pulang dengan berteriak-teriak memanggil Sol, namun ia melihat sepertinya rumah masih sepi dan Sol belum pulang dari rumah Siwon. Ia kembali tenang seraya membereskan semua barangnya dan memasukkannya ke dalam kulkas, ia juga menyiapkan makanan yang ia beli termasuk daging dan Mozzarella Buldak, masih banyak lagi termasuk kimchi. Perutnya juga sudah lapar tentunya.

"Aku pulang."

teriak Sol dan di sambut senyuman oleh Sung karena Sol datang tepat waktu.

"Ya, Nuna apa kamu sedang banyak uang? ini bukankah makanan mahal?"

ucap Sol membulatkan matanya tak percaya. Ia takut kakaknya sedang tidak waras, karena ia tahu Sung bukan tipikal orang yang suka menghambur-hamburkan uang, apalagi untuk makanan semewah ini.

Sung bangkit dan berdiri dari tempatnya, ia melompat dan merangkul adiknya.

"Tenanglah aku membeli banyak makanan dan persediaan makanan untuk kita, aku mendapatkan lotre Sol a, jadi kamu boleh makan sepuasnya."

ucap Sung sumringah seraya merentngkan tangannya.

Eun Sol masih bingung dengan suasana itu, makan enak tentunya adalah impian tiap orang dan Sol merasa terharu ia merasa di kehidupannya kali ini banyak cobaan yang harus mereka lewati, dari uang sewa yang terkadang telat atau rentenir yang kadang siap menggedor pintu rumah mereka, bahkan makan daging tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Sol duduk mengikuti Nunanya ia melihat hidangan yang tersaji di meja, ia menundukkan kepalanya menahan sesuatu yang merayapi kelopak matanya.

Sung terkejut melihat adiknya yang terdiam seraya menunduk begitu lama.

"Ya.. apa selama itukah kamu menunduk , aku tahu kamu bersyukur dengan semua ini, tapi perutmu butuh makan bukan, jadi makan saja."

ucap Sung seraya menepuk lengan Sol yang perlahan mulai melihat ke arah Sung, kini Sung yang terdiam melihat air mata Sol yang begitu deras mengalir tanpa kata.

"yaa.. kenapa kamu malah menangis? apa yang salah dengan makanannya?"

Sung bergeser mendekati adiknya yang masih sesegukan.

"Aku hanya sedikit terharu, apakah ini mimpi? aku hanya tak mau kamu susah nuna, hutangmu masih banyak. Aku berjanji akan membantumu melunasi hutangmu jika aku sudah bekerja nanti."

rengeknya dengan tangisannya yang pilu. Eun Sung melihat wajah polos adiknya dan betapa ia tidak memberi makanan yang terbaik untuknya, ia merasa bersalah kepada adiknya seketika rasa pilu menggelayuti hatinya, tanpa terasa air matanya ikut menetes melihat Sol yang tulus perduli dengan kehidupan mereka.

"Ya.. makan saja, apa ini acara realiti show huh?"

ucap Sung seraya memeluk Sol yang masih sesegukan mengingat kisah hidup mereka. Setidaknya mereka belajar bagaimana menghargai hidup dan saling mengasihi satu sama lain.

***

Keduanya begitu bersyukur dan menikmati yang mereka makan, Sung pun sangat senang melihat Sol yang begitu lahap memakan makan malam mereka.

"Nuna, dari mana kamu bisa mendapatkan makanan ini?"

tanya Sol di sela-sela makan malam mereka.

" Ini."

Sung menyerahkan beberapa lembar photo pernikahan kepada Sol, Sol menerima photo itu dengan mulut yang masih penuh, ia berhenti mengunyah dan mengamati lembar demi lembar photo itu.

"Apa yang kamu lakukan dengan photo ini? apa kamu punya pekerjaan baru?"

pertanyaan Sol di jawab gelengan dari Nunanya.

"Apa kamu menjual wanita ini kepada hidung belang?"

"Ya, apa kamu gila, apa dia tampak seperti hidung belang huh? dasar bodoh itu aku."

ucap Sung marah. dan memukul kepala adiknya.

"Apa?!"

Sol berteriak kepada Sung dengan mulut penuh.

"Ya, muncrat tahu, telan dulu makananmu baru bicara."

teriak Sung seraya membersihkan sisa percikkan nasi dari mulut Sol yang menempel di mukanya.

