webnovel

Destiny a Love

Prolog : "Suyeon-a, sepertinya Baekyeon menyukai mu." Ujar Sejong usai mempergoki Baekyeon yang diam-diam memperhatikan Suyeon. "Lagipula siapa sih yang tidak menyukai mu, Sean saja menyukai dirimu. Ahh aku rasa Baekyeon tidak akan menang melawan Sean dalam mendapatkan hati mu." Lanjut Sejong. Ditempat lain Daejong menertawakan sahabatnya ketika tertangkap basah sedang memperhatikan Suyeon, "Sebaiknya kau mengungkap perasaan mu pada Suyeon, Baek. Aku tahu selama ini kau menyukai Suyeon, bukan?" Baekyeon yang sedang meredam rasa malunya menoleh, "Kau ini bicara apa, lagipula siapa yang suka dengan Suyeon. Aku hanya kagum dengan kecantikan dan kepintarannya." Daejong menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Baekyeon, "Sudahlah, kau tidak perlu menyembunyikannya dari ku. Jika kau mau aku bisa membantu mu untuk dekat dengan Suyeon." Sejak saat itu Baekyeon mulai dekat dengan Suyeon, e Baekyeon benar-benar percaya bahwa Suyeon adalah gadis yang baik meskipun banyak yang bilang Suyeon sombong. Tetapi Baekyeon tidak menemukan sifat sombong yang ada di dalam diri Suyeon saat bersamanya. Entahlah, mungkin itu hanya perkataan mereka yang tidak suka dengan Suyeon. Baekyeon dan Suyeon berteman baik, tidak jarang Baekyeon berkunjung ke rumah Suyeon dengan alasan belajar bersama. Mulai dari situlah ayah Suyeon yang bernama Siwun tergerak hatinya untuk mencari tahu siapa anak laki-laki yang sedang dekat dengan Suyeon. "Tolong cari tahu informasi tentang anak yang bernama Baekyeon itu, saya merasa pernah melihat anak itu sebelumnya. Saya tidak ingin Suyeon berteman dengan laki-laki yang tidak jelas asal-usulnya." Ucap Siwun pada seseorang di telfon. "Aku yakin istri dan anak Junmyeon masih tinggal di kota ini, tapi kenapa aku tidak bisa menemukan keberadaan mereka. Pasti anak Junmyeon itu sekarang sudah dewasa, aku tidak ingin dengan adanya anak itu semua yang sudah ku bangun selama ini hilang begitu saja." Siwun melihat Baekyeon yang tengah bermain dengan Enu (anak keduanya) dari jendela mobilnya, "Dan kenapa muka anak itu mengingatkan aku pada Junmyeon, atau jangan-jangan anak itu anaknya Junmyeon yang selama ini aku cari?" Sebenarnya apa hubungan Siwun dan Junmyeon (Ayah Baekyeon)? Kenapa Siwun ingin mencari tahu keberadaan Baekyeon dan ibunya? Dan bagaimana kisah percintaan Suyeon dan Baekyeon, apakah kisah cinta mereka akan berjalan mulus atau tidak? Mari cari tau jawabannya dengan membaca kisah cinta mereka disini.....

Leebita · วัยรุ่น
Not enough ratings
409 Chs

BAB 30 : Mengerjai atau Membully

"Kenapa kau diam saja, aku menyuruhmu untuk memesan minuman. Sudah cepat sana pesankan aku minuman" perintah Sean lagi dengan penuh penekanan disetiap perkataannya dan Baekyeon dengan cepat melangkahkan kakinya untuk mengantri minuman yang Sean inginkan.

Ingatlah jika Baekyeon melakukan perintah Sean karena takut dengan ancaman lelaki itu, jika saja waktu itu Sean tidak mengancam mungkin Baekyeon tidak akan sudi untuk diperintah oleh Sean.

"Bagaimana caramu membuat Baekyeon langsung menuruti perintahmu Yan, kau tidak sedang mengancamnya untuk mau menuruti semua perintahmu kan?" tanya Canyol.

Sean menempatkan jari telunjuknya pada bibirnya sendiri untuk mengisyaratkan pada Canyol untuk diam "Sudah diamlah, sekarang kalian juga bisa menyuruh Baekyeon jika kalian butuh sesuatu"

"Kau serius?!" Kyle terlihat sangat antusias setelah mendapat anggukkan dari Sean.

Canyol menyikut lengan Kyle "Jangan bilang kau ingin menyuruhnya untuk mengerjakan semua tugasmu yang terbengkalai itu, karena kita semua tahu bahwa Baekyeon sangat pintar dalam semua mata pelajaran"

Kyle menjentikkan jarinya "Ah ide bagus Canyol! Benar juga, kenapa aku tidak menyuruh Baekyeon saja untuk mengerjakan tugasku, karena tugasku masih banyak yang belum aku kerjakan dan aku malas sekali untuk mengerjakannya sendiri"

"Kau tidak boleh seperti itu, kerjakan tugasmu sendiri dan jangan pernah meminta Baekyeon untuk mengerjakannya"

Ucapan Canyol itu membuat Sean dan Kyle menatap heran kearah lelaki bertelinga lebar itu.

