webnovel

Chapter 13

Dae Joon mengangguk. "Di saat seperti ini, kita butuh Haeri yang asli untuk mencari celah itu"

"Tapi bagaimana kita akan mencari Haeri yang asli? Kita sudah menghadapi Haeri yang ada di loop ini" Kyo Seung menepuk-nepuk kepala Haeri palsu yang sedang terikat.

"Kemungkinan Haeri yang asli ada di ruang loop yang lain. Maka dari itu kita akan mencari celah di ruangan ini dengan menghancurkan properti dan dinding-dinding di sini"

Kyo Seung mengiyakan. Lalu tanpa aba-aba lagi, Kyo Seung langsung mengayunkan kapaknya ke dinding besi yang ada di sebelah kanannya. Dinding besi tampak terluka hingga bagian dalamnya yang berwarna hitam terlihat, cukup abnormal untuk besi yang lapisan luarnya sama dengan isi materialnya. Begitu ayunan kapal kelima belas diayunkan, bagian dinding yang telah dirusak itu mengeluarkan percikan listrik. Sebuah portal hologram berwarna ungu tua terbentuk pada dinding itu tepat setelah Kyo Seung mulai lelah mengayunkan kapaknya berkali-kali.

"Ada portal" katanya sembari meletakkan kapaknya ke sembarang tempat.

Di sisi lain koridor, tampak dinding-dinding koridor tersebut mulai berpecah belah layaknya kepingan puzzle yang runtuh. Kepingan-kepingan dinding dan seisi ruangan di sisi lain koridor itu menghilang dan suatu ruang hampa layaknya langit luar angkasa semakin lama semakin melahap seisi koridor. Kyo Seung dan Dae Joon tidak memiliki pilihan lain selain memasuki portal itu, mereka berharap portal itu menuju ke koridor yang Haeri asli tempati.

***

"Jadi, bagaimana kalian bisa membentuk fisik kalian menyerupai fisik Dae Joon dan Kyo Seung?" seorang gadis berambut ungu muda mengeluarkan buku notes dari tas selempangnya, ia mengacungkan penanya ke dua pemuda yang ada di hadapannya. "Sebenarnya aku bukan tipe orang yang langsung menyerang musuh begitu saja, maksudku—kalau bisa dibicarakan baik-baik, mengapa tidak?"

Dua orang yang diajak bicara oleh Haeri itu tidak mengatakan sepatah kata pun layaknya bisu. Mereka hanya memasang pose kuda-kuda serta membawa pistol mereka seakan-akan mereka hanya akan berbicara dengan bahasa senjata.

"Hmm...jadi tidak ada yang tahu?" Haeri mengeluarkan sebuah benda kecil berbentuk tabung dengan tuas di bagian tengahnya dari dalam saku celananya, benda itu terbuat dari besi. Kedua orang palsu itu semakin maju menodongkan senjata mereka.

"Baiklah, kalau memang seperti itu kemauan kalian" tuas kecil dari benda kecil berbentuk tabung itu Haeri tekan ke dalam, lalu benda tersebut memanjang dan menjadi tongkat besi panjang. "Kemari dan tiduri aku dengan pistolmu itu"

Pertikaian terjadi di antara Haeri dan kedua pemuda aneh itu. Pistol yang terus ditembakkan dengan ayunan tongkat besi membuat suara bising yang cukup nyaring di koridor itu. Haeri tidak tahu cara memusnahkan mereka, maka dari itu ia dengan berani menusukkan dan memukul keras fisik kedua pemuda itu dengan tongkat besinya. Setiap serangan Haeri yang mengenai fisik kedua pemuda itu selalu menembus layaknya hologram, dan mereka tidak merasakan sakit apa pun. Dikarenakan sia-sia jika melawan mereka, Haeri pun akhirnya hanya menahan serangan peluru yang keluar dari pistol musuhnya itu.

