webnovel

Cinta Serumit Rumus (Four love)...

"Aku tidak egois? Jika mencintai mu adalah sebuah kesalahan maka melepaskanmu adalah kebenaran" _Kirana Winata_ "Sahabat atau cinta? Sahabat lebih berharga dari cinta yang hanya memberi sejuta luka.." _Melisa Putri_ "Biar luka menyertai ku,setidaknya aku tau apa balasan mencintai mu..." _Revan Wijaya_ "Mengagumi mu dalam diam adalah cara mencintaimu yang paling dalam.. Entah kau akan kumiliki,atau hanya akan menjadi sebuah mimpi..." _Afian Herlando_

Nurfadila_alfhun07 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
116 Chs

Chapter 105

🍁🍁🍁

Revan terdiam didepan Kirana yang kini tengah menyandarkan setengah badan nya di bantal.

Ia menatap sendu Revan yang kini hanya diam dan tidak berani menatap dirinya.

"Lucu ya Van,gue gak nyangka kalau kita bakalan seakrab ini...."

Deg...

Revan meremas jadi jarinya dengan gelisah,karena takut Kirana akan membenci hadirnya seperti dulu.

"Gue gak nyangka kalau amnesia gue bakalan ngabulin satu keinginan gue... yaitu Di sukai balik ama loe!"lirih Kirana sambil menatap getir kearah Revan.

"Tapi kenapa ya,Tuhan biarin loe cinta sama gue,disaat gue udah mencintai orang lain..."

Deg...

Revan mendongak dan menatap bingung Kirana yang kini tengah menatap nya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Mencintai orang lain,apa orang itu afian Ra?,apa gue terlambat untuk mencintai loe?"Batin Revan sambil menatap Kirana sendu.

Kirana menghela napas berat,dan mengalihkan pandangannya dari Revan yang sedari tadi tidak berbicara sepatah kata pun padanya.

Padahal dirinya mengatakan semua itu penuh dengan kegugupan dan kecanggungan yang luar biasa.

"Oh ya....kk angle mana?bg Kay juga?kok pada gak keliatan,apa mereka gak perduli lagi sama gue!"Celoteh Kirana sambil menatap kearah pintu.

"Oh enggak kok,tadi kk angle turun kebawah buat beli makanan,kalau bg Kay,dia pulang buat istirahat bentar, mereka udah nungguin loe sadar dari dua hari yang lalu..."jelas Revan dengan senyuman getirnya.

"Njir ..gue koma dua hari?"pekik Kirana dan merasa kaget dengan penjelasan Revan barusan.

"Hahah....iya,loe sih...tidurnya kelamaan.."dumel Revan sambil tertawa canggung.

Kirana mendadak diam dan mulai memikirkan satu hal yang membuat kedua alisnya berkerut.

"Kenapa Ra...pengen amnesia lagi loe?,lagi mikir apasih!"pekik Revan sambil melirik bingung perubahan ekspresi Kirana.

"Gak apa apa,kepala gue cuma masih sakit aja..."lirih Kirana sambil tersenyum tipis.

"Owh yaudah rehat aja lagi,bentar lagi bg Kay juga datang kok..dia tadi ngabarin kk angle!"seru Revan dan mulai membantu Kirana untuk berbaring kembali ditempat tidur.

Kirana pun mulai memejamkan kedua matanya dan mengatur napasnya dengan tenang.

Revan tersenyum tipis melihat keadaan Kirana yang kini sudah membaik,baginya menjadi orang pertama yang melihat gadis itu sadar dari koma nya adalah sebuah kebahagiaan yang tak terduga.

"Loe istirahat dulu ya,gue mau turun kebawah nyari kk angle..."lirih Revan dan berjalan perlahan keluar dari ruangan.

Sementara Kirana sudah terlelap dari tidur nya dan tidak tau menau lagi tentang keadaan sekitarnya.

***

Tap ...Tap ...Tap...

Suara deru langkah yang cepat menyusuri lorong ruangan,dan berhenti tepat didepan ruangan tempat Kirana dirawat.

Ceklek...

Pintu itu terbuka lebar dan menampilkan seorang pemuda dengan wajah gusar dan khawatirnya.

Ia menutup perlahan pintu,dan mulai berjalan mendekati brankar Kirana.

ia menatap sekeliling ruangan yang sepi,dan kembali menatap gadis yang kini tengah berbaring lemah disana.

Gadis itu tampak sedikit terusik dengan kehadiran pemuda itu, perlahan ia menggerakkan kelopak matanya yang masih menutup kesana kemari,tanpa berniat untuk membukanya.

"Van...,Bg kay masih belum datang juga ya...Kepala gue masih pusing,loe panggilin dokter ya.."Ucap Kirana tanpa mengetahui siapa orang yang saat ini berdiri didekatnya.

Pemuda itu meletakkan buket bunga yang ia bawa keatas nakas yang ada disamping Kirana,kemudian beranjak perlahan keluar ruangan, meninggalkan Kirana yang masih senantiasa memejamkan kedua matanya.

Pemuda itu berjalan cepat meninggalkan koridor ruangan yang ada dilantai itu dan segera masuk kedalam lift yang ada diujung koridor.

Setelah lift tiba dilantai 1,Ia bergegas turun dan berjalan kearah meja resepsionis.

"Suster...tolong periksa pasien di Ruangan Tulip lantai 6!"Seru pemuda itu sambil mengetuk meja resepsionis beberapa kali.

"Baik mas,saya akan panggilkan dokter untuk segera datang keruangan..."Ucap suster itu dengan sopan.

"Terima kasih sus!"seru pemuda itu dan segera beranjak pergi kearah pintu keluar.

Setelah berada diparkiran,pemuda itu segera masuk kedalam mobil yang ia parkir dihalaman rumah sakit.

saat itu juga Revan dan angle lewat dan berniat masuk kedalam.

Namun langkah Revan terhenti dan membuat angle spontan mengernyit bingung pada nya.

"Kenapa Van?"tanya angle bingung.

"Em...kk duluan aja,ntar gue nyusul..."ucap Revan yang diangguki setuju oleh angle.

Setelah angle masuk kedalam,Revan segera lari kearah parkiran untuk mencegah pemuda itu masuk kedalam mobilnya.

"Afian!!!"teriak Revan sambil berlari cepat kearah pemuda itu yang langsung terdiam saat dipanggil.

Setelah berdiri didepan pemuda itu yang tak lain adalah afian, Revan merasa sedikit canggung dan kesal.

"Congrats ya buat gelar baru loe!"seru Revan sambil tersenyum canggung.

Afian mengangguk cepat dan berniat masuk kedalam mobilnya lagi.

"Loe kesini,mau jenguk Kirana?"tanya Revan ragu ragu padahal ia sudah tau pasti dengan dugaannya itu.

untuk apalagi afian datang kerumah sakit mengenakan pakaian wisudanya,jika bukan untuk melihat keadaan Kirana.

"Hmmm...loe jagain dia ya!"seru afian dan langsung masuk kedalam mobilnya.

"Owh ya loe tau kan kalau Kirana ud--"

Brummm...

Sebelum Revan menyelesaikan kata katanya afian sudah lebih dulu memundurkan mobilnya dan meninggalkan area itu tanpa menoleh sedikit pun kearah Revan.

Melihat itu Revan berdecak kesal dan langsung masuk kedalam rumah sakit untuk melihat keadaan Kirana.

walaupun ia agak sedikit merasa canggung,Ingin menemui Kirana yang barusan bertemu dengan afian setelah ingatannya kembali.

🍁🍁🍁