webnovel

YENI, TEMAN MASA KECIL YANG JADI PENGUSAHA

Hasann pun mengunjungi Yeni di rumah makannya.

Yeni senang sekali menyambut kedatangannya. Kulit mukanya yang bersih dengan tatanan rambut rapi diikat kebelakang, dengan pakaian yang serasi , enak dilihat.

"Haiiiii Hasann yaaah...!??" teriaknya dari tempat meja kasir didalam ruangan itu. Hasann heran masih juga mengenali, padahal sudah lama engga ketemuan, ia memilih duduk di kursi dekat meja kasir.

"Apa kabar Yeni...?"

"Baikkkk... ." Yeni pun menarik kursi dan duduk berhadapan.

"Waaah tumben ini, ada apa gerangan hehe ?" Ia tersenyum penuh, dan sekilas kelihatan ia mengingat pesan salamnya untuk Hasann lewat ibunya dan Kartika.

"Udah lama yaa kita engga ketemu...?

"Iyaa lama. Mungkin lebih dari 20 tahun hehe," kata Hasann.

"Sekarang ngajar di sekolah katanya ya ?"

"Iya , aku jadi guru. Engga nyangka yaa?"

"Mmmm...engga kaget sih kalo aku, kamu kan pintar dari dulu juga San. Aku ingat waktu dulu kita main siram-siraman air dirumahku...hehe...sampe ibuku marah waktu itu. Aku dihukum engga boleh keluar rumah 2 hari hehehe...trus kita ngobrol jauh-jauhan..hehehe. Kamu masih ingat engga ?"

"Hahahaa...iya ingat. Rumah kamu ada lotengnya kan yaaa ? Waktu itu kamu di atas sana, kita ngobrol teriak-teriak hahaha... ."

"Sudah lama yaa buka rumah makan ini ?"

"Kalo keluargaku sih sudah lama usaha ini. Sebelum papaku meninggal , ibu buka usaha ini sekitar 20 tahun lalu laaah. Naah sekarang aku yang gantikan ibu jalankan usahanya."

"Kamu punya adik laki-laki kan yaa...kalo engga salah namanya Kim-Kim gitu yaaa ? Kemana dia sekarang ?" Hasann ingat adiknya Yeni.

"Kim-kim di Soreang San, dia buka toko material."

"Ooh iyaaa ! udah lama juga aku engga ketemu dia hehe...udah kayak gimana dia sekarang, dulu sih kayak bule-bule gitu kan yaa ?"

"Mmmm...udah kawin dia , punya anak 1 cowo." Yeni kemudian menatap Hasann sejenak, sepertinya memastikan lelaki dihadapannya ini teman masa kecilnya dulu dan sekarang menjadi seorang guru, dan masih melajang.

"Mau makan apa nih San ?" tanyanya lembut, masih engga lepas tatapannya sementara menunggu jawabannya.

"Yang ada ajaaa...hehehe."

"Aku buatin kamu nasi goreng spesial aja yaaah...?" Dia tersenyum sambil siap beranjak dari duduknya.

Sejenak kemudian, Yeni membawa sebuah nampan dengan sepiring nasi goreng, sepisin kecil acar,sambal dan emping.

"Spesial nih buat kamu...hehehe."

"Waaah...memang kamu yang masak gitu Yen...? "

"Kalo buat pesanan tamu sih biasanya ada yang masakin , mba Sri didapur. Ini spesial aku buatin buat kamu...hehehe...ayo dicoba !" katanya.

"Waaah jadi enak nih hahaha." Hasann mulai menyantap nasi gorengnya.

"Hmmm ...enak...enak !" katanya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Sementara Hasann makan, Yeni kembali ke meja kasirnya, memainkan kalkulatornya dengan kertas bon yang berserakan di mejanya.

"Kamu ngajar setiap hari San ?"

"Iya. Setiap hari dari Senin sampai Jumat. Aku pegang banyak kelas sekarang, jadi penuh jadwal mengajarnya setiap hari...hehehe."

"Hebaaat , ngajar matematika lagi." Yeni mengernyit. Susahnya matematika dia pikir. Kok bisa orang ini.

"Katanya jualan satenya dipegang ibu sekarang ya San?"

"Iya emang. Makin maju, semenjak dipegang ibu sama Kartika disana."

"Hmmm...hebat juga yaa ibu kamu. Beberapa kali aku ketemu sama ibu kamu , juga sama Kartika di pasar Kebon Kelapa. Ibu kamu masih kayak dulu aja, awet muda dia."

"Iyaaa...ibu ku ada cerita."

"Disini sekalian tinggal gitu Yen ?"

"Disini yang nginap karyawan saja San, aku sama ibu masih tinggal di rumah kami yang lama. Tapi aku sudah beli rumah baru di TKI sana, tipe yang besar 2 lantai dengan 4 kamar tidur," kata Yeni.

Engga diam-diam dia, langsung saja bilang sudah beli rumah lagi , supaya Hasann mikir, mungkin. "Enak tinggal disana San, udaranya masih bersih , cari makanan gampang , kapan-kapan ada waktu kita lihat kesana San ?" bujuknya dengan semangat.

