webnovel

CRAZY WITH YOU

Judul sebelumnya: Pacaran?! Rindu Senja dan Samudera Timur, adalah sepasang kekasih yang tidak disangka-sangka. Semua orang mengira keduanya tak memiliki hubungan apapun ternyata menjalin kasih? Rindu Senja, gadis 17 tahun terkenal bucin terhadap olahraga bidang badminton. Dan Samudera Timur, pria berusia 17 tahun yang terkenal bucin terhadap buku buku pelajaran. Kisah dua bucin yang menjalin sebuah hubungan, meski jarang berbicara. *** "Rindu, lo cantik banget.. jadi pacar gue yah!" Srekk.. "Jauhi pacar gue!" Samudera Timur menatap dingin pria yang tengah berlutut didepan Rindu. "Lah? Lu siapa anjrit!" "Dia pacar gue!" tekan Samudera tajam. "HAHHH?! LU BEDUA PACARAN?!" "Emang, gue ada gitu bilang kalo gue jomblo?" tanya Rindu Senja enteng. "Tapikan lu bedua gak pernah mesra mesraan!" Bugh.. "Lu fikir gue pacaran napsu apa!" bentak Rindu setelah memukul kan raketnya ke arah kepala pria didepannya. "Akh! Raket kesayangan gue!" pekik Rindu panik.

FIFIanNUR31 · วัยรุ่น
Not enough ratings
233 Chs

Tapi, Gue Gak Ultah!

Hiii...

Happy Reading!

****

"Jadi, gue udah deket dari Samu Sd!"

Degh!

Entah kenapa, Rindu paling tidak suka nama Samu ikut disebut orang lain. "Namanya Timur, panggil aja Timur, Mel." tekan Rindu membuat gadis itu tersentak.

"Lu kenapa sih? Tapi ... sabi lah, jadiin Samu pacar, kan udah kenal dari Sd juga ... awas lu nikung!" kecam Amelie tanpa dosanya.

Tubuh Rindu bergetar marah, apa katanya? Nikung? Samudera itu adalah kekasih Rindu, untuk apa dia menikung pacarnya sendiri?! Dan lagi, apa katanya? Menjadikan Samudera pacar? Mudah sekali dia bicara!

"Jadi, Rin ... Samudera-nya buat gue yah?"

Plak!

Tamparan keras dari Rindu menarik perhatian banyak mata yang baru memasuki area kantin, mereka bertanya-tanya, apa yang tengah di perdebatkan oleh Rindu dan Amelie.

Amelie yang notabene-nya adalah kakak kelas Rindu, tentu saja membuat orang semakin bertanya. Pasalnya, Amalie terkenal karena suka melabrak adik kelas, serta sangat mudah suka pada kekasih orang lain. "Jaga omongan lu!" tegur Rindu memicingkan mata tidak suka.

Sambil bersidekap, Amelie menatap Rindu rendah, dengan bermodal cerita buatannya, Amelie bisa dengan mudah bersikap sombong. Gadis itu tidak tahu saja, Rindu adalah kekasih Samudera, gadis yang telah bersama Samudera sejak awal Smp.

"Gue, temen Sd nya! Jangan karena akhir-akhir ini deket, lu jadi seenaknya." sinis Amelie membuat Rindu terbahak.

Enggan mencari masalah, Rindu pun meninggalkan uang seratus ribu tiga lembar di atas meja kantin. "Bu! Uangnya di atas meja, kembaliannya buat ibu aja!" seru Rindu.

Tidak suka di tinggalkan begitu saja, Amelie menarik tangan Rindu hingga gadis itu termundur kembali. Aah, padahal Rindu tidak ingin mengeluarkan amarah pagi ini karena sudah berpikir keras hingga tubuhnya lelah.

Hanya dengan sekali sentakan, Rindu membuat Amelie tersungkur di lantai karena tidak mengira jumlah kekuatan Rindu sebesar itu. "Harusnya lu bersyukur gue lagi capek, tapi malah bikin gue emosi anj!" desis Rindu tak suka.