"Sampai kapan harus terus seperti ini?" batin Haeri yang mulai kewalahan dengan kedua musuhnya. Ia semakin lama semakin mundur ke sisi koridor kanan, dan hal itu membuatnya semakin terpojok. "Aku harus cari cara untuk keluar dari sini. Ah, andaikan saja keberuntunganku muncul di saat ini juga"

Sebuah portal muncul dari dinding pojok koridor kanan, tepat di belakang Haeri yang tengah sibuk menahan serangan peluru. Kepala seseorang menongol keluar dari portal tersebut.

"Apakah ini tempatnya? Ah, Haeri!" Kepala tersebut ternyata milik Park Kyo Seung. Ia keluar dari portal diikuti oleh Dae Joon yang berada di belakangnya. "Sepertinya kamu butuh bantuan saat ini"

Haeri sangat mengenali suara lelaki yang nyaring itu, ia pun menoleh ke belakang. "'Sepertinya?' aku sangat membutuhkannya sekarang!"

Tanpa aba-aba lagi, Kyo Seung dan Dae Joon pun menyiapkan kepalan tangannya untuk menghajar satu-satu kedua pemuda yang bersosok seperti mereka itu. Kyo Seung melawan sosok yang serupa dengannya, begitu pula dengan Dae Joon yang melawan sosok yang serupa dengannya. Haeri tidak ikut membantu kedua temannya itu dan hanya melihat mereka bekerja seakan-akan ialah yang memerintahkan mereka untuk itu.

Tak butuh waktu lama bagi Kyo Seung dan Dae Joon untuk melawan dan mengikat kedua lawan mereka. Tali tambang diikatkan pada kedua musuh, dan disandarkan ke dinding terdekat.

"Apa saja yang sudah kamu tahu tentang tempat ini Kim Haeri?" tanya Jung Dae Joon mendadak kepada Haeri tepat setelah ia menyandarkan tubuh Kyo Seung palsu ke dinding.

"Kalau kalian bagaimana?"

"Masih sedikit, kami kekurangan petunjuk untuk bisa membuat kesimpulan" ungkap Kyo Seung, mengingat bahwa dulu ia sering mewakili Dae Joon menjawab pertanyaan dari orang-orang.

"Aku sudah dapat banyak, dan banyak sekali teori yang bisa kudapatkan dari petunjuk-petunjuk yang kudapatkan" Haeri mengeluarkan buku notes dari sakunya, ia membuka-buka halamannya hingga ke halaman tengah buku. "Pertama-tama, aku yakin bahwa kalian sudah tahu bahwa kita sedang berada di ruang mesin 4D simulator, dan kita telah mengalami loop berkepanjangan yang tidak ada batasnya. Ruang mesin ini memberikan visualisasi dengan gabungan hologram dan AI (artificial intelligence) sehingga penampakan dan experience yang kita dapatkan saat ini terlihat sangat nyata, dan kita semua tahu bahwa setiap kali para 'orang palsu' alias robot hologram yang dibuat menyerupai kita ini gagal dalam menyelesaikan pekerjaannya, mereka akan menidurkan kita dengan obat bius lalu memindahkan kita ke tempat awal kita terbangun sama seperti sebelumnya. Hm, kira-kira sistemnya seperti spawn point dalam game.

Baiklah, aku langsung saja ke intinya. Jadi, jika ruang mesin 4D simulator ini bisa membuat kita merasakan pengalaman dan visualisasi yang sangat nyata tanpa kecurigaan apa pun, maka sepatutnya mereka memiliki 'data' tentang kita, bukan? Awalnya aku mengira bahwa ruang mesin ini memindai ingatan kita dan menggunakan setiap unsur-unsur memori yang ada dalam otak kita, tapi setelah dipikir-pikir lagi...untuk apa pemilik ruang mesin ini membutuhkan kelinci percobaan untuk sistem pemindai ingatan seperti itu?"

"Waw, aku sangat amat tidak memahaminya" Kyo Seung mengerutkan keningnya, tangannya ia silangkan ke depan.