"Dan kau Sean sebenarnya apa maksudmu dengan menyuruh kita untuk ikut memerintah Baekyeon" tanya Canyol.

"Kau kenapa sih?"

Canyol menggeleng "Aku hanya tidak mau kau menjadi tukang bully"

Sean mendecih lalu terkekeh "Mck. Siapa yang bilang bahwa aku membullynya, aku hanya ingin bermain dengannya sebentar, ya setidaknya selama seminggu"

"Kau gila?"

Sean menggeleng "Lebih baik kau diam saja jika tidak mau ikut memerintah Baekyeon, biarkan aku dan Kyle yang melakukannya kau hanya perlu menikmati tontonannya saja" Sean tertawa sarkas dan diangguki mantap oleh Kyle.

"Dan mau Kyle" tunjuk Sean pada temannya yang berkulit tan itu "Jika kau ingin, perintah saja dia semaumu dan jika Baekyeon tidak mau, kau bilang saja padaku"

Kyle mengangguk antusias.

Sean mengalihkan pandangannya kesamping tepat dimana gadis mungilnya itu yang sedang memperhatikan Baekyeon yang sedang mengantri untuk memesan minuman didepan sana, ini tidak boleh dibiarkan!

Lelaki tampan itu mengarahkan lengan kekarnya untuk merangkul Suyeon agar gadis itu tidak memperhatikan Baekyeon lagi.

Tera yang baru saja datang setelah mendapat makanan pesanannya itu langsung meletakkan makanannya diatas meja, gadis itu terlihat kebingungan dengan atmosfir disekitar meja tempat teman-temannya makan itu, kenapa mereka semua yang ada dikantin itu melihat kearah Baekyeon.

Apa ada yang salah dengan laki-laki pintar itu?

Tera mendudukkan dirinya disamping kiri Suyeon karena tempat duduknya yang tadi sudah ditempati oleh Sean "Yak ada apa ini, kenapa semua orang yang ada disini melihat kearah Baekyeon?" tanyanya pada Suyeon.

"Baekyeon menjadi pesuruh Sean untuk seminggu kedepan" jawab Canyol dengan malas karena teman-temannya tidak ada yang menjawab pertanyaan Tera.

Gadis cantik berambut pendek itu melotot setelah mendengar ucapan Canyol "APA?!!" teriakan itu membuat atensi semua orang yang ada dikantin itu menoleh kearahnya.

Apa benar  yang dikatakan oleh Sean tadi pagi padanya jika Baekyeon akan menjadi pesuruhnya?

Tera menggeleng-gelengkan kepalanya "Yak itu tidak mungkin kan Suyeon-a, bagaimana bisa?"

Suyeon yang ditanya hanya mengedikkan bahunya "Aku juga tidak tahu Tera-ya bagaimana ceritanya Baekyeon bisa menjadi pesuruh Sean"

Sean yang mendengar gadis mungilnya itu mengeluarkan suaranya lantas tersenyum "Jika kau tidak percaya lihat saja dia bahkan sedang memesan minuman untukku, tanya saja pada Canyol dan Kyle mereka juga mendengarnya sendiri aku menyuruh Baekyeon untuk memesankan minuman untukku dan dia langsung menurutinya"

Kyle dan Canyol mengangguk secara bersamaan "Kita mendengarnya"

"Tapi bagaimana bisa"

Tera benar-benar tidak habis pikir kenapa Sean bisa menjadikan Baekyeon sebagai pesuruhnya, jika menyangkut tentang bullying disekolah ehey Sean tidak termasuk orang yang suka membully atau menindas temannya sendiri.

"Dan mengenai Sejung itu, apa semuanya benar jika Sejunglah yang menjebak Suyeon?" tanya Kyle dan dibalas anggukan oleh semua temannya termasuk Suyeon.

Kyle menggeleng-gelengkan kepalanya "Aku benar-benar tidak habis pikir kenapa Sejung bisa melakukan itu semua"

"Karena dia menyukai Sean" sahut Tera.

"Wah jadi benar jika Sejung menyukaimu Yan?"

Lelaki tampan itu justru mengedikkan bahunya, karena ia sangat malas jika membahas tentang Sejung.

Baekyeon sebenarnya tidak mau menjadi pesuruh Sean apalagi sampai seminggu kedepan, walau bagaimanapun Baekyeon tetap menganggap Sean sebagai musuh.

"Baekyeon-a kau sudah sedari tadi disini?"

Yang diajak bicara menoleh ke belakang, ternyata Daejong sudah berdiri dibelakangnya "Kau darimana?"