Biarlah sudah, mari kita ungkapkan cerita sebenarnya, ketimbang omong kosong yang Amelie keluarkan sedari tadi. "Dan, jangan gila dengan berkata lu temennya Samu. Dari Sd dia tidak pernah memiliki teman karena selalu dibully! Semua cerita yang lu ucapkan tadi semuanya hoax, Samu, gak pernah punya teman selain gue sebelumnya."

Duar!

Seketika wajah Amelie memerah, murid lainnya terbahak melihat kepedean gadis yang ternyata hanya menciptakan cerita palsu. Aah, betapa mereka tidak bisa mengira, seberapa malu yang Amelie dapat.

"Lu! Lu! Lu!"

Karena terlalu banyak malu yang Amelie dapat, gadis itu segera pergi dari area kantin. Semua murid di sana sontak berseru senang karena Rindu memenangkan perdebatan barusan.

Tidak ingin bersenang-senang atas kemenangannya, Rindu pamit karena ingin kembali ke kelas. Kalau dirinya kelamaan di kantin, Bunga pasti akan mengomel. "Yaaah! Kok gitu sih Rin? Ayolah, bentar doang kok!" mohon mereka membuat Rindu tak tega sendiri.

Karena tidak enak hati, Rindu pun memesan banyak makanan untuk para murid yang ada dikantin, selagi dirinya memainkan ponsel, seorang pria duduk di kursi depan Rindu.

"Hai.." sapanya pelan, Rindu menaikkan kepala untuk melihat siapa yang duduk di depannya.

Dengan kening terangkat satu, Rindu menanyakan siapa pria asing itu? Menurut ingatannya, dia tidak pernah berkenalan dengan pria ini.

Apa ada sepotong ingatan yang Rindu lupakan? Tunggu, wajahnya terasa familier ... ah! Salah satu fanboy nya!

"Gamma?" tebak Rindu membuat pria didepannya mengangguk bersemangat.

Ternyata pria didepannya adalah si penjaga Perpustakaan, beberapa kali mereka bertemu saat Rindu mencari Samudera yang asik membaca buku. "Tadi, Rindu keren banget deh, sumpah!" puji Gamma dengan mata berbinar.

Rindu hanya bisa meringis malu saat mendapat pujian seperti itu, sebenarnya ini bukanlah perdebatan yang bagus, dia hanya membenarkan kebohongan yang di keluarkan oleh Amelie.

"Eum, Rin ... boleh nanya?" tanya Gamma tidak enak, Rindu membiarkan pria itu mengutarakan pertanyaan padanya, selama tidak merugikan, Rindu pasti akan menjawab sejujur-jujurnya.

Sambil menunggu Gamma mengeluarkan pertanyaan, Rindu menyesap jus kiwi, jus yang sangat disukai Samudera, tapi tidak dengan Rindu.

"Jadi, makanan apa aja yang Rindu sukai?" tanya Gamma akhirnya berhasil mengeluarkan pertanyaan pada Rindu.

"Yuck!"

Degh!

Mendapat reaksi tersebut, Gamma tersentak, dia langsung menundukkan kepalanya karena sedih di perlakukan seperti itu. "Oh? Maaf Gam, itu tadi bukan jawaban buat pertanyaan lu, gue cuma kaget, rasa jus Kiwi se-enek itu.." terang Rindu ketika sadar Gamma merasa sedih dengan respon dari dirinya.

Setelah perasaan Gamma membaik, baru lah Rindu menjawab pertanyaan sebelumnya. "Gue suka semuanya, kecuali makanan dari mantan.." desis Rindu tidak senang.

Gamma kembali di buat shock, apa benar Rindu memiliki pacar sebelumnya? Ah, bukan maksud Gamma merendahkan, tetapi Rindu adalah gadis yang sangat enggan menjalin hubungan, secara tidak sedikit pria yang menembaknya di tolak mentah-mentah oleh Rindu.

"Rindu, punya mantan?" tanya Gamma dengan nada tercekat.

