Kini giliran penggugat yang menghadirkan saksi.
Seorang Ayah berjalan gontai memandangi putra putrinya, Lesmana lah saksi dari pihak Anantha.
Tak tahu kenapa jantung Aruna menderu resah, sedih, susah, gundah sampai sesak di dadanya terasa menyakitkan ketika menatap ayahnya bersumpah di ujung sana.
Ayah yang gagah nan bijak, menjerat hati putri-putri yang dia miliki untuk jatuh hati pertama kali hanya kepada dirinya kini terlihat kacau dan seolah tak berdaya. Seperti sedang ter hakimi, akan tetapi oleh apa?
Aruna belum sempat merangkai pendapat ketika sang ayah menyampaikan kalimat pertamanya yang mampu menggetarkan hati si bungsu: "A father should be his son's first hero, and his daughters first love[1]," Lesmana mendesahkan nafas mencoba mengontrol resah yang bersemayam di dalam dada.
"Sayangnya aku tidak sehebat itu," sang ayah kembali berucap, atas penghakimannya yang pertama.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com