webnovel

Crazy Love Of CEO

Hari pernikahan adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Sienna apalagi dirinya akan menikah dengan kekasih tercintanya. Sienna tersenyum senang begitu dirinya ingin keluar dari kamar hotelnya setelah dirias. Ia berjalan menuju lantai bawah hotel dengan mengenakan gaun pernikahannya tapi saat dirinya baru saja memasuki lift mendadak dirinya dibekap dari belakang dan matanya menutup saat aroma yang sangat menyengat tercium di indera perciumannya. Ketika sadar dirinya melihat bahwa ia sedang berada di aula pernikahannya dan semua keluarganya dan juga kekasihnya sudah diancam dengan senjata tajam agar tidak bergerak. Agar keluarga dan kekasihnya dibebaskan Sienna terpaksa menikah dengan pria yang bahkan ia tidak kenali sama sekali di hadapannya saat ini. "Kamu adalah takdirku dan akan aku pastikan kamu jatuh cinta padaku." Arga Bowie. Akankah Sienna jatuh cinta kepada pria  yang sama sekali tidak ia kenali?

noviaaryani · สมัยใหม่
Not enough ratings
411 Chs

Ancaman

Arga mengambil ponselnya lalu ia menekan nomor telepon Jack, pengawal kepercayaannya.

"Jack, saya minta sama kau untuk membuat kegaduhan di rumah sakit tempat Samuel kekasihnya Sienna dirawat!" perintah Arga.

Entah apalagi yang akan Arga lakukan hanya demi mendapatkan seorang Sienna.

***

Di kamar yang didominasi warna putih, seorang perempuan sedang memeluk kekasihnya. Mereka berdua saling melemparkan godaan.

"Sayang, aku pengen gini terus deh," rajuk Sienna sambil mendusel-duselkan kepalanya ke tubuh Samuel.

"Jangan menggodaku, Sienna," geram Samuel.

"Ughh, kamu tergoda padahal lagi sakit," kata Sienna memeletkan lidahnya.

Mereka saat ini tengah duduk di ranjang rumah sakit. Mereka duduk berduaan di atas ranjang karena Samuel yang memaksa Sienna. Mata mereka saling beradu, Samuel menatap bibir Sienna yang merekah di hadapannya. Sienna membeku di tempat ketika merasakan benda kenyal dingin menyentuh bibirnya tiba-tiba.

"First kissku," gumam Sienna.

Samuel menahan tengkuk Sienna memperdalam kecupannya, ia mengabsen rongga mulut Sienna hingga Saliva mereka saling tertukar satu sama lain. Samuel melepaskan tautan bibir mereka karena ia merasakan Sienna hampir kehabisan napas. Samuel terkekeh melihat wajah merona Sienna sambil mengelap saliva mereka yang tertempel di bibir Sienna, yang menambah keseksian bibir Sienna. Samuel membuka kancing baju Sienna sambil menatap gadisnya yang memandangnya polos.

"Sam," panggil Sienna.

"Ya, Babyku sayang," bisik Samuel di telinga Sienna membuat Sienna tubuhnya bergetar hebat.

Samuel memeluk sienna, membawanya ke dalam dekapannya.

"Sayang, bolehkah aku menyentuhmu?" tanya Samuel meminta izin pada Sienna.

Sienna yang sangat mencintai Samuel menganggukkan kepalanya. Samuel tersenyum manis lalu ia memasukkan tangannya ke dalam baju Sienna kemudian membelai lembut di sana. 

Tet tet tet

Tiba-tiba terdengar suara alarm kebakaran.

"Sialan," desis Samuel.

"Ada apa, Sayang?" tanya Sienna.

"Itu ada suara alarm kebakaran bunyi, apa ada kebakaran?" kata Samuel lalu menekan interkom yang tersambung ke receptionist rumah sakit.

Setelah Samuel menyambungkan interkom, Samuel terkejut karena ternyata benar ada terjadi kebakaran, bahkan di luar sudah pada ribut. Sienna yang panik ditenangkan oleh Samuel. Tidak lama para suster masuk ke ruangan mereka lalu membantu Samuel yang kakinya patah untuk segera keluar dari rumah sakit.

"Ayo, Tuan, Nona, kita keluar sekarang," kata suster.

Sienna mendorong kursi roda Samuel diikuti para suster yang memegangi infus milik Samuel. Sesampainya di luar, mereka melihat semuanya sudah berkumpul di luar rumah sakit, rencananya mereka akan dievakuasi ke rumah sakit lain. 

"Samuel, tunggu bentar ya. Aku mau kabarin orang tua kita," kata Sienna.

"Iya," balas Samuel.

Sienna mengambil ponselnya lalu ia langsung menghubungi orang tua mereka untuk mengatakan bahwa Samuel akan dipindahkan ke rumah sakit lain karena terjadi kebakaran di rumah sakit ini. Setelah selesai menelepon, Sienna menghampiri Samuel.

"Suster, kita sudah bisa jalan sekarang?" tanya Sienna.

"Sudah, Nona. Mobil ambulansnya sudah siap," jawab suster.