Hasann bingung , hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja, bilang iya..iya !

Kalau saja Hasann mau menerima Yeni, kayaknya semua urusan kedepannya bisa lancar, kawin dan langsung bisa menempati rumahnya. Tapi apakah sesederhana itu ...? semudah itu ?

"Oh iya...kamu masih ingat Rini engga, anaknya pa Mukhlis , yang dosen itu. Rumahnya sebrang rumah aku ?"

"Mmmm...yang rumahnya ada pohon jambu besar itu yaa ...? Iya. Kenapa emang?"

"Dia kan mau nikahan Sabtu depan di gedung. Kamu mau engga datang ? dia masih ingat sama kamu lho."

"Aku kan engga diundang."

"Yaaa nanti datang sama aku aja. Mau yaaa...? Tenang aja nanti aku jemput kamu. Yaaa? Kamu tenang aja dirumah, nanti aku bawa mobil jemput kamu. Sabtu jam 11 an gitu laaah yaaa ...?" katanya nerocos begitu percaya dirinya.

Haduuuh harus bagaimana ini aku ,pikir Hasann. Sebenarnya kalau mau nolak bisa, tapi kayaknya fatal gitu...buat pertemanan yang baru kembali terjalin. Mau nerima, kayaknya belum berfikir sampai sejauh itu.

"Aku lihat agenda aku dulu dah yaa, takutnya nanti bentrok jadwalnya. Kasih aku nomor ponsel kamu aja deh, biar nanti aku bisa kasih kabar, gitu aja yaaa ?" usul Hasann. Mereka pun bertukar nomor ponselnya.

Hasann kira Yeni akan menghubungi dia secepatnya lagi , menanyakan kesanggupannya pergi ke undangan, tapi sampai hari Jumat siang, engga ada pesan atau telpon darinya. Haduuuh , sekarang bagian Hasann yang harus menghubunginya untuk memberi kabar. Malas sebenarnya. Masalahnya terlalu cepat Hasann anggap, untuk langsung pergi berdua dengannya apalagi dijemput. Hm...Hasann gengsi.

Hasann terpaksa menelponnya,

"Haloo...gimana Yen...jadi ke undangan Rini besok ?"

"Halooo...iya jadi San...! maaf aku repot berapa hari ini, sampai engga sempat kasih kabar ke kamu. Kamu mau ikut kaan ...? halooo...kamu ikut kan San ?" tanyanya lagi.

"Kita ketemuan disana aja kali yaa, kebetulan aku paginya ada keperluan kedaerah sana Yen...engga apa-apa kan ?"

"Ooh jadi kamu mau langsung ke gedungnya gitu yaaa ?"

"Iya."

"Boleh . Bagus gitu juga , nanti kita ketemuan disana yaa...jam 11 ya San...acara mulai jam 11.30 sih, tapi kalo datang lebih awal bisa lihat pengantin dan mempelainya masuk lewatin kita. Lebih seru !"

"Ya sudah sampai ketemu besok ya San...," kata Yeni menutup percakapannya.

Sabtu paginya Hasann datang ke lokasi gedung lebih awal, Ia sengaja duduk di motornya yang diparkir engga jauh dari pintu masuk gedung, menunggu Yeni datang.

Selang beberapa menit, terlihat Yeni yang berjalan sendiri meninggalkan area parkir mobil menuju pintu masuk , Ia pun disambut Hasann.

"Hai..."

"Eeeh kamu San...sudah lama sampai ?tanyanya gembira begitu melihatnya.

"Baru aja, engga ada 10 menit yang lalu. Jadi kita langsung masuk aja yaa...?

"Ayooo."

Merekapun berjalan berdua masuk gedung, melewati pagar ayu dan menulis nama di buku tamu. Yeni duluan nulis namanya disusul Hasann. Aman-aman dalam hati Hasann, ketika dia melongok dari belakang. Takut aja ia melihat tulisan Yeni & Hasann...hehehe. Hmm...ge-er amat yaa ?

"Kita makan enak siang ini San...hehehe," sambil mendekatkan mukanya dan setengah berbisik yang disambut tawa oleh Hasann.

Engga jelas apa yang ada diperasaan mereka masing-masing ketika melihat temannya Rini ,berjalan diatas karpet merah berpegangan tangan dengan mempelai pria atau tepatnya suami yang baru dinikahi , melewati mereka.

"Ayooo San...kita langsung aja ngantri makan yuuk? Ajak Yeni setelah memberi salam kedua mempelai dan keluarganya diatas panggung pengantin.

"Masih ngenalin 'kan, Rini sama kamu...?hehhe ."

"Iyaaa aku yang pangling , engga ngenalin lagi...abisnya di make-up gitu, tapi senang aku bisa ketemu mereka lagi. Aku masih ingat sewaktu nonton tv di garasinya sore-sore. Aku masih ingat juga kebaikan keluarga itu."

"Hehehe...kenangan yaaa." Yeni mengingat kenangan masa kecilnya bermain bersama.

Mereka pun, duduk bersebelahan menyantap makanannya.

