webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
1019 Chs

III-293. Mengapa Bukan Orang Lain?

Bukan lagi suara putrinya melainkan suara berat yang punya penekanan kuat di setiap ujung kalimat, Wiryo mengetuk pintu dan memanggil namanya. 

Sukma terpaku, sekian menit sudah dia biarkan pintu kamar yang tertutup dari dalam menyuarakan benturan ruas-ruas jari dengan kayu jati. 

Anehnya, Wiryo tidak sedikit pun mengurungkan niatnya. Hati lembut perempuan tersebut tersentuh -sudah. Sukma pada akhirnya membuka pintu. 

Mata Sukma masih enggan menatap pria yang menjalankan kursi rodanya. Wiryo masuk, dan mengikuti gerakan Sukma. Perempuan itu duduk di sofa yang letaknya tak jauh dari ranjang. 

Sofa empuk dilengkapi meja rendah tepat di hadapan Sukma duduk. 

Matanya masih menatap arah lain sambil memegangi lengkungan tepian sofa yang bentuknya mirip kue gulung. 

Dehem Wiryo tak membuahkan hasil. Lelaki paruh baya itu mendekatkan kursi roda otomatis sampai ujung kursi membentur lirih meja di hadapan Sukma. 

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com