Samuel dibantu oleh suster masuk ke dalam mobil ambulas diikuti Sienna. Saat mereka sudah di dalam, supir ambulans mulai melajukan mobilnya menuju cabang rumah sakit ini yang terdekat. Tidak lama mobil tersebut berhenti di depan rumah sakit yang baru. Samuel dibantu suster dan Sienna untuk turun dari mobil.

"Mari, Nona," kata suster.

Sienna berjalan menuju receptionist untuk mengurusi administrasi Samuel, sedangkan Samuel dijaga suster di ruang tunggu menunggu Sienna kelar.

Tring 

Suara pesan masuk di ponsel milik Sienna. Ia melihat yang masuk adalah pesan satu arah hanya bisa membukanya tapi tidak bisa dibalas.

Dear Sienna,

Bagaimana hari ini? Apa begitu menyenangkan bersama kekasih cacatmu itu? Apa dia bisa memuaskanmu hmm? Sienna kamu tidak akan bisa hidup tenang sayang selama ada aku disini yang mengharapkan hatimu, bagaimana pertunjukan dariku hari ini apa membuatmu terkejut? See you Sienna sayang.

Your Love,

A

"Arga, kenapa kamu ngelakuin ini padaku?" gumam Sienna yang saat ini mulai mengurus administrasi Samuel di rumah sakit yang baru.

Sienna memegang kepalanya yang terasa pusing. Sienna yang sudah selesai mengurusi administrasi akhirnya mengikuti Samuel menuju kamar rawat yang baru. Sesampainya di kamar rawat, Sienna mendudukkan dirinya di kursi sedangkan Samuel dibantu suster untuk berbaring di atas ranjang. Samuel melihat kekasihnya yang kelelahan hari ini merasa kasihan.

"Sayang, kamu istirahat ya," kata Samuel lembut.

"Iya, aku mau cuci muka dulu sama ganti baju juga, ya. Bajuku sudah bau asap dan keringat," kata Sienna sambil mencebikkan bibirnya.

"Kamu enggak bau kok, Sayang. Kamu wangi banget," goda Samuel.

"Udah ya, aku enggak mau main-main," kata Sienna lalu berjalan ke kamar mandi.

Sienna mencuci wajahnya di wastafel lalu ia melihat pantulan wajahnya di cermin. Sienna memegang wajahnya dengan jemarinya dan menitikkan air matanya.

"Sampai kapan aku harus begini? Arga benar-benar pria yang berbahaya, aku tidak ingin siapa pun yang dekat denganku terluka apalagi Samuel, dia kekasihku, pujaan hatiku. Aku rasanya ingin membuat perhitungan pada Arga sialan itu," kata Sienna berbicara pada kaca cermin di depannya.

Sienna mengelap wajahnya lembut setelah mendengar panggilan dari Samuel, mungkin Samuel khawatir karena Sienna lama di kamar mandi.

"Iya, bentar. Aku lagi mau ganti baju!" teriak Sienna dari kamar mandi.

Setelah berganti pakaian, Sienna keluar dari kamar mandi lalu ia menghampiri Samuel. Samuel masih membuka matanya menunggu sienna kembali.

"Sayang, kamu baik-baik saja kan? Kok kamu lama?" tanya Samuel.

"Iihh, kamu enggak sabaran banget sih, aku kan cuma ke kamar mandi bukan kabur," balas Sienna sambil terkikik geli melihat Samuel begitu manja padanya.

Sienna mendekati Samuel dan duduk di sampingnya.

"Kita tidur ya, Sayang, aku udah ngantuk banget," rengek Sienna. Dia sebenarnya belum mengantuk tetapi dia tidak mau Samuel tidak sembuh-sembuh, kalau begadang apalagi dengan kejadian tadi yang membuat tenaga mereka terkuras.

"Kamu tidur di samping aku, ya," bujuk Samuel.

"Jangan, Sayang. Aku bisa tidur di sofa kok, kamu butuh istirahat dengan baik biar cepat sembuh," balas Sienna sambil membelai wajah Samuel dengan lembut.

"Sayang, kalau kamu tidak mau tidur di sampingku aku tidak akan tidur," rengek Samuel.

"Kayak bayi besar aja kamu, ulu ulu," balas Sienna sambil mencubit-cubit kecil pipi Samuel.

Sienna akhirnya mengalah dan tidur di samping Samuel, walaupun ranjang rumah sakit kecil tetapi muat untuk mereka berdua. 

Samuel mendekap Sienna dalam pelukannya membuat Sienna tersenyum melihat Samuel yang begitu mencintainya. Sienna memejamkan matanya tetapi pikirannya melanglang buana. 

"Apa yang kamu pikirkan, sayang? Apa aku sebegitu menjadi beban untukmu sehingga kamu tidak mau cerita?" gumam Samuel melihat wajah Sienna yang pura-pura tertidur.

Sienna menitikkan air matanya lewat sudut matanya. Ia tidak mau kehilangan Samuel, dia akan segera memikirkan cara agar terbebas dari Arga Bowie tanpa harus melukai siapa pun. Sienna merasakan kecupan di bibir dan jidatnya, tapi dia enggan untuk membuka matanya.