webnovel

Chapter 6

"Oke!"

Tanpa pikir panjang, Kirika langsung menyerbu monster yang kelihatannya kehilangan setengah kesadaran karena berada di bawah pengaruh sihir Crimine. Tapi, setelah berada lebih dekat dengan monster serigala hutan yang melolong-lolong, mendadak Kirika bingung.

Dia telah membuat sebuah kesalahan dengan melewatkan bagian tutorial yang penting bagi pemula. Jika dalam game MMORPG biasa, dia hanya butuh menekan tombol-tombol di keyboard dan juga mouse. Tapi saat ini dia berada di dalam game Heaven Online, sebuah skill tidak akan muncul begitu saja seperti di game biasa. Dia tidak sedang menggunakan keyboard dan mouse untuk menggunakan karakter, atau monitor untuk menampilkan game itu sendiri.

"Bagaimana cara mengaktifkan skill-nya?"

Dalam kebingungan, Kirika menarik pedang dari punggungnya dan langsung mengayunkan ke samping tubuhnya seolah dia seorang pendekar pedang, menirukan gerakan karakter yang dia mainkan dulu. Dia memang tidak punya pengalaman bermain pedang di dunia nyata. Tapi dia ingat bagaimana karakter pendekar pedang bertarung.

Dia memajukan kaki kirinya sedikit ke depan, merendahkan pinggang dan pedang panjang dipegang di tangan kanan sejajar dengan pinggang, sementara tangan kiri dilebarkan seolah difungsikan sebagai penyeimbang posturnya.

Itu adalah posisi yang sama seperti karakter game yang dia mainkan dulu. Kirika menirukannya. Lalu, dengan kekuatan penuh dia menendang tanah yang berumput dengan kaki kanannya, pedang digenggamannya masih dalam posisi yang sama dan terlihat tidak begitu meyakinkan.

Meski begitu, Kirika berhasil melesat dengan sangat cepat berkat bantuan sistem. Meninggalkan jejak cahaya jingga di bekas pijakannya. Pedang di tangannya dia ayunkan dari kanan ke kiri setelah jaraknya dengan monster serigala hanya setengah meter.

Anehnya, dari tebasan pedang Kirika barusan tidak menghasilkan dampak kerusakan yang besar pada monster yang sedang dihadapinya.

"Apa ada yang salah dengan gerakanku tadi? Atau jarak levelku dengan monster itu terlalu jauh?"

Sekali lagi Kirika mengayunkan pedangnya dengan mengandalkan insting, berpikir kalau semua gerakan yang dilakukan pemain secara acak dapat mengaktifkan skill dan menimbulkan kerusakan pada monster yang mereka hadapi.

"Ze! Kamu harus mengaktifkan skill. Kalau tidak—"

Crimine menghentikan ucapannya saat melihat efek sihirnya pada monster sudah menghilang. Lalu dia berlari mendekati Kirika yang kebingungan. Niat mereka ingin membantu pemain yang sedang terkepung monster malah ikut terjebak dalam situasi sulit.

"Ah… kekuatan sihirku masih lemah," gerutunya. Sekali lagi tongkat sihirnya diarahkan ke depan, lalu pola aktivasi sihir yang bercahaya ungu terbentuk diujung tongkat sihirnyanya secara perlahan. Itu adalah sihir untuk melemahkan monster diaktifkannya sambil berlari.

"Dengar Ze, kamu perlu melakukan gerakan awal untuk mengaktifkan skill. Aduh bagaimana menjelaskannya, ya?"

Di saat Crimine kebingungan menjelaskan tentang cara mengkatifkan skill, Kirika terus mengayunkan pedangnya secara acak pada monster di dekatnya. Meski terlihat sia-sia, bar HP monster serigala berkurang secara perlahan dan tersisa 75 persen dari keseluruhan saat Kirika memulai serangannya.

"Ah… masih level kecil begini sudah terasa sekali perbedaannya, ya. Jelas saja aku masih level satu," gerutu Kirika. Kemudian dia menoleh pada pemain yang belum dikenalnya dan memfokuskan pandangannya untuk mengetahui status pemain tersebut.

"Neil, seorang shieldmaiden level sepuluh," gumamnya.

Setelah mencerna informasi karakter itu, dia akhirnya menyadari sesuatu dan tanpa sadar berteriak. "Hei… seharusnya kau sudah mengerti tentang ini semua, 'kan? Kau sudah menyelesaikan tutorial. Tapi kenapa kau berteriak sekencang itu hanya karena berhadapan dengan monster yang berada tiga level dibawahmu."