Lelaki berkaca mata itu mengangkat sedikit bukunya yang tadi ia bawa dari perpustakaan keatas agar Baekyeon bisa melihat bukunya yang ia bawa itu "Aku baru saja meminjam buku untuk mata pelajaran  Yuna ssaem"

Baekyeon mengangguk "Aku bahkan lupa Yuna ssaem memberi kita tugas"

"Bagaimana kalau kita mengerjakannya bersama-sama mumpung aku sudah meminjam bukunya jadi kau tidak perlu meminjam buku lagi di perpustakaan" usul Daejong.

Baekyeon mengangguk lagi "Baiklah besok sepulang sekolah bagaimana?"

Kini giliran Daejong yang mengangguk "Okey, ngomong-ngomong kau mau pesan apa?"

"Ah ini aku mau pesan cofee latte"

Daejong memberikan tatapan heran pada Baekyeon "Tumben. Tidak biasanya kau meminum cofee latte"

"Aku memesan cofee lattenya untuk Sean"

"Hah?! Apa aku tidak salah dengar Baekyeon-a?"

Baekyeon menggeleng "Tidak. Sudah ya aku memberikan minuman ini dulu pada Sean, kau carilah tempat duduk dan pesankan aku makanan dan minuman seperti biasa setelah ini aku akan makan bersamamu"

Baekyeon menepuk pundak Daejong sebelum berlalu dari hadapan sahabatnya itu, namun baru melangkahkan kakinya tiba-tiba saja lelaki pandai itu berhenti membuat Daejong kebingungan dengannya.

"Kenapa Baekyeon-a?"

Daejong mengikuti arah pandang Baekyeon, ternyata sahabatnya ini sedang melihat kearah Sean yang sedang merangkul pundak Suyeon.

Daejong menepuk punggung Baekyeon karena tahu bagaimana perasaan sahabatnya itu "Kau yakin masih ingin memperjuangkan perasaanmu pada Suyeon ketika Sean secara terang-terangan memaksamu untuk mundur"

Sebenarnya hati Baekyeon tidak rela melihat Suyeon dirangkul seperti itu oleh Sean.

Namun mau bagaimana lagi, Baekyeon tidak berhak untuk sekedar marah.

Tera tiba-tiba saja berdiri dari tempat duduknya "Kau duduklah bersama kami disinj Baek" ucap gadis itu ketika melihat Baekyeon sedang berjalan kearah mereka sambil membawa gelas plastik berisi minuman.

Baekyeon tersenyum sebelum menjawab ajakan Tera "Tidak usah, aku akan makan bersama Daejong disana" jawab lelaki itu sambil menunjuk Daejong yang baru saja duduk ditempat duduk yang dipilihnya.

Tera mengangguk lalu mendudukkan dirinya kembali.

Baekyeon meletakkan segelas cofee latte pesanan Sean dimeja depan laki-laki itu tanpa mengucapkan sepatah katapun, namun setelah itu Baekyeon membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju Daejong yang baru saja duduk di kursi yang tidak jauh dari meja milik Sean itu.

BYURR

Baekyeon yang baru saja melangkahkan kakinya sebanyak tiga langkah itu merasa punggungnya basah oleh sesuatu yang menyembur dari belakangnya.

Mau tidak mau Baekyeon menolehkan kepalanya kebelakang dan ternyata Sean dengan sengaja menyemburkan minuman yang dipesannya tadi padanya.

Kejadian itu membuat semua atensi teman-temannya yang sedang berada dikantin tertuju pada Baekyeon yang sedang berdiri terpaku ditempatnya.

Entah kenapa lelaki tampan itu menyemburkan minumannya padanya, Baekyeon merasa tidak melakukan kesalahan apa-apa pada Sean.

"Yak! Ini kenapa pahit sekali, kau sengaja mengerjaiku ya?!" Sean berdiri dan membentak Baekyeon yang masih berdiam diri ditempatnya.

Baekyeon melangkahkan kakinya mendekati Sean yang sedang memberinya tatapan tajam "Aku sudah menuruti perintahmu untuk memesan minuman dan jika itu pahit tentu saja itu bukan salahku" jawab Baekyeon.

Memang benar bukan, tugas Baekyeon hanya memesan dan soal rasa Baekyeon tidak tahu karena bukan dia yang membuatnya.

Sean semakin dibuat emosi karena ia tidak berhasil mengerjai Baekyeon dan malah mendapat jawaban yang terdengar seperti meremehkannya yang keluar dari mulut lelaki yang merebut Suyeon darinya itu.

Rasa cofee latte itu sebenarnya tidak pahit sama sekali namun Sean hanya ingin mengerjai dan mempermalukan Baekyeon saja, tapi kenapa malah dirinya yang seperti dipermalukan disini oleh Baekyeon.

Sean mengepalkan tangannya dan ingin menonjok wajah lelaki didepannya ini "Brengsek!"

Suyeon yang berniat ingin menahan tangan Sean untuk menonjok Baekyeon terhenti seketika karena seseorang yang datang dengan cepat dan mendorong tubuh Sean.