webnovel

MEETING WITH BEST FRIEND

Senin siangnya di kampus,

"Haiii...Rie." Meilani berjalan mendekatinya di depan white board, pengumuman hasil ujiannya.

Mereka bersalaman dan berpelukan, "Apa kabarnya elu...? baru potong rambut yaa ? cakep banget . Enak yaa liburan di Bandung? Hasann gimana ceritanya Rie ? masih sama dia ...? yaaa banyak banget pertanyaannya.

"Satu-satu woooy pertanyaannya hehehe...emang gua mesin apa ? semangat amat elu ," katanya kewalahan menerima pertanyaan bertubi-tubi, belum lagi soal Ardi nanti. Aaaah rasanya kepala ini tiba-tiba pusing...banyak banget yang ada dikepalanya.

"Iyaa gua kan pengen up-date infonya gitu setelah lebih 2 minggu ini kita engga ketemuan...hehehe." Mei tersenyum seperti biasa. Ia paling bisa menjadi pendengar yang baik buat teman satu nya ini.

"Namanya juga cinta euy...pertama lagi. Yaaaah pastilah berkesan ya engga ? jadi gimana soal Hasann di Bandung sana, kapan katanya mau ngelamar elu Rie ? hadeuuh ...tambah pusing ini kalo engga cepat-cepat di up-date beritanya.

"Sambil minum di cafe sebrang aja yuuuk aaah , gerah gua disini." Ririe menarik lengan Mei yang bawel, engga enak didengar yang lain. Karena semakin banyak orang berkerumun disana.

Sejenak kemudian setelah pelayan cafe itu pergi dengan membawa pesanannya,

"Niiih gua up-date beritanya yaaa hehehe...ada-ada aja iih elu mah. Pengen tau aja urusan orang , kenapa sih ?? hahahaa." Ririe tertawa terbahak-bahak, sepertinya melepaskan stressnya.

"Eeeh ...kan elu yang mau cerita...gimana siih...!? Ya sudah kalo engga mau cerita sih. Tapi nanti kalau ada apa-apa sama si Ardi , gua engga mau tau yaaa... hehehe ? ancamnya.

"Hmmm...yaa engga gitu juga dooong...aku kan selalu dapat info dari kamu Mei...informan gua yang paling bisa dipercaya di kampus...hahaha," kata Ririe menaik turunkan alis matanya. Ia menyodorkan gelas minuman pesanannya kedekatnya.

"Gua lagi bosen sama Hasann, beteee tau...! masa di Bandung gua ditanya lagi, apa serius sama dia. Apa maksudnya nanya yang begitu ...bener engga? Aduuuh cemen banget tuh cowok kadang. Kan udah jelas , kalau gua engga ada hati sama dia mah , buat apa gua jauh-jauh datangin dia. Kebagusan ! lagian apa pantas seorang lelaki nanya begitu sama cewenya ? mau juga gua yang nanya sama dia, bener engga ? emang gua ini cewe apa gitu...? sebal gua !" Ririe curhat abis.

Meilani diam aja, ikut pusing dibuatnya.

Mei kayak berempati gitu , "Iya siih puyeng kepala gua juga dengernya. Kok dia begitu sih ? kayak engga mantep gitu Rie ? atau lagi ada masalah mungkin. Harusnya elu tanya juga, sebenarnya ada masalah apa gitu ?" Mulai Mei menggali segala kemungkinan, seperti biasa cara pemikirannya seperti itu.

"Engga laah , itu kan urusan dia."

"Gua kadang mikir juga lho...rasanya kalo dekat dia selama ini baik-baik aja, hangat, bisa bercanda, ada mesra-mesranya pokoknya kesannya happy gitu... naaah setelah gua pulang Semarang ini, kayaknya ada yang berubah gitu. Kayaknya orangnya itu 'jauh di mata-jauh di hati' gitu. Ngerti engga sih elu Mei ? ada kan orang kayak gitu ?" tanyanya.

"Iya ...pusing mungkin dia juga berhubungan jarak jauh kayak gitu. Lelaki suka begitu. Pengennya dekat aja. "

"Atau mungkin udah didesak kawin atau mau dijodohin sama orang tuanya kali Rie, jadi dia pusing hahahahaaa..." Mei ketawa lepas terbahak-bahak tanpa mengindahkan suaranya menarik perhatian tamu lainnya.

Ririe membantah kemungkinan itu, "Aaah engga pernah cerita dia, lagian mau dijodohin sama siapa ?"

"Eeeh jangan dikira lhoo...orang tua lelaki juga suka mikirin kalo anaknya udah cukup umur tapi belum kawin-kawin juga...hehehe...Hasann itu 30 tahun ya ?"

