webnovel

Chapter 14

Setelah tiga sekawan itu mematikan ruang mesin dan keluar dari ruang mesin 4D simulator, gang kecil yang menjadi tempat pelarian orang bertopeng pantomim itu ditutup sementara oleh kepolisian sampai mereka memindahkan ruang mesin 4D simulator dari gang itu. Siapa dan mengapa pemilik itu meletakkan ruang mesin 4D simulator ke gang kecil masih belum diketahui, informasi telah dicari dari berbagai macam media dan tempat namun masih belum ada data yang menggambarkan pemilik 4D simulator dan alasannya. Kyo Seung tidak memedulikan hal-hal tentang ruang mesin 4D simulator yang ia lalui bersama dengan kedua temannya, dengan alasan hal itu tidak mempengaruhi pekerjaannya sebagai vigilante, meski begitu ia khawatir jika ruang mesin itu menyimpan data-data tentang dirinya dan data itu berakhir di tangan kepolisian. "Yah, kalau itu aku bisa serahkan ke Dae Joon" batinnya sembari tersenyum nakal, merasa bangga telah menemukan manfaat dari keberadaan temannya itu.

Keesokan harinya adalah hari Minggu. Kuliah libur di hari itu dan kemarin malam Haeri mengajak Kyo Seung pergi ke perpustakaan. Walau pun warga kota Daegam tidak lagi membutuhkan buku karena telah digantikan dengan buku elektronik, pemimpin terdahulu kota Daegam tetap membangun perpustakaan besar itu dengan opini pribadi bahwa manusia tidak selalu dapat tergantung pada teknologi—dan pemimpin terdahulu tidak mau merusak mata para pelajar di kota Daegam karena terlalu banyak melihat ponsel, entah itu ponsel biasa atau ponsel hologram.

Haeri ingin mencari referensi artikel tentang mesin 4D simulator dan berencana untuk memublikasikannya ke majalah hologram Vráchos tepat setelah ia mendapatkan izin publikasi dari Dae Joon, dia mengajak temannya Kyo Seung itu untuk membantunya mencari referensi.

"Aku yakin pasti artikel ini akan menjadi viral di media sosial" ujar Haeri sembari duduk di kursi panjang perpustakaan, ia duduk di samping Kyo Seung.

"Bagus, aku akan bantu!" seru Kyo Seung yang ikut bersemangat begitu mendengar Haeri yang terus membahas artikel miliknya. Kyo Seung mulai membuka buku tebal yang ia ambil tadi di bagian tengah rak buku perpustakaan kota Daegam.

"Kamu masih belum kehilangan sisi manismu itu, ya" Haeri tersenyum melihat Kyo Seung yang mulai membantunya mencari referensi artikel.

Kyo Seung membeku sesaat, ia membenarkan posisi bungkuknya lalu menoleh ke Haeri. "Apa maksudmu?"

"Kamu masih sama seperti dulu. Lucu, ramah, baik—"

"Ya, terima kasih Haeri, tapi kumohon jangan mengatakannya sefrontal itu, aku jadi bingung" Kyo Seung memotong kalimat Haeri, dan ia tercengir. Haeri menaikkan pundaknya, ia pun ikut memulai pencarian referensi artikel.

Satu jam kemudian, mereka berdua berhasil mengumpulkan total sepuluh referensi untuk artikel yang membahas mengenai ruang mesin. Semua sumber dan poin-poin penting dicatat oleh Haeri, yang didiktekan oleh Kyo Seung. Untuk mengakhiri pencarian referensi, mereka berdua pun mengangkat setumpuk buku tebal dan mengembalikannya ke rak asal. Selagi mengembalikan buku, Haeri melirik sekilas ke Kyo Seung yang sedang berjinjit untuk meletakkan buku di rak atas.

"Jadi bagaimana hubunganmu dengan Dae Joon?"

Bruk! Beberapa buku dari rak atas jatuh dan mengenai kepala Kyo Seung tepat setelah mendengar perkataan Haeri. Kyo Seung meringis kesakitan sambil mengelus-elus kepalanya yang menjadi sasaran jatuh buku-buku. "Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan hal seperti itu..."

"Sejak kemarin aku melihat kalian berdua tampak canggung, aku penasaran dengan apa yang telah terjadi kepada kalian"

"Tentu saja tidak terjadi apa-apa. Um, justru seharusnya aku yang penasaran—bagaimana hubunganmu dengan Dae Joon semenjak aku pergi meninggalkan kalian?"

"Biasa saja, sama seperti dulu. Dia tidak banyak bicara, aku pun juga tidak banyak bicara. Kami terlalu fokus mencarimu di negara-negara luar"

Mulut Kyo Seung ternganga lebar, "Kalian mencariku sampai ke luar negeri?" serunya terkejut sembari mengambil buku-buku yang ia jatuhkan di lantai.

