Wajah Mahendra merah padam, berharap kakeknya tidak melihat apapun yang berada di leher Aruna.
Lelaki tersebut menggigit bibirnya sendiri. Mendesis lirih adalah upaya untuk meredam rasa malunya. Apa daya semua sudah terjadi. Dia tidak habis pikir, istrinya dengan percaya diri berjalan ke arah mereka dan terlihat tak sadar menyajikan kondisi acak-acakan. Keluarga ini hidup dalam tatanan yang konsisten. Tak ada perempuan yang berantakan separah itu di hadapan anggota keluarganya yang lain.
"Tadi, anda ingin memberikan masukan apa untuk saya?" demi mengalihkan perhatian kakeknya, lelaki tersebut membuka percakapan terkait kondisi perusahaan Djoyo Makmur Group saat ini.
Mencoba untuk fokus kembali, Wiryo mengalihkan pandangan kepada cucunya, "Yang paling substansial ketika menghadapi sebuah masalah, perhatikan orang-orang di dalam dan cari tahu apa yang mereka inginkan,".
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com