"Benarkah ini kamu? tidak mungkin apa kamu menikah dengannya kapan?"

Sung mengelus dada akibat kebodohan adiknya, ia belum menjelaskan apa-apa tapi dia sudah berimajinasi sendiri dan membuat Sung hilang akal dan malas menjelaskannya.

"Makan saja bodoh."

ujar Sung menyumbat mulut sol dengan daging . Tentu saja Sol memakannya dengan senang.

Mereka bersyukur hari ini karena ada begitu banyak kejutan yang mereka dapatkan. Setelah selesai makan malam dan selesai membereskan segalanya, waktunya mereka untuk tidur dan masuk ke kamar mereka masing-masing. Sung memandangi salah satu photonya bersama Jaewon. Ia tersenyum melihat Jaewon memeluknya saat berada di pangkuannya.

"Apa yang sebenarnya aku harapkan bodohnya, tapi jika di perhatikan dia memang benar tampan, aku taruh di sini saja, sayang jika harus di buang."

ucap Sung yang padahal tak ada niat membuangnya, ia meletakkan foto itu di meja kamarnya dan membingkainya.

Setelah itu ia berbaring dan menatap langit kamarnya.

"omma, anakmu sudah melakukan tugasnya dengan baik. Anggap saja itu adalah photo pernikahanku, aku tampak berbeda bukan? ternyata kecantikanmu itu menurun padaku ."

dia tertawa sendiri saat melihat kembali photonya dan tersadar ia bisa gila jika melihat benda itu terus, lalu menutup wajahnya dengan selimut.

***

Sung melihat Sujin yang tampak bahagia, entah ada angin apa dia membagikan kue kering buatannya.

"Apakah terjadi sesuatu? apa ada seseorang yang mengejarmu?"

tanya Sung saat menerima dua potong kue kering dari Sujin. Namun Sujin hanya melenggang seraya tersenyum membuat Sung menggeleng karenanya.

"Sepupuku akan datang dan dapat jabatan bagus di sebuah Perusahaan, aku ikut senang karenanya."

ujarnya sumringah.

" Selamat kalau begitu, dia yang dapat jabatan bagus kenapa kamu yang senang ? apakah kamu dekat dengannya?"

tanya Sung seraya sibuk melihat layar monitornya, ia tak ada waktu untuk bersantai kecuali jam makan siang.

"Tentu saja dia sepupu istimewaku, kami sangat dekat jika saja kamu lebih muda sedikit aku akan menjodohkanmu dengannya , tapi maafkan aku dia punya selera yang lumayan tinggi. Aku tak masalah jika saja dia mau denganmu, namun dia lebih muda pasti memiliki pemikiran yang labil."

ucap Sujin tanpa hati, yang membuat Sung seketika menatapnya dengan wajah datar cukup lama.

"Apa kamu berniat mengulitiku huh? lagi pula aku juga tak mau dengan bocah ingusan yang memandang fisikku, cih mengingatkanku pada lelaki itu sial."

Sung Ingat betapa kata-kata Jaewon yang mengatainya tua begitu terngiang di telinga hingga kini.

"Ya... aku tak bermaksud begitu hanya saja sepupuku itu terlalu sempurna, dia bahkan lulusan terbaik di salah satu Universitas di Amerika. aku tentu saja tak bisa menandingi sosok sempurnanya itu. Meski dia berwajah dingin tapi hatinya baik dan hangat."

Sujin berkata seraya memegangi pipi Sung dan mencubitnya gemas, membuat sung meringis kesakitan dan mengusap pipinya yang sedikit merah, sementara Sujin tertawa puas dengan apa yang dia lakukan pada Sung.

"jangan berniat kenalkan sepupumu padaku, aku tak berniat mengenalnya. dia bukan tipeku."

Sujin hanya tertawa menanggapi kalimat Eun Sung.

"Jangan terpesona jika kamu mengenalnya, atau aku akan meledekmu karena sepupuku lumayan tampan."

ucap Sujin mencolek pinggang Sung seraya mengedipkan matanya.

Sung hanya menggeleng melihat tingkah Sujin yang luar biasa mengganggunya hari ini. Sujin memang adalah seseorang yang sangat aktif dan berlebihan, namun dia juga adalah orang yang baik dan hangat bagi Sung.

***