"Hampir ke semua negara di bumi ini. Kami bahkan sempat hampir dimakan oleh suku kanibalisme di hutan benua Asia Tenggara. Beruntung saat itu kami dapat membebaskan diri dari situ, aku tidak mau mati dimakan oleh spesiesku sendiri"

Kyo Seung mengatupkan bibirnya rapat-rapat, ia mulai merasa bersalah karena telah pergi dari kotanya tanpa memberitahu orang-orang terdekatnya. Setelah percakapan itu, Kyo Seung mengembalikan semua buku yang ia bawa ke rak-rak tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada teman gadisnya.

"Jujur saja, sebenarnya aku menyerah mencarimu setelah delapan bulan lamanya. Aku menganggapmu telah mati saat itu" ungkap Haeri, memecahkan keheningan seusai mengembalikan semua buku ke rak asalnya.

Kyo Seung sebenarnya tidak mau mendengar lagi cerita tentang kerja keras kedua temannya itu ketika melakukan pencarian dirinya, karena itu membuatnya merasa sangat bersalah dan ia tidak mau terus memikirkan kesalahan yang ia buat di masa lalu. Kyo Seung pun menghela napas berat, ia menoleh ke Haeri. "Tapi?"

"Tapi, Dae Joon bersikeras mengatakan bahwa kamu masih hidup dan sedang berada di suatu tempat yang tidak kami tahu. Saat itu kami bertengkar hebat, berdebat tentang keberadaanmu. Aku mengatakan bahwa kamu telah mati dan dia pun membantahnya dengan keras. Aku ingat betul bagaimana ia menyampaikan harapannya itu, 'Aku yakin dia ada di luar sana, kita hanya belum menemukannya!' katanya sambil menunjuk ke peta dunia di kamarnya. Lalu, Dae Joon pun akhirnya melakukan pencariannya sendiri tanpa diriku hingga kami ditugaskan oleh kakaknya untuk pergi ke kota ini"

Awalnya Kyo Seung terbawa oleh kisah pertengkaran kedua temannya itu, namun suasana melankolis itu terpecahkan ketika ia mendengarkan kalimat terakhir Haeri. "Kalian ditugaskan oleh Minatozaki Yunato? Untuk apa CEO perusahaan industri kimia memberi misi ke kalian?—ah, lebih tepatnya, apa misi kalian di kota ini? Kalian terus menyebutkan tentang 'misi' tapi tak pernah mengatakan secara detail 'misi' kalian itu" pertanyaan-pertanyaan mulai muncul dalam pikiran Kyo Seung.

"Maaf, kami tidak bisa memberitahu ke siapa pun karena...misi ini masih mengandung asumsi"

"Hah?"

Haeri berjalan melewati Kyo Seung, ia mengangkat tangannya dan memberikan isyarat untuk mengikutinya. Kyo Seung mengikuti Haeri dan mereka berjalan menuju pojok ruang perpustakaan. "Di sini lebih sepi" ucap Haeri sembari menyandarkan tubuhnya ke dinding perpustakaan. "Jadi, misi ini sebenarnya hanyalah tumbuh dari rasa kecurigaan pak Minatozaki dengan orang penting di kota ini"

"Orang penting? Maksudmu pemerintah...atau orang-orang kaya di kota ini?"

Haeri mengangguk. "Aku hanya bisa memberitahukan satu hal itu, dan itu sangat rahasia. Maaf"

Kyo Seung tersenyum masam. "Tidak apa-apa. Aku mulai terbiasa dengan itu sejak sekolah menengah awal"

"Kyo Seung, aku—"

TRIING TRIING TRIING TRIING~

Ponsel Kyo Seung berbunyi dan terdengar dari saku celana jeans Kyo Seung. Ia meraih ponselnya dari saku, lalu menjawab teleponnya. "Halo?"

Suara pria yang terdengar renyah keluar dari ponsel Kyo Seung. "Ini aku, Jung Dae Joon. Aku menemukan sesuatu yang penting dari buku harian korban. Temui aku di apartemenku nanti malam"

"Aku tidak bisa, nanti malam aku harus kerja—"

TUUT, sambungan diputus oleh pemanggil.

"Sialan kau, Dae Joon" umpat Kyo Seung sembari menatap ke layar log panggilan di ponselnya. "Sebenarnya kalian ini dapat nomorku dari mana?"

"Dae Joon menyusup ke ruang server kota Daegam dan aku meretas data kontak warga kota Daegam" ucap Haeri dengan polosnya sembari mengacungkan jempolnya. "Kami juga sempat menghapus rekaman CCTV kota Daegam di sekitar gang kecil tempat kamu dan Dae Joon bertemu"

"Entah kenapa, rasanya mereka lebih ngawur ketimbang aku yang menjadi vigilante kota ini" batin Kyo Seung sembari menatap heran ke Haeri.