"Masih 29 kayaknya, beda 4 tahun sama gua." Ririe jadinya mikirin juga masukan dari Mei ini. Tapi belum pernah ia dengar langsung dari Hasann, apa masalah yang sedang dihadapinya.

"Jadi sebaiknya gimana nih gua??!! my best informan, my cute advisor ...hahaha ? tanyanya.

"Yaaa maana gua tau harus bagaimana...? itu mah semua terserah elu aja, yaa kan ? Mau lanjut dengan Hasann , atau ...hehehe,"katanya sambil menaik turunkan alisnya. Memberi kode.

Ririe mengedip-ngedipkan matanya , menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya cepat, sambil kelihatan berfikir.

"Gua penasaran dengan si Ardi ini, siapa sih yang engga mau dikencani sama dia , ganteng, atletis, kaya lagi. Gua rasanya pengen tau lebih banyak tentang dia. Sebagai pembanding gitu hahahaha..."terbahak-bahak tawanya. Seketika ia sadar akan pikirang gilanya. Tapi ...engga apa-apa lah dianggap gila juga, toh hanya cerita sama teman dekatnya ini, yang bisa jaga rahasianya.

Meilani cuma mengangkat bahunya "It is up to you saja itu mah say," katanya pasrah.

"Tapi tetap elu tolongin gua yaa kalo ada apa-apa ...kadang gua ada rasa takut sama dia. Kayaknya libidonya tinggi. Gua takut kebablasan sama dia."

"Hmm...takut enak kali eluu...!! hehehe,"katanya ngeledekin sambil memiringkan bibirnya.

"Hahahaha...,"Ririe melotot tapi juga engga bisa nahan ketawanya.

Asli, Ia memang agak takut. Meski penampilan dan pemikiran kelihatan seperti berani, tapi sebenarnya ia tidaklah sepenuhnya berani, ia penuh perhitungan, ia takut kalau sampai kehilangan keperawanannya, ia takut terhadap orang tuanya, ia takut akan masa depannya, dan ia takut akan Tuhannya.

Di parkiran mobil kampus , ia melihat mobil sedan BMW putih milik Ardi. Sejenak ia terpaku, dan baru tau kalau ternyata hari itu Ardi ada di kampus. Baru saja ia hendak berlalu , tampak Ardi keluar dari mobilnya.

"Haiii...Rie...!"

Ririe pun kaget, terpaku sejenak, mendapati rupanya ia ada didalam mobilnya yang mungkin saja baru tiba disana, pikirnya. Ardi pun segera mendekatinya.

"Halooo apa kabar...hehe ? yang baru liburan di Bandung..." Ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman yang disambut oleh Ririe dengan senyum gembira.

"Baru datang ya ?" tanya Ririe.

"Ooh engga. Aku mau pulang, pas aku lihat tadi kamu jalan kemari. Kamu mau pulang ya Rie ?"

"Iya hehe...tadi habis nongkrong sama Mei disebrang."

"Oh ...tau gitu aku kesana tadi hehehe...ayo kita jalan ? Udah lama nih kita engga ngobrol," ajaknya. Sebenarnya Ririe ingin jalan, tapi kok tiba-tiba, tanpa rencana begini yaa pikirnya, mana dia sendiri bawa mobil lagi.

"Mau kemana ?" Ahirnya tanpa disadari mulutnya mengucap kalimat tanya .

"Hmmm...kalo aku ajak kamu kerumahku , kenalan dengan keluarga aku , mau engga ?"

"Aaah...engga sekarang deh kalo itu hehehe... maaf."

"Mmmm...atau kita jalan-jalan ke mall ?" tanyanya seakan kehabisan ide.

"Lain kali aaja yaa Ardi, aku pingin pulang sekarang. Kayaknya orang tuaku lagi nunggu juga, mungkin nanti siang mau ada acara makan siang diluar."

"Ooh kalo gitu aku kerumah kamu aja nanti siang yaaa...kita pergi makan siang bersama ? bagaimana ??"

Haduuuh Ardi ini mepetin terus...agak ngotot. Engga ada jedanya kalau sudah bertemu.

"Nanti aku kabarin dirumah deh yaaa ?"

"Okeee deeh ...hehehe..." katanya sambil memandang Ririe.

Terus terang, Ririe senang bertemu dengan Ardi yang tampak masih berusaha mendekatinya.

"Kabarin aku yaaa ?" teriaknya sambil melambaikan tangan ketika mobil Ririe meninggalkan area parkiran membunyikan klakson untuknya.