Seketika Kirika merasa kesal, saat ini dirinya memiliki perbedaan level yang cukup jauh dari monster serigala hutan. Semua usahanya seperti sia-sia, namun di sebelahnya seorang pemain yang memiliki level jauh di atasnya malah berteriak ketakutan.

"Sebenarnya dia ini pria atau setengah pria, sih?" gumamnya meluapkan kekesalan dalam hatinya.

"Ma-maaf… merepotkan kalian. Aku pemain pemula yang baru mencoba game, tapi langsung bermain yang sulit seperti ini. Rasanya jantungku benar-benar ingin melompat keluar dari tempatnya. Rasanya seperti berhadapan dengan serigala sungguhan."

Kirika menghela napas dengan kasar lalu mencoba mengingat ucapan Crimine yang terdengar samar-samar. "kalau tidak salah dengar, tadi dia bilang gerakan awal, ya? Gerakan awal?"

Keadaan terdesak membuatnya lupa semua penjelasan yang diberikan Virtue beberapa waktu lalu. Padahal setiap ada waktu luang Kirika selalu menonton video singkat tentang cara bermain Heavenly Online yang disediakan di website Virtue. Tapi mengapa dia bisa melupakan semuanya di saat penting seperti ini?

Belum sempat Kirika mengingat semua yang sudah dia pelajari, tiba-tiba suara aneh datang dari kejauhan memecah konsentrasinya. Terdengar aneh sampai-sampai membuatnya mual.

"Everything is gonna be daijobu!"

Kata-kata yang diucapkan berulang kali itu terdengar semakin jelas dan getaran ketakutan semakin terasa. Suara aneh itu diiringi dengan langkah kaki yang terburu-buru menerobos rerumputan.

Kirika yang terganggu dengan suara aneh itu pun menoleh ke arah sumber suara. Dia kehilangan konsentrasi dan melupakan monster serigala yang masih melolong.

"Kirika… jangan lengah!" teriak Crimine memperingati.

Dalam pertarungan sedikit saja kehilangan konsentrasi bisa menyebabkan kesalahan yang fatal. Di saat Kirika mengalihkan perhatiannya pada suara aneh itu, seekor serigala hutan melompat tinggi dan menatap Kirika dengan buas. Taring yang tajam dan berlumuran dengan cairan bening terlihat tak sabar ingin mengoyak tubuh Kirika.

Dalam kepanikan, Kirika memutar tubuhnya lalu mengayunkan pedang di tangan kanannya ke arah belakang sebagai respon tercepat yang bisa dia lakukan. Tapi gerakan yang asal-asalan itu tidak begitu memiliki pengaruh besar.

Serigala hutan yang mencoba menyerangnya berhasil menahan pedang Kirika dengan gigitannya. Lalu, kaki depan serigala hutan bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan. Cakar yang tajam menancap ke dada Kirika dengan mudahnya.

Tidak hanya menancapkan cakarnya, serigala hutan langsung menarik kaki depannya ke bawah dan membuat beberapa sayatan di dada Kirika.

Cahaya jingga memenuhi pandangan Kirika bersamaan dengan bar HP yang berkurang lebih dari setengahnya. Dua kali serangan serigala hutan level tujuh membuatnya hampir mati. Biasanya dia hanya melihat semua ini dari balik monitor, saat karakternya hampir mati. Tapi kali ini sungguhan, pandangannya seketika menjadi kabur.

Kirika merasakan hawa dingin mengalir di sekujur tubuhnya, detak jantungnya bertambah cepat hingga dua kali lipat. Dan, pikiran aneh pun memenuhi kepalanya.

"Seperti ini kah rasanya dekat pada kematian?"

Meskipun setelah mati dia masih bisa kembali bertarung jika temannya menggunakan fitur revival atau dia kembali ke check point. Tetap saja pengalaman tak mengenakkan itu nyaris terjadi di hari pertamanya bermain.

Dia mundur dengan langkah terhuyung untuk menghindari serangan lanjutan dari musuhnya. Dan, di saat yang hampir bersamaan, muncul seorang pemain yang membawa beberapa serigala hutan di belakangnya sambil meneriakan kata-kata yang membuat Kirika ingin mati seketika.

"Everything is gonna be daijobu!"