Aku tidak tahu, apa yang terjadi padaku malam ini. Aku menyerahkan diriku padanya, pada pria yang dulu aku benci setengah mati. Bukan karena dia memintaku, tapi lebih kepada, aku memilih merelakan diriku.
Hanya karena sebuah ungkapan yang sempat membuatku tersekat. 'Sengaja' kata itu ampuh menerjang benteng pertahananku.
Aku tahu Hendra tak terprediksi, dia selalu unik dan cenderung aneh, karena cara berpikirnya terlalu berbeda. Ah' sepertinya bukan berbeda, tapi jeli dan aku menyukainya. Aku menyukai dia yang begini.
Yang membuatku merasa tertinggal jauh di belakang kala dia gunakan otaknya.
Perempuan mana yang tidak tertawan ketika pria yang mengejarnya mengutarakan rasa takut kehilangan bukan sekedar sebab-akibat hasrat cinta, melainkan di jadikannya gadis itu tujuan hidupnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com