Rindu terkekeh saja, bagaimana Gamma memercayai hal seperti ini begitu saja? Padahal mana sempat dia memiliki mantan, secara, Samudera adalah cinta pertama, serta kekasih pertamanya. Yah, setidaknya Rindu tidak akan pergi selama 'itu' tidak menggerogoti tubuhnya.

"Udah kan? Gue mau balik ke kelas, bye Gamma." pamit Rindu berjalan keluar dari area kantin.

***

Kriiingg!

Bel istirahat telah berbunyi, pelajaran Fisika yang menguras otak telah berakhir. Karena kelelahan, Rindu merapikan alat tulisnya dengan lesu, hal itu menarik perhatian tekan sekelasnya. "Heee? Rindu-nya lagi abis betre yah?"

Ederson, si preman kelas itu sudah memerhatikan Rindu sedari gadis barbar tersebut masuk kelas, jelas sekali Mood Rindu hancur dari tadi pagi. Sebagai orang yang selalu mendapat kekerasan brutal dari Rindu, Ederson merasakan hampa di hatinya.

Tidak ada Rindu yang menyerangnya ketika asik bermain game di pagi hari, tidak ada Rindu yang tiada angin tiada hujan mendorongnya hingga masuk parit sekolah, serta tidak ada Rindu yang melaporkan dirinya keruang BK saat ketahuan merokok.

Lihat, bahkan Rindu tidak merasakan kehadiran Ederson meski pria itu berdiri tepat di sampingnya. "Rinduuu! Woi Monyet!"

Plak!

Ederson tersentak saat merasakan panas di pipi sebelah kanannya, aah, saat diteliti, Rindu lah yang menampar pipi Ederson. "Tokek gausah kepo! Heran deh, minggir deh!" usir Rindu muak.

Mood nya benar-benar buruk sekarang, berkat Amelie dan pelajaran Fisika, Mood Rindu jatuh berkali kali lipat. Rasa gelisah, cemburu, dan benci bersatu padu di hati Rindu sekarang.

Sudah lagi, tidak ada tanda-tanda kedatangan Samudera yang berjanji menjemputnya untuk ke kantin bareng, apa pria itu sedang berselingkuh?! Ah, benar ... Samu memperingatkan Rindu untuk tidak terlalu sering overthingking.

Seolah tidak membiarkan Rindu pergi dengan mood seburuk itu, Ederson menahan tangan Rindu dan memaksa gadis itu duduk di kursinya kembali. "Hei, ketua kelas! Apa ada cara menyembuhkan mood cewe pms?" tanya Ederson frustrasi.

Meski senang tidak di buat susah lagi, tetapi Ederson merasa ada yang kurang ketika Rindu tidak bertingkah sedikit pun. Karena pertanyaan seperti itu, Rayhan tentunya tidak bisa menjawab. "Eddy, gue bukan kamus serbaguna ... ." tegur Rayhan memijit keningnya lelah.

Urusan uang kas saja dirinya sudah repot, masa sekarang dia harus mengembalikan mood Rindu yang di ketahui sangat susah menaikkan mood gadis tersebut?

Disaat yang tepat, beberapa orang memanggil nama Rindu dari pintu kelas, semua mata tentu langsung memerhatikan apa yang terjadi. Dengan malas, Rindu menghampiri beberapa pria yang menatapnya penuh harap. "Apaan?" tanya Rindu lelah.

Salah satu dari beberapa pria didepannya menyerahkan sebuah kotak lumayan besar, ah, bukannya itu tempat untuk menyimpan eskrim?

"Ini eskrim?!" tanya Rindu memastikan, nada bicaranya berubah drastis saat merasakan firasat baik.

Mereka mengangguk, salah satunya berbicara mewakili semua pria. "Itu buat Rindu, dari kami, fanboy Rindu.."

Doeng!

Seraya menatap kotak dingin di tangannya, Rindu menerjab beberapa kali untuk memahami situasi yang terjadi sekarang. Mereka membawakan eskrim sebanyak ini, dalam rangka apa? Ah!

"Tapi, gue gak ultah.."

****

Makasih udah bacaa

Luv yuuu!