"Kamu tinggal di Margahayu kan San ? Enak engga disana ?"

"Lumayan laah , rumahnya lebih besar dari yang dulu ...hehehe." Hasann sedikit malu mengingat tempat tinggalnya dulu.

"Hebat kamu yaa bisa sukses di jalur akademi, gimana ceritanya itu San ?"

"Waaah panjang ceritanya ...hehehe engga habis 2 hari kalo dicerita'in," candanya.

"Hahaha... " Yeni suka. Ternyata Hasann bisa bercanda juga, dalam hatinya.

"Kamu juga hebat, bisa berdiri sendiri, punya usaha rumah makan lagi. Hmmm...gimana caranya itu ?" Alis Hasann mengernyit sambil menoleh kearah Yeni.

Yeni menarik nafas panjang dan melepaskannya dengan agak kasar..."Mmm...perjuangan San !"

"Iyaaa sih , semua juga perlu perjuangan keras kalo mau berhasil mah," Hasann setuju. Ia menatap wajah Yeni salut ,sebab dia tahu sendiri perjuangannya seperti apa untuk berhasil keluar dari himpitan masalah ekonomi.

"Rencana kamu selanjutnya bagaimana San ?"

"Maksud kamu ? " Hasann membulatkan matanya.

"Mmmm...maksud aku setelah dari sini mau kemana ? kata Yeni agak gugup seakan membelokan arah pembicaraan.

"Oooh engga ada acara lagi sih, tadi pagi aku nengokin anak didik aku di dekat jalan Braga sana. Habis dari sini pulang aja. Mau kemana lagi ?"

"Iyaa ...aku juga langsung pulang," balas Yeni.

"Ooh iya kenapa kamu engga buka sendiri aja, kursus matematika San ?"

"Maksudnya ?"

"Iyaaa kamu buka kursus sendiri, cari murid sendiri , promosi'in usahanya sendiri , selain ngajar kamu bisa jadi pengusaha , kan penghasilan kamu bisa dapat lebih banyak San ?"

"Hmm...ide yang bagus yaa hehehe," Hasann tersenyum sambil menoleh ke Yeni.

"Iyaa nantilah," sambungnya. Hasann langsung teringat akan keterbatasan modalnya.

"Kalo kamu mau, nanti aku coba bantu carikan tempatnya San," semangat Yeni menjawab keraguan Hasann.

"Iya nanti aku pikirin dulu yaa Yen. Trimakasih. Kamu emang bakat jadi pengusaha Yen...salut aku sih sama kamu."

"Aah biasa aja kali. Ayooo San , semangat !! hehehe."

......

Pagi hari , dirumah Ririe di kota Semarang,

Lagi asyik-asyiknya baca novel 'Into the Devil' karangan Erick Sorensen , terdengar suara pesan masuk di ponselnya Ririe . ia pun segera meraihnya dan mendapati pesan dari Ardi. Ooh, dalam hatinya. Ia tersenyum .

Ardi : "Masih di Bandung ?"

Ririe : "Masih."

Ardi : "Lama banget , udah kangen nih hehehe."

Ririe spontan bohongin, ia engga mau ketemuan dulu. Hatinya masih galau, perlu ketenangan. Dalam agendanya , paling hari Senin nanti dia ke kampus buat ngeliat hasil ujian semesternya.

Perjalanan cintanya dengan Hasann menginjak tahun ke-2 itupun sebagian dilakukan dengan long distance relationship nya, tapi di hatinya seakan sudah berkesan intens sekali, sudah menemukan dirinya masing-masing, ada kecocokan meski ada perselisihan. Apa sebenarnya yang aku cari ? Ririe introspeksi sendiri.

Second opinion ?

Aaaah memang mencari cinta harus pake kayak begituan apa ? kayak orang yang baru saja divonis sakit kanker, berusaha cari pendapat dari ahli medis lain. Tapi keukeuh dia bilang sama dirinya, kalau masih tahap pacaran masih boleh membuka hati untuk kemungkinan yang lain, apalagi dengan Hasann adalah cinta pertamanya. Aaah bukankah cinta pertama yang paling berkesan Rie ? yaa...tapi siapa engga mau dapat calon suami yang ganteng , pinter, kaya lagi.

Galau...galau !

Bisa....bisa....bisaaaaaa!!! Ririe memantapkan diri untuk lanjut terus hubungan pertemanannya dengan Ardi. Soal jodoh, itu kan Tuhan yang menentukan, kenapa engga ?

Ririe menghubungi Meilani, teman yang paling dekatnya di kampus.

Ririe :"Hai ...Hari Senin katanya pengumuman hasil ujian udah keluar ya ? "

Meilani :"Iya. Kita ketemuan ya...? jam berapa mau ke kampus Rie?"

Ririe :"Jam 10 deh yaaa...?"

MeilanI :"Okee jam 10 . Sampai ketemu. Btw, itu cowo ganteng gimana kabarnya ? hehehe."

Ririe :"Hehehee ...Iya nanti aku cerita'in yaaa...pokoknya sip Mei ...wkwkwk."