"Maksudku, kota Daegam itu kota yang maju. Jadi untuk hal seperti 'pemindaian ingatan atau otak' sudah menjadi hal sepele bagi masyarakat di sini karena sistemnya sudah bekerja dengan baik hingga saat ini. Nah, untuk apa pemilik ruang mesin ini membutuhkan kelinci percobaan untuk sekadar pemindaian ingatan? Aneh, bukan? Karena aku curiga dengan hal itu, aku pun mengingat-ingat kembali karakteristik kedua orang palsu itu dan menyadari satu hal. Mereka berpikir dan bertindak dengan perasaan"

Kyo Seung memiringkan kepalanya. "Perasaan? Jadi bukannya memindai ingatan kita, tapi ruang mesin ini memindai...perasaan kita?"

"Iya! Itu menjelaskan mengapa orang-orang palsu di ruang mesin ini bertingkah laku aneh"

"Aku setuju, namun ini hanya teori. Apa yang membuatmu sangat yakin bahwa teori ini benar?" Dae Joon akhirnya membuka mulutnya, tangannya ia silangkan ke depan, yang berarti ia sedang serius.

"Itulah bagian menariknya~ aku menemukan bagian mesinnya di sini!" Haeri berjalan lucu ke salah satu ruangan di koridor kanan, yang ternyata ruangan tersebut adalah ruang latihan bela diri. Ia menendang salah satu dinding di sudut kiri ruangan yang menampakkan bekas berbentuk persegi, bagian persegi dinding itu terjatuh dan menunjukkan sebagian isi dalam tubuh ruang mesin. "Aku telah mencari-cari organ dalam mesin ini di setiap loop yang telah kulewati, dan ini adalah penemuan pertamaku di ruang mesin ini yang sangat membantu"

"Kerja bagus, Haeri! Aku berusaha menghancurkan dinding di ruang mesin ini dan malah membuka portal aneh" puji Kyo Seung sembari menunjuk ke arah dinding koridor kanan.

"Tapi tanpa portal itu, kita tidak bisa bertemu"

"Kenapa kamu yakin sekali bahwa kami adalah Dae Joon dan Kyo Seung yang asli?"

Pertanyaan Dae Joon membuat seisi ruangan terdiam. Kyo Seung hampir lupa bahwa Haeri yang sedang bersamanya saat ini bisa saja adalah Haeri palsu.

"Tenanglah, Dae Joon. Kamu mau bukti seperti apa dulu agar kamu percaya bahwa aku Kim Haeri yang asli?"

"Karena seperti katamu bahwa ruang mesin ini memindai perasaan kita melainkan ingatan kita, maka sebutkan aktivitas apa saja yang kamu lakukan hari ini, aktivitas yang tanpa melibatkan perasaan"

Haeri melirik ke arah lain, ia berusaha mengingat-ingat apa saja yang telah ia lakukan hari ini. "Kalau tidak salah pagi tadi aku makan sereal..."

"Lalu?"

"Lalu..." Haeri mulai berkeringat dingin. "Aku lupa"

"Ya, dia Kim Haeri yang asli" Dae Joon mengangguk-angguk. "Haeri yang asli selalu lupa dengan segala hal jika ditanyakan pertanyaan seperti itu"

Kyo Seung terheran-heran melihat kedua temannya itu. Haeri kembali fokus dengan penemuan yang ia banggakan di ruangan latihan bela diri.

"Dengan benda ini, aku yakin teoriku terbukti benar" lanjut Haeri sembari menepuk-nepuk kabel tebal berwarna merah di bagian dalam dinding tersebut.

"Hipotesis, Haeri. Hipotesis" cetus Dae Joon sembari memerhatikan seisi organ dalam ruang mesin di hadapannya.

"Sama saja" Haeri mengeluarkan gunting dari tas selempangnya. "Berhubung kita semua ada di sini, akan aku potong kabel merah ini agar sistem ruang mesin ini mati lalu kita bisa keluar dari sini"

***